11 Ω Terpesona? Tidak Mungkin!

11.3K 318 7
                                    

Seorang wanita meniup kedua telapak tangan untuk memberikan kehangatan pada dirinya. Sesekali juga dia meneguk minuman teh hangat yang telah dipesannya.

"Kenapa belum datang, ck!" gumam wanita itu melihat alorji di pergelangan tangannya.

Mendadak seorang menutup kedua matanya. "Happy birthday, Linda."

Linda menepiskan tangan laki-laki itu, terdiam sejenak melihat mini cake yang berada di kepalan mata.

"Tiup lilinnya, Lin. Jangan dilihat saja," pinta Bobby.

Linda mengepal tangan. "Singkirkan kuenya. Aku mengajakmu ketemuan bukan karena ulang tahunku."

Raut wajah Bobby berubah masam, diletakkannya kue tersebut ke meja. Kemudian beralih duduk ke seberang kursi Linda.

"Terus, kau ajak aku buat apa?" tanya Bobby.

Linda merogoh tas bawaanya dan mengulurkan sebuah amplop kecil, berwarna cokelat yang tebal di hadapan Bobby.

"Ambil uang ini dan pergi dari sini. Jangan mengangguku lagi," ujar Linda.

Bobby menggenggam tangan Linda. "Kenapa kau tidak bisa memberiku satu kesempatan lagi? Atau ibumu yang mengusirku?"

"Ini keinginanku, Bobby." Linda menarik diri.

Linda tak bisa terus menerus seperti ini. Ibunya sudah tidak menyukai dirinya yang hamil di luar nikah. Dia tidak ingin membuat Maggie makin membencinya.

"Apa kau memikirkan Jenny membutuhkan seorang Ayah?" tanya Bobby.

Bagaimana mungkin Linda tidak tahu betapa Jenny menginginkan seorang Ayah di sisinya? Hanya saja wanita itu berpura-pura diam.

"Pergilah," usir Linda lalu bangkit dari kursi bersedia pergi.

Bobby segera memeluk Linda tanpa memeduli banyak pasang mata menatap keduanya di keramaian kafe tersebut.

"Lepaskan Bobby!"

"Tidak sampai kau membatalkan niatmu," tegas Bobby.

🍍

"Aku mau kembali bekerja," tukas Marie beberapa saat setelah pria itu memintanya ke kamar sebelah.

Tangan Lucas yang awalnya menari di atas keyboard laptopnya mendadak terhenti.

"Tidak mungkin," jawab Lucas tajam.

"Lucas! Kau mau mengurungku sampai kapan? Aku bukan bonekamu, kau tak ada hak!"

Dada Marie kembang kempis setelah meluapkan seluruh emosinya yang telah dia pendam akhir-akhir ini.

Lucas memutar kursi rodanya menghadap ke Marie. "Oh ya? Kau tidak lupa kan kalau kita sudah bercinta?"

"You bastard!"

"Sebutlah apa itu, gimana pun juga aku tak akan izin kau kembali bekerja. Kecuali ...." Bibir kanan Lucas tertarik ke atas.

"Apa?"

"Bekerja sebagai istriku," lanjut Lucas dengan tawa lebar.

Marie memutat bola mata. "In your dream!"

Perkataan itu membuat Lucas seolah tertatang. Dia bangun dari kursi roda menuju Marie.

Filthy Side of Mr. White (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang