D A R E - 9

56 24 108
                                    

Michele menghibas lembaran formulir camping yang akan di sekolah kisaran satu minggu lagi. 

Gadis itu terlihat bahagia, dikarenakan hari itulah yang ditunggunya di hari sebelumnya.

"By, lo kenapa? Kelihatan ceria. Seceria duniaku."

Sampai pulang sekolah pun, ekspresi Michele masih menunjukkan ekspresi bahagia. Berbeda dengan Cakra, yang kini telah kusut dikarenakan nilainya terpampang telur asin.

"Gue seneng besok kita camping!" teriak Michele. 

Cakra mengandeng gadis itu keluar dari kelas dikarenakan para murid telah meninggalkan area sekolah.

Hubungan Cakra dan Michele, mungkin terbilang privasi a.k.a blackstreet. Mungkin, orang-orang disekitar yang tidak sengaja keuletan Cakra menggoda Michele, tidak mempermasalahkan hal itu. So, predikat Cakra playboy sudah diangap biasa berganti target.

Tidak bagi Michele, gadis polos itu membuat Cakra ingin melindunginya dengan alasan backstreet yang digunakan. Ia tidak mau gadisnya, Michele--saat itu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Kita foto bareng! Kalau perlu nonton sunset bareng. Asyik, ga tuh?" celatuk Michel. Berkhayal betapa indahnya hari itu. "Heem ... apa lagi yaaa?"

"Iya-iya. Semuanya aku kabulin deh." Cakra mengancungkan jempol.

"Kan kamu bukan Tuhan ...," cengir Michele berfikir sejenak.

"Maksudnya, aku turutin semua deh." Cakra mengaruk kepalanya yang tidak gatal, meralat perkataannya. "Kita harus foto, buat surat nikah?"

Seperti perkataan yang tidak sengaja mereka bicarakan, Cakra mengaturnya kembali, meski hari ini hubungan mereka telah berubah status.

"Pose di sini, Chele. Sunsetnya disini lebih bagus," tegur Cakra mengandeng gadis itu menempatkan posisi terbaik.

Sang fotografer menghela nafas menahan penyakit uwuphobia, yang tiba-tiba datang menyerang.

"Nasib jomblo. Gue doain mereka ended." Andre bercelatuk--Tidak lain fotografer dadakan itu tetap bertaut dengan objek foto.

Ckrek. 

Pose Michele terlihat jaga jarak berpaut pada posisinya itu membuat Andre, selaku fotogragfer dadakan itu mengatur."Social distanding. Kalau putus bisa di crop," komentarnya cekikian.

*** 

Pram menepuk pundak Cakra sebelum menyusul lelaki itu menyusul langkah Michele, yang terlebih dahulu memasuki bis.

Dua hari satu malam, dirasa cukup untuk melakukan camping, alias outing class. Malam ini mereka diperbolehkan kembali ke SMA Pamuel sesuai dengan schedule awal.

"Cakra pasti bisaa ...!"

Lantunan lirik lagu itu Andre nyanyikan dengan semangat 45. Tangannya mengepal ke atas dengan tali bandana melintas di kening lelaki itu. Lengkap sudah seperti para pejuang para palahwan, alias pahlawan ke siangan.

"Pepet terus, jangan sampek kendor." Lagi-lagi Andre berujar dengan mulut asal ceplosnya itu

"Kalao bukan karena lo pada, gue mau dekatin Michele!" Cakra menghela nafas memutar bola malas. "Secara ... kasihan dong, para cewek du luaran yang nungguin gue."

"Pengen tak hi."

Tentunya perkataan Cakra itu membuat kedua teman biang keroknya ini menjadi landak. Raut ekpresi mereka seketika berubah menjadi landak bercula dua yang siap-siap mencengkramnya. Itu dalam pemikiran Cakra.

Selanjutnya, ia tertawa memperlihatkan ekspresi kedua teman biang keroknya itu tanpa dosa.

Sedari Pram terdiam kini mengeluarkan pernyataan yang dapat mengubah ekspresi lawan bicarannya.

Daripada Andre dan Cakra, Pam-lah paling pediam diantara mereka. Dengan kelebihan menonjol; suka berfoya-foya dan mengamburkan uang. Itulah Pram.

"Yakin gak lo dekatin dia cuma buat dare dari kita?" narkas Pram dengan serigai kecil. Terdengar datar namun mempunyai penuh arti.

Disana, Michele memperhatikan slide foto. Dimana berapa banyak foto yang mereka sengaja dan tidak sengaja ambil.

Ponsel Cakra masih berada digengamannya selagi mengirimkan foto melalui bluetooth. Dilihatnya kanan-kiri, lelaki yang sedaritadi bersamanya itu belum ditemukan batang hidung. Padahal, langkahnya kemari diikuti olehnya.

Sedikit beranjak dari tempat duduk, dilihatnya dari pintu masuk disana ada Cakra dan kedua temannya, Michele pun kembali dimana tempat duduknya.

Bodohnya Michele, sampai hari ini ia membuat sebuah perjanjian sewaktu. Berharap semua akan berjalan baik-baik saja. Namun pada akhirnya, hari itu tiba, hanya saja hubungan mereka berbeda.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang