D A R E - 4

97 48 260
                                    

Seperti biasa, kedatangan Michele beberapa menit sebelum bel masuk, itu adalah tuntunan dari Vino, abang bangsatnya yang menduduki kelas akhir di Lenad High.

Tanpa memperhatikan sekitar, Michele segera menduduki bangkunya tanpa mempedulikan suasana kelas yang tiada tenang-tenangnya.

Fokusnya teralih ketika teman satu bangkunya bernama Vava masih memperhatikan gerak-geriknya. Michele segera mencari tau letak kesalahan selagi meraba seragam putih abu-abunya. "G-gue kenapa? Ada yang salah?"

Vava, gadis pendek itu mengeleng menujukkan petunjuk apa harus dilihatnya di bangku belakang tidak jauh dari bangku arah mereka berada.

Itu adalah Cakra menatapnya selagi menunjukkan gigi kelinci berkawat itu ke arahnya. Benar 'kan? Gigi kelinci mempunyai dua gigi kawat di depan? Nah!

Vava berdecih mengusulkan sesuatu, "Kenapa kalian gak taken aja, huh?!"

"Gue masih perjuangin Michele, Va!" balas Cakra berada tiba-tiba mengambil posisi di antara kedua gadis itu.

Vava menatap jengah, hingga memilih acuh tidak acuh dengan hubungan mereka sementara waktu.

Raka kembali berbasa-basi dengan tampang playboy cap buyung upik dihadapannya saat ini.

"Gue cuma mau bilang stay 'helo'.

Mantan mengatakan--say 'helo'? Modyar, lur!

Pram dan Andre memperhatikan kedua remaja itu bersiul di bangku masing-masing selagi saling berbisik, "Kita gak kelewatan, apa? Yakin rencana, lo?"

Salah satu dari mereka mengangguk tatapan menyerigai penuh kemenangan. "Cakra pasti bisa!"

Sampai bel, apel ke lapangan pun Cakra tidak berhenti mengikuti Michele selagi mensejajarkan posisi.

Michele, yang sedaritadi terdiam itu pun kini menamparnya dengan kalimat sepadam. "Gue risih, Cak!"

Cakra mengelus rambut poni Michele sesat saat berada di lapangan, itu membuat para cewek-cewek diam-diam memperhatikan ke arah dua remaja yang saat ini menjadi sorot perhatian.

Berapa cewek Cakra mulai berkoar, bung!

"Ish. Uwupobhia apa lagi, ini Tuhan!"

"Gue tutup mata! Pura-pura gak lihat."

"Michele, lo cewek ke sekian kali!"

"Michele jadi target selanjutnya?"

"Terlalu suci buat cowok se-play Cakra, man!"

Tidak jarang mereka mengangap Michele, adalah target salah satu diantara para silir seorang playboy cap buyung upik--Cakra Kradiala. Jika hari ini Michele dan Cakra terlihat uwu, kesesokan harinya ... Cakra akan menganti target. Lebih baik mereka menutup mata, daripada memperhatikan kelakukan Cakra terkenal tampang player seantero sekolah.

"Gue gak tau kenapa lo balik ke gue, daripada sekian banyak target," gumam Michele dengan jawaban Cakra ...

"Suka suka gue lah."

Michele menahan isak tangisnya menyembunyikan air mata yang bisa-bisa meluncur tanpa aba-aba. Jika bisa, ia akan membuang lelaki itu ke selat Malaka agar ditemu janda kembang dan menjauh dari
hadapannya.

Gadis itu sulit mengutarkan perasannya membuat orang-orang sekitarnya terkadang melakukan apapun sesuka hati tanpa persetujuan, seperti Cakra saat ini. Ditambah dengan sifat Cakra, yang suka melakukan apapun sesuka hati.

Hubungan mereka sempat terjalin tiga hari, kandas begitu saja ketika Cakra mengatakan kata 'putus' dengan enteng.

"Tiga hari? Pacaran atau paketan, Dek?"

Pertanyaan dari Vino ketika Michele masih mempertanyakan dengan kata 'seumpama'.

Se-tidak-tidaknya persetujuan Vino masih lebih parah ketika tidak di setujui teman lebih dikarenakan mereka akan memblok akses curhat tentang para doi.

***

"Dare CLBK ke Michele, selama berapa hari?" Cakra memungut tiket pesawat penerbangan ke Lombok. Disana tertera kisaran bulan depan tepat liburan sekolah.

Senyum tipis dari Prem merekah. Lelaki dengan style putih itu tersenyum penuh arti ketika awal dari tujuannya akan tercapai.

"Bulan depan, kita udah berangkat. Jadi lo--Cakra, sebelum H tiba, lo harus udah berhasil."

Ini adalah hari pertama Cakra menjalankan dare dari kedua teman biang keroknya selagi dengan pernyataan CLBK, eh mendekati Michele.

Cakra harus membuang kalimat CLBK a.k.a Cinta Lama Bersemi Kembali itu jauh-jauh. Meski dalam artian sesungguhnya jika ia kembali ke Michele adalah CLBK, eh alias kembali ke mantan. Cakra pula lah yang memutuskan terlebih dahulu. Meski ia tidak berbagi cerita ke dua teman biang keroknya. Backstreet itu terjalin dengan baik.

Lamunannya terhenti ketika mendengar nama Michele dari teriakan teman satu kelas mereka dengan lantang mengalahkan adu debat di fetival Agustus'an. Dengan cepat Cakra menanyakan apa yang terjadi.

"Sorry bro! Michele berantem sama Auste adu jambak."

Detik itu juga, Cakra segera menerobos keramain dari banyaknya murid SMA Pantera. Dugaannya benar, Auste adalah pembuat keributan.

Cakra mencengkram pergelangan tangan Auste, sebelum gadis ber-make up tebal itu mendaratkan tamparan di lawan bicaranya--tidak lain Michele. "Lo berhenti, atau--"

"Aku gak suka, cewek ganjen ini dekatin kamu!" narkas Auste belahan melepas cengkaraman Cakra dipergelangan tangannya meski tidak memuai hasil, cengkaram Cakra di pergelangan tangannya membuatnya belahan menjerit kesakitan. "Cak, tangan aku sakit."

Cakra menghempas tangan Auste dengan keras. Perkataan Cakra seketika membuat Auste terdiam.

"Gue mau dekatin dia, kenapa?"

Posisi Michele kini berada di tengah KDRT, membuat gadis itu menatap muak dengan drama yang barusaja berlangsung di hadapannya ini.

"T-tapi aku gak suka kamu dekatin dia!" Auste terang-terangan menunjuk Michele di depan matanya tepat.

Michele segera merapikan kembali rambut panjangnya yang kini menjadi kasar dan berantakan seusai adu jambak dengan gadis ber-make up tebal yang cenderung menarik perhatian Cakra--siapa lagi, kalau bukan Auste?

"Kamu itu pacar aku!"

Michele membelahak ketika ucapan itu secara langsung keluar dari mulut Auste. Ini pertama kalinya, ia mendengar tuntutan itu. Sebelumnya Michele hanya mendengarkan dari gosip yang beredar.

Auste memang tidak mempunyai malu, ia bergelut mesra meski Cakra mengeluarkan kalimat yang terdengar memohok. Jika itu Michele, ia tidak tau menyembunyikan wajahnya dimana.

"Gue akan pernah ngeklaim lo sebagai pacar gue." Cakra menunjukkan raut ekspresi merah padam menahan kekesalan. "Hari ini, gue anggap kita gak ada masalah, kalau lo berhenti gangguin Michele."

Setelah mengatakan itu, Cakra meraih pergelangan tangan Michele, menjauhi gerombolan.

"Gue sama Michele dari mana-mana cantikan gue!" Auste mengeram kesal memperhatikan kedua remaja itu menjauhi keramaian.

***

cantikan authornya dong😪 *auto mual 🙇🙇🙇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cantikan authornya dong😪
*auto mual
🙇🙇🙇

-

Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang