D A R E - 3

90 48 261
                                    

Pram mengebas kertas persegi panjang berusaha menarik perhatian kedua temannya yang saat ini memainkan play station di kediaman rumah Andre.

Pram, memang paling royal dari Andre maupun Cakra. Kedua teman biang keroknya itu terkadang merasa geli sendiri dengan kegiatannya yang suka menghambur hamburkan uang.

Kali ini, Pram menghamburkan tiket. Karena tidak ada yang meresponnya, Pram menempelkan kertas persegi panjang--tidak lain tiketnya itu di atas kening satu per satu temannya.

"Annoying, lu bangsat!"

Jika dibiarkan, Cakra akan merobek tiket pesawat yang dibelinya jauh-jauh hari itu. Pram segera menjitaknya selagi bercelatuh, "Tiket honeymoon gue, awas lo rusak! Lo tau berapa harga nyokap bokap gue beli itu?"

"Engga!" balas Andre dan Pram bersamaan.

"Ha? Tiket honeymoon? Emang lo mau bulan madu sama sape?" Andre menjeda permain play station sejenak meraih lembaran kertas milik Cakra, berhamburan.

Begitu juga Cakra dan Andre terbelahak dengan tujuan mereka pergi. Disertai dengan nama mereka masing-masing.

Boarding Pass
To: Chili

"Mata gue gak selewer, 'kan?"

Cakra segera mengambil piring kecil berisi lombok dan boncabe di dekat goreng tahu isi, miliknya. "Nih, lombok. Gue petes ke mulut kalian."

"Kita bertiga kan rencana kuliah ke lombok. Bokap gue kasih kesempatan buat liburan di lombok terlebih dahulu, sekaligus nonton pertandingan piala dunia," jelas Pram memberikan tiket satu pet satu kepada Andre dan Cakra.

Mendengar tawaran itu, Andre bersorak bahagia. Itu adalah impian mereka sejak membangun persahabatan.

"Eits! Jangan seneng dulu." Prem menarik kedua tiket yang telah diberikan kepada mereka selagi mempunyai maksud dan tujuan tersendiri.

"Apa lagi sih, Bambank?!" Cakra mengeram kesal megulurkan lombok jika lawan bicarannya itu terbelit-beli.

"Gue suka kalau lo antusias, Cak." Prem tertawa renyah. Tidak lain, tidak bukan tujuannya mengarah ke Cakra.

"Lo gak ada maksud apapun ke gue, 'kan?"

Disini keadaan mendadak hening. Prem, tetap berbicara dengan mulut datar mulus ala semen tiga roda, hinga acuh tidak acuh salah satu dari mereka menahan umpatan.

"Ini tiket honeymon, buat liburan bulan depan. Tapi, terpaksa gue simpen kalau kalo Cakra gagal 'dare or dare' CLBK ke Michele."

"Sial! Gue gak mau main perasaan anak orang!" bantah Cakra beseru lantang.

Dua orang yang saat ini bersamanya itu pun spontan mendongak ke arahnya. Tidak lain Andre, dan Prem saling melemparkan tatapan sesegera mungkin menetralisir keadaan.

"Apa kabar, berapa cewek yang Cakra buat baper, lalu ditingalin tanpa say goodbyes, man?" celatuk Andre mengambil situasi keadaan mengimindasi. Tiada respon, Andre kembali bercelatuk, "Yaudah lah, man. Lo ambil aja. Lo gak pingin honeymoon bareng kita?"

"Gak!" Cakra sedikit waras, meski dengan tampang playboy. Ia masih mempunyai hati nurani untuk tidak mempermainkan hati wanita. Tetapi jika dipikir lagi, benar juga kata Andre.

Berapa banyak dosa yang ditangungnya?

"Kali ini, Cakra gak seru, ah!"

"Tapi kalau lo berani, nerima itu. Lo gak akan modal playboy doang buat digedein, tapi honeymoon bareng juga kita." Andre berusaha membujuk Cakra selagi lelaki itu masih dapat berubah pikiran. "Di sana kita bagi-bagi kenalan para bule, kebagaian jatah deh!"

Jitakan kasar dari Cakra hampir saja membuat kepala Andre berputar-putar karena tenaga Cakra saat ini dalam mode tenaga baterai seratus persen.

"Holiday, beb. Holidey! Mana mau gue honeymoon, bulan mau sama kalian. Gue masih normal!" Dengan gerakan cepat, Cakra menutup mulut kedua temanya itu dengan lombok berukuran paling jumbo.

"Anonying! Among us lo, Cak!"

Cakra terkekeh penuh kemenangan selagi mengajuhkan pertanyaan, "Gue harus fiks dare, CLBK dekatin Michele, selama berapa hari?"

***

Michele memainkan gantungan kunci berbentuk frozen. Gantungan yang sengaja tidak pernah digunakannya. Kini hanya sebatas kenangan. Memang benar, kenangan itu tetap ada, meski orang yang memberikan telah hilang di telan bumi sekalipun.

Baru kisaran dua minggu, hubungannya dengan Cakra berakhir. Dua minggu pula, Michele berusaha keras melupakan sosok setan alas itu. Rupanya umpatan kasar lainnya, mulai saat ini akan menjadi 'setan alas'. Bagaimana tidak dibilang setan alas, coba? Wong kelakuanne koyok demit. (orang kelakuannya seperti demit).

Michele selalu berpikir, mungkin hubungan mereka dahulu--hanya dirinya yang terlebih mengharapkan lelaki itu.

Dahulu? Ia juga tidak mengerti apa hubungan yang dijalin keduanya saat mereka belum seasing saat ini.

Michele yang selalu menjaga tembok dinding pertahanan hatinya, ketika lelaki itu kembali dekat di tengah hubungan mereka yang kini telah berakhir--meski dalam artian sepihak.

"Bang! Kalo ada cowok pernah dekatin kita, terus dia tiba-tiba ... hekm datang lagi, itu kenapa?"

Dengan tampang polos Michele mempertanyakan hal itu. Siapapun terlebih mendengar curhatannya gadis itu akan akan bersikap sedemikian rupa.

"Brengsek!"

Itu lah jawaban yang pas.

Vino, kakaknya itu lebih mengerti apa lagi tentang sekaumnya. Apa namanya jika seorang lelaki hanya datang sebagai persingahan lalu pergi seenaknya?

Dari sini, Vino mengerti. Seharusnya para cewek memberikan kopi bukan hati. Agar tidak terjun terlalu lama.

Michele memikirkan kata-kata Vino. Belakangan ini, Cakra juga bertindak tidak seperti biasa. Itu membuat otaknya tidak habis pikir. Otak dan hatinya tidak sedang berjalan seirama.

"Cak, kalo lo cuma singah, buruan pergi ya!"

Lelaki itu dihadapannya itu mengeleng, "Seberapa lama gue disini. Perasan gue gak akan berpindah secepat itu."

"Bodoh! Gue bodoh!" Michele memukul spring bed merasa kesal karena percaya dengan perkataan Cakra. Seharusnya Michele sadar, lelaki playboy sangat bergampang ganti-ganti silir.

Terbukti dari berakhir hubungan mereka, Cakra memamerkan keuwuan dengan cewek genit yang selalu menempelinya.

Ralat-ralat, hubungan Cakra dan Michele hanya sebatas angin lalu, selama backstreeet, sikap Cakra berganti-ganti cewek, Michele bukanlah salah satunya.

***

masa lalu, hanyalah masa lalu🎶 maju mundurnya dibedain ya:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masa lalu, hanyalah masa lalu🎶
maju mundurnya dibedain ya:v

-

Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang