D A R E - 14

72 41 215
                                    

"Kalau gue sama Michele berangkat bareng juga emang 'kenapa?" Cakra bertanya balik mengatur posisinya bersedekap menatap kedua teman biang keroknya yang sedari menatapnya dengan berbagai pertanyaan.

"Saveage! Lo nyolong naik tingkat tanpa sepengetahauan kita!" Rasanya Andre ingin mencakar muka wajah Cakra dengan jari kelingking kuku panjangnya. Bagaimana bisa menjalankan Dare, or Dare tampa sepengetahuannya?

"Kalian tinggal nerima ending. Ngomong-ngomong gue maunya di Prancis. Bukan kota lombok, cih! Kalau di Santiago De Chile, gue sih enggak keberatan."

Andre segera menjitak Cakra yang terbilang pilih-pilih itu, "Bangsat! Lo tinggal nerima tiket, ribet amat kayak cewek!" Dengan tatapan mengarah ke arah Valyn--gadis itu memang ribet.

Pram tertawa dengan kedua temannya itu  segera memutuskan netral. "Kan gue udah bilang. Mau ke sabang sampai merauke pun gue jabani."

Tanpa aba-aba, Cakra bangkit dari kursinya berfokus mengarah ke arah Michele yang kini terlihat termanggu, bosan dengan suasana sekitar.

"Yok!" ajaknya tanpa berbasi-basi mengajak gadis itu keluar dari kelas.

Michele pun mengikutinya tanpa pikir panjang. Hukuman perdana berjemur seperti ikan pindang, itu membuat suasa hatinya tidak dalam kondisi baik.

"Kenapa ajak gue kemari lagi sih, hftttt!?" Gadis itu menghela nafas dalam memperhatikan sekitar, tidak jauh berbeda dengan yang dikunjunginya terakhir kali.

"Kan lo belum jawab pertanyaan gue!" Cakra menjelaskan maksudnya membawa gadis itu kemari. Tidak bagi Michele, tempat ini adalah tempat terburuk. Rasanya ia ingin membuang kenangan itu jauh-jauh tanpa berniat mengingat lagi.

"Apa?"

"Disini lagi. Gue minta kita balikan. Buang kenangan buruk di masa lalu, sekarang kita coba buat kenangan indah bersama'lagi'. Memperbaiki kesalahan di masa lalu."

"Kesempatan kedua harus ada?" Ohya! Hampir lupa, Cakra adalah playboy cap buyung upik. Terlalu mudah mengatakan sesuatu daripada bertindak. 

"Gak perlu ..." Cakra berdem mengantung perkatannya.

Michele segera memotongnya secara spontan, "Boleh-boleh kalau lo maksa."

***

Hari ini adalah hari pertama ujian berakhir sebelum liburan kenaikan kelas. Dengan buciners, kedua remaja yang barusaja jadian--tidak lain dan tidak bukan adalah Cakra Kradiala, seorang player seantero sekolah, telah mengumumkan bahwa ia telah mempunyai kekasih. Tentu hal itu seolah menjadi lampu merah yang berhasil membuat cewek-cewek menjadikan 'Hari Patah Hati'.

Pram dan Andre yang sedari telah keluar dari ruang ujian masing-masing kini menemui Cakra yang kini terlihat sedang mundar-mandir di depan kelas X-F menjadikan kelas A-B yang terpisahkan sesuai dengan nomer urut absensi.

"Pinters banget lo, pada! Ulangan lima menit selesai," celatuk Cakra sedaritadi mengetahui Andre, satu ruagannya dengannya lebih cepat, dari dugaannya.

"Otak gue kan udah bad genius."

Tidak lama Pram mengetahui Michele keluar dari ruangan kelas, itu membuatnya ingin bergegas pergi. Ia tidak mau menganggu couple goals ter-baru di SMA Pamuel. "Yok! Kantin!" ajaknya mengarah ke Andre.

Cakra tidak merasakan gelagat kedua temannya itu pun berada di antara keduanya dengan tangan yang bergelantung di leher Andre maupun Pram.

"Brooo! Cewek lo udah nunggu," tegur Pram melepas cekatan tangan Cakra dengan bola mata menunjuk keberadaan Michele.

Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang