D A R E - 5

92 49 248
                                    

Cakra mengandeng tangan Michele menjauhi keramaian menenangkan gadis itu dibawah pohon rindang. Meski tiada obrolan yang dimulai dari salah satu kedua remaja itu.

"Chele, lo gapapa, 'kan?"

Pertanyaan sama kembali terulang kembali.

Michele memilih tidak menjawab dari lawan bicaranya itu merapikan tatanan rambut kusutnya dikarenakan adegan jambak-menjambak versi wanita tidak sengaja berlangsung.

Auste datang dari belakang Michele dengan tuntutan agar tidak mendekati Cakra lalu tidak segan-segan menarik rambutnya.

"Berapa cewek yang mau bully gue lagi, lagi?" sengat Michele mendongak ke arah Cakra yang berjongkok dihadapannya.

Lelaki itu tanpa aba-aba mengelus rambutnya selagi meratakan rambut Michele. "Gue bakal ngelindungin elo."

"Bulshit, Cak!"

Kenapa detak jantung Michele beritme lebih cepat? Gadis itu mengalihkan tangan Cakra dari tantanan rambutnya, ia tidak mau detak jantungnya tiba-tiba copot.

"Lebih baik, kita kembali asing, gimana?" tanya Michele. "Gue mau detak jantung gue tetap normal," lanjut perkataannya terdiam dalam hati.

"G-gue gak mau!" bantah Cakra menolak argumen gadis itu. "Dan lo gak bisa ngejahun gue lagi."

Itulah Cakra bertindak semaunya. Tidak meperdulikan perasaan gadis itu yang berusaha menutupinya terlihat baik-baik saja.

"Kenapa lo suka bertindak semau lo sih, Cak!?"

"Hari ini, lo bisa nolak, tapi suatu saat gaada kata penolakan," decih Raka enteng bersila manis sejajar dengan posisi Michele.

Lelaki itu belahan memperhatikan Michele dari posisinya. "Cantik!" Hingga satu gumaman itu muncul dari bibirnya tampa kata sengaja.

"Cantik. Ingin rasa hati berbisik ..."

Cakra memplesetkannya dengan nyanyian selagi menginterupsi kecangungan. Jika tidak karena sebuah permainan konyol, maukah Cakra mengembalikan waktu yang telah usai bersama Michele?

Dalam hati Michele, gadis itu ingin berteriak, "Kenapa lo suka permainkan perasaan gue, bangsat?!" Apa ada, bagi orang yang tidak bisa menunjukan apa yang dirasa.

***

Kedua remaja itu menjadi bahan topik pembicaraan para netizen SMA Pamuel. Dimulai dari insiden pertengkaran Michele dan Auste dan Cakra yang terang-terangan membelah Michele dengan lantang.

Pertama kalinya, Cakra membelah terang-terangan seorang gadis meski tidak dipungkiri berapa banyak silir yang terang-terangan mendekatinya.

Sedikit beralih ke saat ini, rupanya kedua remaja yang menjadi topik pembicaraan itu kini dengan tenangnya berada di salah satu sudut kantin, seolah memamerkan kedekatan mereka. Tidak lain, tidak bukan, pastilah ulah Cakra.

"Bau-bau Peje!" Andre mengendus hidungnya mencium bau lezat. Peje, alias pajak jadian. Jadian, ada pajak, kalau putus, pakek pajak juga, gak?

"Pajak Jejek, mau?!" Cakra memelotot tajam menyodorkan jus lemon milik Michele belum tersentuh.

"Minuman gue!" Si pemilik tidak sengaja terbatuk. Cakra kembali menyodorkan minuman itu kembali.

"Minum!"

Batuknya mereda memperhatikan ketiga lelaki--Cakra, Andre dan Pram dengan tatapan tidak menyukai kedatangan mereka diam-diam.

"Sorry nih, gue ganggu kencan kalian, 'kan?" Pram menduganya sambil melipat tanganya, "Saranghe," kepada dua remaja yang saat ini mereka duga kencan.

Pram dan Andre kembali ke tempat mereka masing-masing sebelum mengancungakan jmepol ke arah Cakra dengan bahasa isyarat.

Kedatangan mereka tidak sengaja kemari, Cakra-lah memberitaukan melalui pesan teks, menjukkan permainannya berjalan sempurna.

"Habisin! Gue mau pergi!"

"Kemana?" Cakra bertaya balik mendongak ke arah Michele yang berdiri dari tempat duduknya.

"Gue gak mau di jadiin bahan gosip."

Cakra meraih pergelangan tangan Michele lalu menyatuhkan jemari mereka mengengam tangan mungil gadis itu.  pergelangan tangannya erat. "Chele, mau gak, kalau kita kembali dari awal?"

***

udah^ gt aja😭😂 infoin klo sekolahnya aku ganti wkwk biar sama kek toko sebelah👉👈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

udah^
gt aja😭😂
infoin klo sekolahnya
aku ganti wkwk
biar sama kek toko sebelah
👉👈

Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang