09 Ω Kekacauan

13.7K 342 6
                                    

"Nyonya, Nona Angel sudah datang." Pelayan Maggie memberitahu.

Angel memasuki ruang tamu dengan langkah anggun. Senyum menawan mengembang di kedua sudutnya.

"Bu, Angel dengar kalau Ibu suka teh jasmin. Ini Angel bawakan."

Maggie cuma tersenyum simpul. "Angel, sini duduk dulu."

Dengan patuh Angel menghempaskan bokongnya di sofa panjang sebelah Maggie. Meletakkan barang bawaan ke meja tersebut.

"Bagaimana hubungan kamu dan Lucas? Masih baik-baik saja?" tanya Maggie tanpa basa-basi.

"Awalnya baik-baik saja, Bu. Tapi sekarang ...." Angel mengadu. Matanya berkaca-kaca setelah menangkap kembali ingatan tempo hari.

🍍

Marie memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya yang telah berkhianat dan hancur ini. Pikiran Marie kacau, memikirkan semua yang telah terjadi.

Hanya isakan yang berhasil keluar dari mulut Marie. Setelah Marie sadar dirinya masih hidup, entah apa lagi yang bisa dia lakukan. Keperawanannya telah direbut secara paksa.

Lucas masuk ke kamar Marie ketika mendengar wanitanya sudah siuman. Di sana dia memperhatikan Marie yang tengah melamun memandang keluar jendela.

"Marie, kau baik-baik saja?" tanya Lucas mendekat.

Marie mengalihkan tatapannya. Mulut Marie masih terkatup rapat. Suara Lucas mampu membuat gadis itu bergedik mengerikan.

"Kau kenapa? Apa ada yang sakit?" Lucas meraih tangan Marie lalu dikecup.

Marie lekas menariknya dari Lucas. Sudah cukup merasa dirinya kotor. Lucas mengerutkan kening. Aneh. Baru pertama kali Marie seperti ini padanya.

"Tolong jangan diamkan aku Marie," pinta Lucas, mengembuskan napas frustrasi.

Air mata Marie berdesak keluar dari pelupuk. Lucas memegang pinggul Marie untuk mendekat.

"Pergi!" teriak Marie, memberontak.

"Ssst! Sudah, Marie. Jangan menangis lagi."

Lucas berusaha menahan kepala Marie ke dada bidangnya. Tangisan Marie semakin pecah. Meronta-ronta di pelukan Lucas.

Marie tentu saja tak rela tangan Lucas menyentuhnya. Dia pun menggigitnya agar terlepas dari dekapan lelaki yang amat tega merampas sesuatu paling berharganya.

"Jangan sentuh aku!!!" pekik Marie.

"Marie," lirih Lucas langsung menangkup dagu Marie, kemudian mencumbunya.

Bayangan akan malam itu terulang lagi di depan mata. Buliran bening kian membanjir di pipi Marie.

Akal sehat Marie sontak memintanya menolak ciuman Lucas dengan memukul dada pria satu ini.

Di sela-sela itu, sebuah panggilan menganggu interaksi Lucas. Dia terpaksa menjauh dari bibir Marie yang membengkak. Dijawab sambungan tersebut tanpa mengalihkan tatapannya dari Marie.

"Aku akan pulang," balas Lucas.

Ucapan Lucas membuat Marie menghela napas lega. Pria itu akan pergi. Untuk sementara ini, Marie tidak mau melihat wajah Lucas.

Lucas memejamkan mata sejenak, sebelum kakinya beranjak menjauh dari jangkauan.

🍍

Plak!

Maggie mendaratkan sebuah tamparan di pipi kanan Lucas.

Filthy Side of Mr. White (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang