Kini kami berhenti di sebuah pulau. Kata Caspian, kita akan bermalam di pulau ini dan akan memeriksanya saat pagi hari.
Aku meletakkan sebuah tikar di tanah dan berbaring di atasnya. Aku memejamkan mataku, mencoba untuk tidur. Tapi tak bisa, padahal semua orang sudah terlelap. Apalagi Lucy yang berada di sampingku ini.
Aku rasa aku hanya terlalu antusias karena tidur di bawah langit malam yang penuh dengan kerlap-kerlip bintang yang indah. Apalagi mengingat aku ke sini dengan kapal selama berhari-hari.
Tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar di pinggangku. Aku menoleh, mendapati Edmund di sebelahku. Yaa aku tidur di antara Edmund dan Lucy. Dengan segera aku membalikkan badanku, menghadap dirinya. Aku menepuk pelan pipinya, membangunkannya agar dia bergeser ke tempatnya semula. Tapi aku malah mendapatkan sebuah pelukan yang erat darinya, membuatku mau tidak mau harus diam, mengontrol jantungku yang mulai bertingkah.
***
Edmund POV
Yang benar saja? Dia belum tidur.
Aku mengira dia sudah terlelap, maka dari itu aku mencoba memeluknya dari belakang.
Siapa sangka dia malah berbalik menghadapku. Untung saja mataku terpejam. Kalau tidak, entah apa yang harus aku katakan padanya.
Dia mencoba membangunkan aku, tapi aku tak mau bangun. Aku malah memeluknya dengan erat dan menenggelamkan kepalaku di pundaknya.
Nyaman. Aku sangat suka. Tapi aku benci melihatnya saat bersama dengan lelaki lain. Hatiku rasanya menciut melihat hal itu.
Aku bisa merasakan detak jantungnya yang tak beraturan. Itu menular padaku. Membuat aku tak bisa menyembunyikan senyum.
***
Cahaya mentari pagi dengan lembut menyinari bumi. Aku mengerjapkan mataku perlahan, membiarkan cahaya masuk ke mataku. Ketika mataku terbuka dengan sempurna, aku mendapati aku berada di pelukan Edmund.
Aku dengan pelan melepaskan tangan Edmund yang berada di pinggangku. Bukannya lepas malah makin nempel.
"Edmund-- Oh, sorry."
Aku mendongakkan kepalaku dan melihat Caspian yang terlihat tersenyum melihat ke arahku. Sontak aku langsung beranjak bangun tanpa memedulikan Edmund yang meringis kesakitan karena kepalanya terbentur batu.
"Arggg tidak bisakah kau membangunkanku dengan lembut?" Edmund berdiri, mengelus kepalanya yang sakit itu. "Herminia? Kau sakit?" Edmund meletakkan telapak tangannya pada dahiku. "Hangat sekali. Kau demam?"
Aku menggeleng dan memberi kode pada Edmund, karena Caspian sedari tadi memperhatikan kami. Aku melihat ke sekitar, berharap Lucy tidak melihat kejadian ini. Jika tidak aku akan digodanya habis---
"Di mana Lucy? Dan ini jejak kaki?" Aku meletakkan kakiku pada jejak kaki raksasa. Dengan kasar aku menelan salivaku. "Lucy tidak di culik, kan?"
"Aku khawatirnya begitu." Ucap Caspian.
"Kita harus mencari Lucy." Edmund bergegas pergi, di susul Caspian. Sedangkan aku membangunkan para awak kapal yang kini sudah terbangun dan ikut bersama mereka mencari Lucy.
Hanya satu lagi yang belum bangun.
"Hah, orang ini tidur seperti babi." Aku menggeleng kepalaku dengan tangan berkacak di pinggang melihat Eustace tidur dengan posisi tengkurap dengan dengkuran yang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Explore Your Heart【Edmund Pevensie】
FantasiaHerminia Geraldine, gadis yang bercita-cita menjadi seorang penjelajah lautan hebat namun dia harus memendam cita-citanya karena di tentang oleh sang ayah yang merupakan kapten kapal terkenal di Inggris. Hingga dia tidak sengaja bertemu dengan sahab...