Setelah berperang cukup lama, dengan kebimbangan antara membuat cerita ini menjadi sad ato happy ending, mengingat genrenya tragedy, akhirnya jadi juga ending yang menurut author lumayan.
Sad ending kalah, dan akan mundur di beberapa bagian akhir untold stories!
Entah, apa ini bisa dibilang sebagai happy ending?
So, ditunggu kritik dan saran para readers, hope all of u like it. Finnally, happy reading ^---^v
_______
Final part
Efren menyeringai mengerikan menghadapi tatapan wind, tangan efren menahan pedang itu di dadanya. Dari belakang, efren lain berusaha menusuk wind, wind menendang efren dibelakangnya.
Efren yang asliterjungkal beberapa meter ke belakang, wind berusaha melepaskan pedangnya dari boneka lumpur, buatan efren dihadapannya.
Kaki wind yang berpijak ditanah, mulai terhisap ke bawah, dengan posisi seperti itu, efren mendekati korbannya dengan senyuman kemenangan.
"Kau salah memilih lawan!" Ejek efren bersiap menusuk wind dihadapannya, tangannya terhenti, wind berhasil mengecohnya untuk mendekat
Pedang wind, sudah terlepas sejak lama, dari boneka lumpur dihadapannya, namun wind sengaja, terlihat tidak berdaya untuk memancing efren mendekatinya!
"Kau yang salah memilih lawan!" Balas wind tersenyum puas, pedang itu menancap persis di jantung efren
Tusukan wind membuat semua sihir efren lumpuh, wind dengan mudah bisa mendekati efren yang menatapnya marah.
Wind mencabut pedangnya dengan mudah, pedang itu hancur jadi pasir, begitu wind memandangnya lebih jelas!
Wind melotot ke arah efren yang menyeringai mengerikan, mengejek semua kelemahan wind.
"Itu, tak akan mempan untuk kedua kalinya!"
"Kedua kali bagaimana?! Aku baru menusukmu sekali!" Seru wind ketakutan, memandang mata ungu dingin milik efren
"Aku tidak akan pernah, menyia-nyiakan pengorbanan istriku!" Gumam efren menyentuh dadanya, dengan mesra seakan sedang bernostagia dengan istrinya "kau sudah menusuknya bukan? Tepat di jantung!?"
Wind menatap ketakutan kearah efren, ia tak habis pikir bagaimana efren tahu kejadian itu! Apalagi, tubuh efren begitu kebal, akan pedang sihir khusus, bagaimana ia bisa mengalahkan pria ini?!
"Jantungnya terhubung dengan jantungku!" Bisik efren sendu menatap wind "dia sudah mengorbankan dirinya, untuk menerima tusukan pertama itu. Coba kalau aku yang terlebih dahulu menerimanya, pastinya akulah yang bersimbah darah!"
Wind melotot ke arah efren, pantas saja gina bersikeras memancing emosinya! Ternyata untuk menyelamatkan pria ini! Sebegitu besarkah, cinta gina pada pria ini, melebihi cinta gina pada nyawanya sendiri!?
"Maaf saja ya!" Seru efren menusuk dada wind tepat dijantungnya "permintaanmu akan kukabulkan, sebagai rasa terimakasihku sudah menjaga gina selama ini"
Wind tersenyum penuh arti ke arah efren, tubuhnya ditelan kobaran api, hingga tulangnya habis menjadi abu.
Efren memberikan penghormatan terakhir menghantar wind pergi ke peristirahatan terakhirnya.
Efren melangkah teleport secepatnya, ke arah gina terbaring merenggang nyawa. Disana ada beberapa orang, sudah berkumpul mengerubungi gadis berambut pink.
"Aku mohon, yang mulia dios" pinta efren memeluk erat tubuh gina, yang masih mengeluarkan darah, memandang ke arah lelaki berambut kuning disana "ini akan jadi permintaan, pertama dan terakhirku untuk dirimu. Akan kutukar nyawaku, untuk menolong nyawanya!"