05 Ω Terangsang

26.4K 479 15
                                    

Hai, hai, hai!

Sebelum Mochi mulai masuk ke inti ceritanya.

Mochi ucapkan kepada seluruh pembaca Selamat Hari Natal ya say 🥰

_____________

Marie menguap lebar-lebar masuk ke dalam lift. Semalam ia begadang sampai dini hari demi mencari lowongan part time untuk melunasi utang sewaan rumahnya.

Sejenak, Marie langsung membekap mulutnya kala melihat tangan kekar Lucas menahan pintu lift yang akan tertutup.

"Morning, Marie," sapa Lucas dengan senyum khasnya.

Lelaki itu tampak rapi dengan setelan jas kerja navy di pagi-pagi ini, berbanding terbalik dengan Marie yang terlihat agak berantakan tak terurus. Kantung mata yang gelap, rambut kusut seperti habis melawan angin badai.

Marie pun berdecak dalam hati, ia benar-benar muak dengan kelakukan bosnya!

"Kau mendiamkanku hm?" Lucas menaikan salah satu alis, menoleh sedikit ke belakang dimana Marie berdiri.

Marie bersikeras tidak mau membuka suara. Seolah hanya ada diri sendiri saja di dalam lift tersebut. Hingga bunyi 'ting' terdengar nyaring di indera pendengaran Marie. Wanita berambut hitam panjang bergelombang itu sontak melesat kilat keluar dari lift meski ini masih lantai 4, bukan lantai tempat ia bekerja.

"Marie!" panggil Lucas diiringi seorang pegawai perempuan masuk ke dalam dengan tatapan kaget kemudian menyapa atasannya takut-takut.

Damn it! Berani sekali wanita itu mengabaikannya!

Sebuah ide brilian terlintas di benak Lucas, ia menarik dua sudut bibirnya membentuk senyum seringaian.

🍍

Napas Marie megap-megap setelah sampai di lantai 10. Hal terburuk baginya adalah bertemu dan berduaan saja dengan Lucas.

"Sungguh pagi yang sial, aku sampai harus naik dari tangga kan!" keluh Marie pelan.

"Marie." Spontan wanita itu memalingkan ke asal suara dimana Howard berdiri di belakangnya. "Mr. White memanggilmu ke ruangannya."

What?! Ia baru saja menghindarinya. Sia-sia dong begini!

Dengan wajah ditekuk, Marie melangkah gontai ke ruangan bosnya.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk."

Marie pun mendorong pintu kaca buram tersebut setelah mendapat izin. Daripada asal terobos masuk kayak kejadian beberapa saat lalu, malah dapat tontonan gratis.

"Ada apa, Mr. White?" tanya Marie dengan senyum sopan. Mencoba tak mengindahkan tatapan mesum dari Lucas.

Lucas bangkit dari meja kerja, beralih untuk menipiskan jarak dirinya dengan Marie.

Refleks Marie mundur dua langkah yang mengundang kerutan di kening lelaki dengan tulang rahang berlekuk tegas dan ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitar menambahkan kesan manly-nya.

"Kau ngapain?" tanya Lucas, tak paham.

"Mr. White tidak perlu dekat-dekat. Telinga saya masih bagus," cibir Marie.

Filthy Side of Mr. White (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang