Part 2
"Hormatku pada yang mulia raja" jawab gadis itu dengan penuh hormat terhadap lelaki dihadapannya bermata jingga berambut kuning
"Ah, jangan terlalu formal begitu. Nona tanpa nama, kita sudah saling mengenal, bahkan sebelum aku menjadi raja!" Sahut lelaki itu berusaha membuat gadis itu bangun dari posisi berlututnya "panggil saja aku dios, seperti waktu kau belum tahu, kalau aku seorang pangeran sebuah negri."
"Itu tidak sopan menurut hamba, yang mulia dios"
"Disini tidak ada orang selain kita berdua!" Seru dios setengah memaksa "ini perintahku sebagai raja negri selatan!"
"Yang mulia..."
"Dios saja!" Jerit dios sampai gadis itu jadi terdiam, agak canggung juga kaget, ia akhirnya menghela nafas panjang merasa bersalah, lalu segera menurunkan nada suaranya yang sudah meninggi "terserah kau saja, nona tanpa nama. Toh, tanpa dirimu, aku tak akan bisa sembuh dari penyakitku yang parah."
"Kenapa yang mulia tidak menanam herb itu dikebun anda?" Kata gadis itu dengan tatapan penasaran "bibit bunga yang pernah saya berikan, juga bisa tumbuh dan berbunga di tanah ini. Kenapa anda tidak menyediakan tanaman obat ini untuk diri anda sendiri?"
"Karena aku tidak ingin menanamnya" jawab dios memandangi gadis ini dengan lembut penuh arti, yang membuat gadis itu menunduk malu dipandangi begitu
"Apa kau lapar, nona?" Tanya dios berusaha mencairkan suasana canggung itu "aku sudah menyiapkan hidangan sederhana dan tempat istirahat yang layak, sebelum anda meninggalkan tempat ini."
"ah, maaf merepotkan anda, yang mulia. Setelah saya mengantar obat ini, saya akan langsung pergi." sahut gadis itu terlihat agak segan, menaruh sebuah kotak, yang diikat dengan kain berwarna putih dimeja terdekat "aku dengar, yang mulia sudah akan melangsungkan acara pernikahan, ini akan membuat calon mempelai anda salah sangka terhadap saya."
Dios terlihat sangat terkejut, bahkan hendak menjatuhkan apapun, yang ada di genggamannya.
"Itu tidak benar, karena ada seseorang yang sangat ingin aku miliki, namun belum bisa aku temukan hingga kini." Sahut dios dengan tatapan sendu
"Jadi kabar anda mencintai seorang mermaid itu benar? Mermaid yang menjadi manusia dan kabur dari anda?!" Tanya gadis itu dengan semangat menggebu, yang ditanggapi tatapan kaget dios "Saya akan membantu mencarikannya, untuk anda dan menyampaikan padanya, betapa anda sangat mencintainya! Dan membawanya menemui anda!"
"Jangan!"
"Kenapa? Apa yang mulia tidak mau bertemu dengannya?" Tanya gadis itu kaget "anda tidak merindukannya?"
"Sangat, aku sangat merindukannya, sampai aku hampir gila!" Jawab dios menyandarkan tubuh, pada benda yang ada didekatnya, dan mencengram dada, dengan kencang "tapi, kalau aku melihatnya, aku ingin memilikinya, dan kalau aku memilikinya, aku tak akan pernah melepaskannya lagi! Aku akan jadi manusia paling egois sedunia! Aku tak mau terlihat egois dan jahat dihadapannya! Hanya dihadapannya ..."
Melihat kesedihan mendalam yang dialami dios, gadis itu jadi sangat merasa bersalah, mempertanyakan hal itu pada raja negri selatan yang terkenal sangat baik hati dan lembut itu.
"Maaf, yang mulia" bisik gadis itu prihatin, menepuk pelan bahu dios berusaha menghiburnya "hamba tidak tahu perasaan anda akan sedalam itu, dengan gadis yang paling beruntung, bisa mendapatkan cinta anda. Sayangnya gadis bodoh itu, tidak bisa merasakan dan membalas kebaikan hati anda."
Dios memandangi mata kuning gadis itu, dengan matanya yang berwarna jingga dengan lembut.
"Iya, betul. Dia memang seorang gadis yang bodoh!" timpal dios tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya kearah gadis itu "nah, nona tanpa nama, maukah kau menemani diriku yang malang ini, sekedar makan malam dan menghabiskan malam ini?"