part 1

6.7K 70 4
  • Didedikasikan kepada para readers yg memberikan vote
                                    

cerita yang terlintas sewaktu membaca sebuah kisah,

plis, author butuh banget saran dan kritik. thank you sebelumnya, give a big huge to you all *bow*

hope reader love it, happy reading ^-^

**********************

Disebuah bar di kota yang cukup besar, terdapat beberapa meja terbuat dari kayu, yang penuh dengan beberapa manusia beragam profesi, sedang mengisi perutnya dengan makanan yang tersaji.

Dimeja dekat bartender, beberapa orang bercakap-cakap tentang kemungkinan, sebuah permata langka, yang akan dipamerkan di kota mereka.

"Sungguh, permata itu akan berkilauan, mengeluarkan pelangi jika terkena matahari!"

"Harganya pasti sangat mahal!"

"Aku dengar dipasar gelap harganya mencapai jutaan galea!"

Mendengar jumlah yang begitu besar, semua orang yang mendengarnya, berwah ria. Mereka membayangkan jumlah yang sangat besar itu, bisa membuat mereka berenang didalamnya, jika itu sungguh-sungguh milik mereka.

Seorang gadis terlihat senang dengan percakapan mereka, iapun memanggil pelayan dan membayar makanan yang ia makan, lalu pergi dari tempat itu.

"Disini rupanya, mata dari sang matahari!" Bisiknya perlahan meninggalkan bar itu

Gadis berambut pink itu, menatap arak-arakkan panjang, membelah kerumunan orang dijalanan utama yang padat. Beberapa penjaga terlihat disamping kiri dan kanan kereta yang ditarik 6kuda gagah.

"Lihat, permata itu tiba"

"Mungkin akan diperlihatkan, dahulu ke raja negri timur ini."

"Penjagaannya pasti sangat ketat!"

"Aku dengar permata itu, pemberian dewa matahari sendiri, kepada bangsawan itu. Bangsawan itu mengunjungi kuilnya, dan mendapatkan permata itu dari sang matahari."

"Khasiatnya juga sangat ampuh, aku dengar negri utara yang penuh kegelapanpun, akan menjadi terang benderang, kalau permata itu dibawa kesana!"

Beberapa desas-desus, mengikuti perjalanan kereta itu, menuju istana raja negri timur, yang terkenal akan kebijaksanaannya.

Keesokan paginya, semua orang heboh atas kehilangan sebuah permata langka, sangat berharga itu. Semua penjaga mengaku kalau mereka lumpuh seketika dalam dingin, pada malam itu dan terdapat cahaya sangat menyilaukan mata, sehingga mereka tidak mampu melihat siapa yang mengambil permata berharga itu.

Disebuah ruangan yang tertutup bagi orang luar, beberapa orang terlihat sedang berdebat sengit.

"Yang bisa membuat orang membeku seketika, hanyalah bunga es dari negri selatan, namun tidak mudah mendapatkan bunga itu!" Jerit salah seorang kepala penjaga istana "bunga itu akan meleleh begitu melewati perbatasan negri. Dibutuhkan ijin dari keluarga kerajaan, untuk membawa bunga itu tetap beku, jika ingin digunakan efek sihirnya!"

"Keluarga kerajaan negri selatan mengclaim, kalau bunga itu sudah lama, tidak ada yang pernah metiknya! Karena pemetik bunga itu sama saja memetik kematiannya!" Debat mentri urusan luar negri "perlu sihir khusus untuk memetik bunga es itu dari tangkainya, dan hanya orang-orang tertentu, seperti keturunan raja-rajalah yang bisa melakukannya!"

"Lalu siapa pencuri permataku!" Jerit sang bangsawan yang kehilangan permata, menangis histeris

"Anak medusakah?" Ucap seorang prajurit muda, langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya begitu semua mata tertuju tajam kepadanya

"Medusa itu, sudah lama tidak muncul kedunia, dan lagi dengan sihirnya bisa membuat siapapun yang memandangnya menjadi batu!" Gumam si kepala penjaga istana memegang jenggotnya yang coklat "namun pada kasus ini, penjaga-penjaga itu tidak menjadi batu, mereka hanya membeku sementara, 3hari lagi mereka juga akan pulih seperti sediakala."

"Padahal permata itu, akan sangat membantu kita, melawan tentara negri utara yang memakai kekuatan kegelapan!" Jerit mentri pertahanan marah, mengebrak meja kayu dihadapannya "kalau begini caranya, perang akan berlangsung timpang disisi kita! Apa jangan-jangan pencurinya adalah suruhan negri utara?!"

"Orang-orang negri utara, sangat takut pada cahaya!" Desah mentri luar negri, "mereka selalu tidur disiang hari, dan menjadi agresif dimalam hari. Hanya sedikit sekali data, yang bisa kita ambil dari mereka. Apalagi permata itu, mengeluarkan energi matahari yang tidak sedikit, seharusnya dugaan sementara kita, yang mengambilnya ada kemungkinan besar seorang wizard dengan level tinggi!"

Orang-orang pemerintah itu, terus memperdebatkan hal tidak jelas, dan lalu dilanjutkan dengan pembahasan strategi perang, mereka harus menyiapkan perencanaan menghadapi serbuan tentara negri utara yang ganas.

Di perbatasan negri barat dan selatan, sangat jauh dari ibukota negri barat. Seorang gadis dengan rambut pink, mengadahkan kepalanya, mengintip sebuah permata ditangannya, permata itu berkilauan sedikit warna pelangi ketika cahaya matahari menerobos masuk ke dalam permata itu.

"Indah sekali!" Bisik gadis itu perlahan terkagum-kagum melihat kilauan permata itu

"Tentu saja, karena itu adalah mataku!" Sebuah suara mengejutkan gadis itu sampai hampir menjatuhkan permatanya

"Anda, susudah datang?!" Sapa gadis itu tergagap menatap tamu tak diundang itu, mata dan rambutnya memancarkan cahaya terang sang surya, pakaiannya terbuat dari sutra halus dan berkibar dengan bantuan angin yang lewat, aura yang ditampilkan sangat bersahaja

"Terima kasih sudah mau membantuku mengambil mataku kembali." Sahut sang tamu, mengulurkan tangannya, permata yang digenggam gadis itu, melayang terbang ke arahnya dan menghilang ke dalam mata sang tamu

"Matamu yang dicuri, kok suruh orang mencurinya kembali sih, aneh!" Gerutu gadis itu agak kesal "tidak bisa apa kau mengambilnya sendiri, seperti yang kau lakukan sekarang ini?!"

Tamunya hanya tersenyum hangat, menanggapi keluhan sang gadis.

"Aku ini tidak bisa menampakkan diriku sembarangan anak muda." Sahut tamunya sengan sopan "kau seharusnya merasa beruntung, kalau kau dijadikan perantara, bagi para dewa, untuk mendapatkan miliknya, yang sudah digunakan tidak pada tempatnya!"

Gadis itu hanya menanggapinya dengan cemberut, tangan kanannya masih terasa panas membara, saat mengambil permata itu, dari tempat penyimpanan. Padahal suhu diruangan itu, sudah diturunkan sangat drastis, dengan bantuan bunga es, yang ia dapatkan dari negri selatan.

"Sebagai ganti tanganmu yang terbakar itu, aku akan memberikan pengakuanku kepadamu, sebagai pelindung matahari." Ucap sang tamu membungkuk seadanya "kapanpun kau membutuhkan bantuanku, aku akan selalu siap membantumu."

"Kabulkan saja satu permintaanku...."

"Permintaan yang pernah kau pinta juga pada zeus?" Potong tamunya seakan bisa membaca pikiran sang gadis berambut pink itu "itu tidak bisa kami kabulkan nak, pintalah hal lain yang lebih masuk akal. Hal yang kau minta itu, hanya bisa kau rubah dengan takdirmu sendiri. Bukan wewenang kami sebagai para dewa, untuk ikut campur urusan manusia."

Gadis itu menyudahi percakapan, rasanya tak akan ada gunanya jika terus dilanjutkan. Gadis itu pergi ke dermaga untuk menaiki kapal layar menyebrang ke negri selatan yang merupakan negri kepulauan.

Sesampainya didermaga utama, ia menyewa kapal lebih kecil, untuk menuju sebuah pulau terpencil, dikelilingi batuan koral berfungsi ganda sebagai perlindungan tempat itu, jika para pelaut tidak hati-hati dalam mengambil jalur.

Dipulau yang dituju, terdapat sebuah villa sederhana terawat. Dengan beberapa tatanan tanaman menyejukkan mata.

"Kapan kau sampai?" Sapa seseorang menyambut kedatangan si gadis berambut pink itu hangat

tatoedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang