10 Ω Dua Sisi Berbeda

11K 331 7
                                    

Lucas mengedik kepada anak buahnya untuk mencekat dua sisi lengan pelayan bisu tersebut. Salah satu anak buah mengeluarkan benda tajam dan menempel di wajah pelayan itu.

"Kau memilih makan atau kau ingin melihat darah dari wajahnya?" tanya Lucas. Ralat, lebih tepatnya sebuah acanaman.

Marie menggelengkan kepalanya tidak percaya sikap Lucas bisa sekejam ini. Pelayan itu tak bersalah apa pun, bahkan ia hanya seorang tunawicara.

Melihat keterdiaman Marie, Lucas mengangkat suara. "Mulai."

"Jangan!" serga Marie menarik lengan Lucas tanpa sadar. "Aku makan! Lepaskan dia!"

Lucas tersenyum puas atas jawaban Marie. Lalu mengelus surainya. "Baik-baiklah mendengarku Marie."

Air mata Marie tak terasa sudah tumpah. Akankah hidup dia selamanya seperti ini? Bagaikan boneka yang dipenjarakan.

🍍

Marie bertanya-tanya sampai kapan akan terus berada di sini? Hingga sebuah ketukan mengembalikan kesadaran Marie.

"Nona, Tuan sudah menunggu Nona di bawah."

Dengan kerutan samar-samar, Marie mencoba berpikir jernih.

Mau apa lagi laki-laki brengsek itu? batin Marie.

"Silakan, Nona," ucap pengawal itu.

Marie mau tak mau terpaksa melangkah kakinya keluar. Melewati anak tangga menuju ke mana Lucas berada.

Wajah Lucas tak berusaha menutupi senyum khas tampannya.

"Ikut aku," ajak Lucas menggenggam tangan Marie yang sigap dilepaskan oleh wanita itu.

"Apa kau tidak ingat peringatanku, hm?" Suara dingin itu kembali muncul. Marie merasa merinding seketika.

Marie menggeleng kepalanya. Dia tidak mau gadis tunawicara itu menjadi korban karena dirinya sendiri.

"Kita mau ke mana?" tanya Marie.

Lucas tak menjawab pertanyaan Marie, dia hanya menuntun wanitanya masuk ke mobil.

🍍

Lajuan mobil terasa pelan dan berhenti di tujuan tersebut. Marie menoleh ke arah Lucas dengan penuh tanda tanya. Buat apa pria itu membawanya ke mal elit yang branded?

"Ayo," ajak Lucas lalu bergegas keluar setelah supir pribadinya telah membuka pintu untuk dirinya dan Marie.

"Kamu di rumah pasti sudah bosan, kan? Berbelanjalah sesukamu." Lucas berkata kemudian, melihat ekspresi Marie yang memandangnya tidak yakin.

"Kamu yakin?" tanya Marie memancing. Lucas mengangguk mantap.

Marie mulai belanja apa pun yang sudah lama diincarnya. Apa pun dengan harga selangit. Dari pakaian bermerek, tas, perhiasan, sepatu bahkan untuk perawatan pun tidak terlewatkan.

Tuh, kata Lucas sesukanya. Tak akan Marie sia-siakan kesempatan emas ini. Bodoh amat kalau Lucas mau mengatainya wanita matre.

Filthy Side of Mr. White (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang