part 18

813 25 2
                                    

Part 18

"jangan berteriak!" Seru gadis itu panik "aku mohon, jangan menarik perhatian orang!"

"Tunggu disana, sebentar!" Pinta lelaki itu berlalu pergi ke suatu arah

Gadis berambut pink melompong bingung, dengan apa yang akan dilakukan lelaki itu! Lelaki berambut kuning itu mengingatkan gadis itu, dengan peristiwa lalu.

Lelaki berambut kuning datang, membawa beberapa lipatan pakaian. Tangannya terulur, untuk membantu gadis itu naik ke daratan, lalu memberikan sebuah selimut besar, menutup seluruh tubuh basah si gadis.

"Seperti pertemuan waktu itu, ya gadis tanpa nama" sapa lelaki berambut kuning bermata jingga itu hangat

"Maaf, merepotkan anda yang mulia dios" sahut gadis itu membungkuk penuh hormat, terhadap orang dihadapannya

"Jangan seperti itu, gadis tanpa nama". Ucap dios membimbing gadis itu masuk ke rumah terdekat, untuk berganti pakaian kering "tanpa anda, saya tidak mungkin menduduki posisi ini."

"Batuan itu yang memilih anda, baginda raja." Sahut gadis itu menganti pakaiannya di ruangannya, sementara dios menyeduh teh untuk mereka, diruang makan, dekat ruangan

gadis itu, berganti pakaian "saya hanya menyampaikannya pada anda"

"Tanpa bantuan anda, membawa batuan itu dari dasar laut, saya tak mungkin bisa menjabat menjadi raja" kata dios terkekeh penuh arti "fisik saya tidak memungkinkan, untuk mengikuti pelatihan sebagai raja. Diantara semua saudara tiri saya, hanya sayalah yang tidak dianggap keberadaannya. Penyakit parah sayalah, alasan utama saya disingkirkan. Untung anda membawa batuan dari laut, batuan kuno itu adalah batuan penunjuk raja berikutnya. Tanpa batuan itu, negri selatan pasti hancur, karena perebutan tahta. Kami sangat berterima kasih tentang itu, pada anda, gadis tanpa nama"

Gadis itu mendekati dios dengan tatapan heran, ia tak menyangka batuan aneh itu, akan berarti sangat besar untuk dios. Dia hanya disuruh para mermaid, untuk menyampaikan batuan itu pada dios.

Dios mengulurkan secangkir teh, dengan uap panas mengepul, kepada gadis itu. Dios bahkan menawarkan beberapa kue kecil di tengah meja, kue disusun dengan tatanan vertikal, dan warna warni menarik mata.

"Bagaimana dengan cadangan obatmu?" Tanya gadis itu membuka pembicaraan, mengambil tempat duduk di hadapan dios

"Masih banyak" jawab dios memberikan senyuman terbaiknya, duduk di hadapan tamunya "anda sudah mempersiapkan, sampai setahun kedepan!"

"Saya takut, kalau saya tidak bisa datang diwaktu yang tepat"

Mereka melanjutkan perbincangan hangat, tentang beberapa buku, atau tentang pemandangan alam di berbagai negri.

Di wilayah negri timur, arak-arakan tentara negri utara bergerak maju, setelah memberikan pengumuman kedatangan.

Barang siapa menyerah tanpa perlawanan, mereka akan diampuni nyawanya. Siapapun yang menyerang duluan, maka mereka harus bersiap untuk menghadapi kematian!

Pengumuman berisi ancaman itu, kontan membuat kota-kota, yang dilewati memilih menyerah tanpa syarat.

Mereka sangat menyayangi selembar nyawa mereka, tidak sebanding dengan nyawa pasukan negri utara walau dibakar dan ditusuk tidak mati!

Hal itu membuat raja dan ratu negri timur sangat geram, pasukan yang bisa dikerahkan hanyalah pasukan diistananya saja, dengan loyalitas yang tinggi!

Ratu meminta keponakannya, untuk membantu, namun keponakannya masih tidak mau turun ke medan perang. Ia hanya mau membantu korban luka, dan mengurangi korban mati.

tatoedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang