[ 02 ] Raja dan Ratu Terdahulu

1.4K 177 16
                                    

Kini aku telah berada di atas kapal, menatap kagum sekelilingku. Kapal ini sungguh mewah, lebih mewah dari kapal-kapal mewah milik ayahku. Saking kagumnya aku tidak menyadari seseorang melepaskan kunciran rambutku dan mengeringkan rambutku lembut dengan handuk.

Aku tersadar ketika orang yang mengeringkan rambutku itu berdeham pelan. Seketika aku merasa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ini....

terlalu dekat.

"Aku bisa melakukannya sendiri, Ed." Aku memegang handuk yang berada di kepalaku, namun Edmund menyingkirkan tanganku dan kembali mengeringkan rambutku.

"Biarkan aku saja."

Aku ber oh pelan dan membiarkannya. Setelah dirasanya kering, dia pun meletakkan handuk itu padaku seperti memakaikan sebuah jaket. "Sekarang keringkan dirimu, jangan sampai flu." Ucapnya sambil berjalan ke arah Lucy yang sedang bersama seorang lelaki.

Aku hanya bisa menatapnya pergi menjauh dan terkejut mendengar suara teriakan. Terlebih lagi seekor tikus berguling mendekati kakiku. Aku menutup mulutku dan merasa sangat bersalah mengingat sebelum kemari aku mengutuk seseorang menjadi seekor tikus.

"Oh no, Eustace. Sungguh maafkan aku. Aku tak tau aku begitu hebat mengutuki orang." Ucapku sambil membawa tikus yang ku kira adalah Eustace di tanganku.

"Namaku Reepicheep, Nona."

Seketika aku terdiam.

Tikus ini berbicara?

"Reepicheep!" Panggil Lucy yang kini berada di sampingku dengan handuk yang menyelimutinya.

"Yang mulia." Tikus itu membungkuk memberi hormat pada Lucy.

"Hallo, Reep. Sungguh sebuah kehormatan." Ucap Edmund yang berada di samping Lucy.

Aku menatap bingung Lucy dan Edmund, dan juga tikus yang awalnya berada di tanganku telah turun ke bawah dan berjalan mundur di antara kaki awak-awak kapal.

"Kehormatan bagi kita semua, Yang Mulia." Tikus itu sedikit menoleh ke belakang. "Sebelumnya, apa yang harus kita lakukan dengan penyeludup histeris itu?"

"Pftt." Aku menahan tawaku ketika melihat Eustace berteriak kaget mendengar tikus yang bernama Reepicheep itu berbicara.

"Sebenarnya aku berusaha supaya dia tidak secerewet itu." Ucap lelaki yang berada di samping Edmund itu sambil menoleh pada Reepicheep. Jika aku tidak salah ingat, Lucy memanggilnya Caspian saat kami masih berada di hamparan laut.

"Jika situasinya tidak seperti ini, Yang Mulia, akan ku pastikan bahwa aku tidak akan bicara seperti itu." Ucap Reepicheep.

Lagi-lagi kebingungan melanda diriku dan juga lagi-lagi aku menahan tawa melihat tingkah Eustace.

"Aku tak tahu tipuan macan apa ini. Aku mau bangun sekarang!" Teriaknya.

"Mungkin kita bisa melemparnya kembali ke laut?" Tanya Reepicheep yang sukses membuatku melepaskan tawa.

"Herminia." Tegur Lucy padaku yang membuat aku menggaruk tengkukku yang tak gatal. Lucy tidak hanya menegurku, dia juga menegur Edmund yang terlihat sangat setuju dengan ide Reepicheep.

"Aku berhak tahu di mana diriku sekarang!" Teriak Eustace di antara empat awak kapal yang tertawa melihat tingkahnya.

Seorang-- emm seekor? Aa lupakan, sebut saja dia manusia berkepala banteng berjalan ke arah Eustace. "Kau berada di Dawn Treader. Kapal terhebat dalam angkatan laut Narnia."

Seketika Eustace jatuh pingsan.

Caspian pun menghampiri mereka. Manusai berkepala banteng itu menoleh ke arah Caspian. "Apa aku salah bicara?" Tanyanya.

Explore Your Heart【Edmund Pevensie】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang