Betwen gina and dios
Di sebuah rumah pantai di sebuah pulau dikelilingi lautan, angin laut bebas menerjang masuk melalui celah udara di rumah, membuat rumah itu dipenuhi aroma laut.
Beberapa tanaman hijau khas pantai disekitar rumah ditata dengan rapi, memberikan kesan sejuk dimata, walau berada dipantai yang panas.
Kedua orang terlihat sedang bercakap-cakap serius di beranda rumah itu, ditemani hangatnya sinar matahari yang menemani.
"Bukankah sebaiknya, kau bicarakan hal ini pada suamimu, gina?" Usul lelaki bermata jingga, menatap gadis bermata kuning dihadapannya khawatir "pertaruhan kali ini sangatlah besar, Ini tak sebanding dengan resikonya!"
"Tidak, dios. Itu akan membuatnya khawatir" gumam gina memberikan senyuman manis namun pahit, pada lelaki itu "aku sudah mengetahui apa yang akan terjadi, juga ada apa berikutnya, ada sesuatu hal yang harus kulakukan. Ibuku sudah memberitahukannya, jauh sebelum aku bertemu dengan suamiku itu."
"Lalu kau tetap menerjangnya?!" Pekik dios kaget, ia tak bisa menebak jalan pikiran gadis itu! Kenapa gadis itu malah mengikuti permainan takdir, kalau tahu akhirnya akan buruk bagi dirinya sendiri!
"Sebelumnya aku berusaha menghindari takdirku, dios" timpal gina berekspresi sedih, mengingat kilasan kejadian yang lalu di matanya, puluhan nyawa melayang, terbayang jelas dihadapannya, termasuk sang ibu, disebabkan dirinya "tapi, sang takdir tidak mengijinkan aku lari! Ia bahkan semakin memojokkan aku, dengan pilihan yang semakin sulit aku hindari!"
"Kau pasti bisa merubah takdir!" Hibur dios tidak tega melihat ekspresi sedih gadis itu "buktinya kau bisa merubah sikap keras dan keji suamimu. Maka dari itu, takdir kalian, harus kalian berdualah yang melawannya. Kalau satu orang tidak bisa melawan, tapi kalau dua orang, aku percaya kalian. bisa malui masa sulit itu!"
"Dios, kau lupa satu hal!" ucap gina lemah, ia seakan kesulitan mengatakan hal ini, takut suaminya bisa mencuri dengar pembicaraan ini "suatu hari nanti, kalau kau memiliki seseorang yang kau cinta dengan sepenuh hati, kau baru akan bisa mengerti perasaanku"
"Bagitukah cara kalian mencintai satu sama lain?!" Ejek dios sinis, menatap senyuman gina "saling menyembunyikan sesuatu?! Cinta yang aneh!"
"Aku mohon bantuanmu dalam hal ini, dios" pinta gina memelas, berharap lelaki baik hati ini mau bekerja sama mengabulkan keinginan egoisnya
Dios berdecak tidak suka dengan hal ini, masa suaminya sendiri tak boleh tahu, bagaimana keadaan istrinya sendiri secara jelas?! Ia merasa seperti orang jahat saja, diantara cinta aneh kedua orang itu!
Sesaat setelah bibi dios wafat, pasangan aneh ini berkunjung ke negri selatan. Sekedar beramah tamah, juga mengabari kematian sang bibi, pada keponakan jauhnya itu.
"Adakah obat untuk mengatasi kesedihan?" Tanya lelaki bermata ungu menatap lurus mata jingga itu, sangat berharap batuan darinya, lelaki saingan beratnya seandainya sang istri, tidak memendam dendam
Dios menghela nafas panjang, ia terlihat bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan itu. Suatu tanda perhatian yang tulus dari seorang suami, ia bingung mengatakan, apakah ini suatu keberuntungan, atau awal dari malapetaka.
Setelah terdiam cukup lama mempertimbangkan jawaban yang dirasa tepat, ia akhirnya memutuskan mengatakan sesuatu, tanpa harus mengingkari janji dengan sang istri lelaki itu.
"Kesedihan suatu saat akan berlalu, efren" gumam dios berusaha menghindari tatapan mata ungu si lelaki "yang lebih penting, bagaimana cara seseorang bangkit dari kesedihan itu. Gina pastinya sedang melihat kenangannya, akan kedua orang tuanya di perpustakaan kami, kenapa kau tidak bersama dengannya?"