D A R E - 20

15 4 3
                                    

"Hap! Hap! Tangkap!"

Michele berseru menangkap squishy berbentuk owl yang telah berada di pojok sedari menarik perhatiannya dimana squishy lain bergerombol menutup teman lainnya agar tidak terkena jepitan.

Empat jepitan squish dan boneka mini beraneka motif, Michele dapatkan cuma-cuma mengenakan beberapa koin di permainan capit boneka.

Ya. Gadis itu menghabiskan waktunya di toko mainan--salah satu tempat yang dikunjungi Mall pusat kota ini. Tidak hanya itu, bahkan Michele telah memperhatikan aksesoris yang dijual dengan harga diskon, membuat daya tarik tersendiri baginya.

Tidak berlaku bagi Michele, karena sedari tadi gadis itu hanya memperlihatkannya tanpa berniat membelinya. Ia hanya butuh mencari udara segar setelah melepas penat. Toh. Daripada mengerutu karena Cakra meninggalkannya tiba-tiba.

Tanpa disadari, lelaki yang tidak sengaja ia bicarakan itu menghubunginya berulang kali. Namanya tertera di layar pop-up berkedip berulang kali.

Michele pun segera mengeser tombol hijau mengapit ponselnya dengan pundakm Dengan fokus yang bertaut pada mesin capit tersebut.

"Gue di Mangaton Center Plaza," ujar Michele di sambungan telepon, setelah lawan bicara di sambungan telepon itu menanyatakan tujuan.

Setelah tiada yang mereka bicarakan, gadis itu berteriak dengan lantang. Hingga Cakra--yang masih tersambung sambungan telepon itu menjauhkan volume ponselnya dari jangkauannya.

"Chele! Chele! Tes ...! Satu. Dua."

Michele segera memutuskan panggilan. Ia berhasil mendapat squishy incarannya. 

***

Cakra masih menunggu gadis itu keluar dari mall. Memainkan klason mobilnya bosan. Hingga gadis yang sedari ditunggunya itu menuju ke arahnya.

Tiada obrolan yang mereka bicarakan. Begitu juga si pengemudi segera memgambi alih keluar dari area mall.

"Chele ...?" alih-alih Cakra memanggil tetap berfokus pada jalanan yang di laluinya.

Lawan bicaranya itu tidak menoleh sedikitpun.  Hanya merespon berdeham singkat.

Berulang kali, Cakra melakukan hal sama. Akhirnya pun membalasnya dengan kalimat panjang, sesuai dengan kemauan lelaki itu.

"Apa sih? Gue lagi bad mood," tekan Michele spontan. Yang mendadakan gadis itu tidak ingin diganggu.

Cakra yang tidak terlalu memahami kode cewek itu pun dengan entengnya berani-beraninya melanjutkan pembicaraan.

"Gue mau ngomongin sama elo."

"Apa?" Michele bertanya.

Hening.

Cakra masih terdiam. Ia masih menyusun kalimat agar di pahami. Tidak dengan Michele yang sedari menunggu lawan bicaranya berujar.

"Mau ngomongin apa?" celah Michele tidak sabaran.

"Bentar, gue masih mikir."

"Emang lo bisa mikir?" Michele menaikan alis menyindir Cakra yang masih berfokus pada kemecetan.

"Bisanya mikiri lo, Chele," goda Cakra terkekeh renyah.

"Kenapa harus gue? Padahal cewek lo bukan cuma gue," balas Michele telak.

"Oh jadi lo cemburu?"

Lupakan! Lupakan!

Michele kembali terdiam tidak merespon apa yang lawan bicaranya itu katakan. Disaat itu Cakra melanjutkan pembicaraannya setelah beberapa menit berfikir.

Dare, or dareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang