Samar-samar Marie merasa pipinya disentuh seseorang. Ia sontak menghindar dari sentuhan itu.
"Jangan sentuh aku!" pekik Marie.
"Tenang, kamu masih aman," ucap orang tersebut.
Suara wanita? batin Marie.
"Siapa di sana?" tanya Marie.
Pengait mata Marie dilepas begitu saja. Marie mengerutkan keningnya. Ia merasa tidak kenal dengan wanita yang kelihatan terpaut 5 tahun di atasnya.
"Kau tidak usah takut. Aku tak akan melukaimu," kata wanita itu pelan.
"Terus kenapa kau memerintah orang mengikatku?" Berbagai macam pertanyaan muncul dari benak Marie. "Aku kan tidak kenal denganmu."
"Baiklah, biarkan aku memperkenalkan diri dulu. Aku Linda, kakaknya Lucas. Dan soal mengikatmu, bukan aku lah yang melakukannya. Itu perintah dari ibuku ke orang-orang ini."
Mulut Marie menganga lebar, seolah tak percaya seorang wanita akan melakukan hal ini kepada sesama wanita.
"Kau tidak perlu terkejut begitu. Ibuku tipikal orang yang akan melakukan apa pun demi keinginannya," kata Linda pelan.
"Aku tidak paham."
Linda tersenyum kecil. "Ibuku ingin dapat dukungan penuh dari keluarga Houxton. Tapi Lucas tidak mau menikah dengan Angel karenamu."
Jadi semua karena dirinya sendiri. Kepala Marie tertunduk dalam. Benarkah pria itu tulus mencintainya?
"Kau pasti pikir, Lucas suka bermain wanita mungkin termasuk dirimu. Namun baru kali ini, aku lihat Lucas berani menantang Ibu sampai segitunya. Itu semua berkatmu. Makanya ibuku tidak bisa tinggal diam lagi," jelas Linda.
"Jadi maksudmu ... Ibumu mau aku tidak muncul lagi di depan Lucas?"
Linda mengangguk mengiyakan. Lalu mengambil amplop tebal dari tas mewahnya.
"Ambillah uang ini dan pergi jauh-jauh dari sini. Jangan pernah tampakkan dirimu lagi," tawar Linda.
Marie terdiam mengamati uang di hadapannya dengan tatapan kosong. Masih tidak bisa percaya peristiwa yang menimpanya.
"Kau tidak mau? Sejujurnya aku diam-diam datang menemuimu tanpa sepengetahuan ibuku. Maksudku baik agar ibuku tidak benar-benar menghancurkan masa depanmu, Marie," lanjut Linda.
"Menghancurkan masa depanku?" ulang Marie yang tidak paham.
"Orang-orang itu disewakan ibuku untuk melecehkanmu lalu menjualmu," sahut Linda menyandarkan badan ke kursi.
Sebelum menemui Marie, Linda sempat menemukan data-data yang tersimpan di lemari ruang kerja ibunya. Ia bahkan tidak bisa percaya bahwa Maggie melakukan tindakan sampai sejauh ini.
"Jika kau mengambil uang ini, aku akan membawamu pergi dengan selamat," imbuh Linda.
Tangan Marie terkepal kuat. Bingung pada pilihannya.
Apa yang kau ragukan Marie! Bukannya kau ingin terbebaskan dari pria mesum dan brengsek itu? Ini kesempatan yang bagus! pikir Marie.
Namun entah kenapa hati Marie seolah berat untuk menerima tawaran yang menggiurkan di depan mukanya.
"Gimana? Apa kau sudah berpikir baik, menerima atau tidak?" tanya Linda.
🍍
Berjam-jam Lucas menempuh pulau yang berbeda, akhirnya mendarat ke tanah air. Ia tanpa basa-basi langsung menuju ke rumah sang ibu.
Setelah Marie hilang begitu saja, satu-satunya cara untuk dapat solusi adalah mencari ibunya.
Lucas sigap masuk ke ruang kerja Maggie sesampainya di rumah utama. Mengabaikan tatapan pelayan-pelayan yang tersentak kaget atas kehadirannya.
"Kau bawa dia ke mana?" tanya Lucas to the point. Ia terlalu malas untuk sekadar memberi sapaan.
Maggie yang mengetik keyboard laptop itu terhenti sejenak kemudian kembali lanjut dengan aktivitasnya. Seakan-akan pertanyaan Lucas tak penting baginya.
"Dia siapa?" balas Maggie bertanya.
"Kau pasti tahu siapa yang kumaksud. Janganlah menguji kesabaranku." Tatapan Lucas berubah menjadi dingin dan menajam.
Jari-jari Maggie berhenti menari di atas keyboard laptop. Menyilangkan tangan dan menyandarkan ke kursi rodanya.
"Kau bahkan tidak lagi memanggilku Ibu. Racun apa yang diberikan wanita itu sampai kau berani melawanku seperti ini?"
"Aku datang ke sini bukan mendengar omongan kosongmu! Cepat beritahu di mana Marie sekarang!" tandas Lucas menggeram.
"Aku tidak yakin, mungkin sudah dijual entah ke negara mana," jawab Maggie acuh tak acuh.
Aliran darah di dalam tubuh Lucas memanas. Jantungnya berhenti berdetak sesaat mendengar penuturan dari Maggie.
"Tidak mungkin, kau pasti bercanda." Lucas berusaha menyangkalnya.
Tetapi tak bisa dipungkiri, Lucas sangat takut jika itu benar-benar terjadi pada Marie. Wanita yang ia cinta selama bertahun-tahun.
"Bercanda untuk apa? Tidak ada untungnya bagiku. Sekarang lupain wanita itu dan menikah dengan Angel yang terpenting. Aku sudah menetapkan tanggal pernikahan kalian tiga minggu ke depan," kata Maggie.
Lucas tertawa hambar. Dadanya terasa begitu sesak. "Kau kira dengan menjauhkan Marie dariku, aku akan menuruti perintahmu?"
"Aku hanya ingin memberikan keluarga kita yang terbaik," jawab Maggie tenang.
Lagi-lagi Lucas tertawa. Tawa pahit yang memilukan dengan menahan rasa sakit atas kehilangan wanitanya.
"Memberikan keluarga kita yang terbaik? Bullshit! Kau hanya ingin mendapatkan saham dari keluarganya. Kau jangan kira aku tidak tahu. Aku tak sebodoh itu. Dan pastinya aku tidak akan menikahi Angel!"
Lucas kemudian keluar dari ruang kerja Maggie dengan bantingan kuat di pintu. Membuat lantai seketika sedikit bergetar.
"Ck! Dasar anak durhaka!" ujar Maggie kesal namun sosok Lucas sudah menghilang di balik pintu.
Dengan api membara di dadanya, Lucas masuk ke dalam mobil. Napasnya tersenggal-senggal akibat terlalu emosi. Dia tidak percaya, dia tidak dapat menemukan wanitanya.
Lucas mengeluarkan ponselnya dari saku jas kemudian mengirimkan pesan ke seseorang. Lalu tersenyum menyeramkan.
"Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang berani bermain-main denganku."
🍍Terima semua yang sudah membaca atau pun vote dan komen 💕
Terima kasih juga atas dukungan kalian, semoga kalian menikmatinya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Filthy Side of Mr. White (END)
Romance📍21 ++ MATURE/ ADULT/ DEWASA Bagi Marie Anabella, betapa sialnya ia tak sengaja memergoki bosnya bercumbu mesrah dengan seorang wanita. Berbeda halnya dengan Lucas, bertemu kembali dengan Marie adalah hal yang paling beruntung. Ia tidak usah lagi m...