Briwoon
.
.
Jam sudah menunjukkan angka 1 dini hari ketika Younghyun memasuki apartemen tempat tinggalnya 3 tahun terakhir ini. Ia menduga kegelapanlah yang akan menyambutnya seperti biasanya ketika ia pulang kerja, tapi nyatanya hampir seluruh ruangan masih terang benderang.
" aku pulang" ucapnya sambil melepaskan alas kakinya dan menggantinya dengan sandal rumah berbentuk burger yang empuk. Namun tidak ada yang menjawab selain bunyi detik jam yang terdengar di seluruh penjuru ruangan yang sepi. Dengan dahi berkerut Younghyun melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya.
" Dowoon-ah?" sambil membuka pintu kamar ia memanggil nama yang selama 3 tahun terakhir menjadi teman tidurnya. Baik teman tidur dalam arti harafiah ataupun teman tidur dalam tanda petik. Tentu saja karena mereka sudah menjadi pasangan sah. Tak ada yang menjawab, namun ia mendengar suara flushing toilet dari kamar mandi didalam kamar mereka kemudian suara pintu yang terbuka.
" ah.. kau sudah pulang hyung?" sapa yang lebih muda dengan senyum mengembang di wajahnya, kontras dengan bahasa tubuhnya yang lemas. Younghyun menganggukkan kepalanya sambil meletakkan tas yang dibawanya tadi di atas meja.
" siaran berlangsung dengan lancar, begitu juga perjalanan pulang malam ini juga sangat lancar sehingga aku bisa sampai rumah dengan cepat. Kenapa belum tidur? Apakah sedang bermain game?"
" anniya.. perutku terasa sakit sekali.. ini sudah kesekian kalinya aku kekamar mandi tapi rasanya masih sama" jawab Dowoon sambil mendudukan diri di ujung ranjang mereka. Younghyun kembali mengernyitkan dahinya.
" sejak kapan?" tanyanya sambil mendekati Dowoon.
" tadi sore.. " Dowoon menjawab sambil sedikit meringis sembari memegangi perutnya.
" sudah minum obat?" dan dijawab dengan gelengan kepala Dowoon.
" belum... aku baru saja selesai minum kopi tadi sehingga tidak memungkinkan minum obat"
" kau gila? Kenapa malah minum kopi? Seharusnya kau minum obat Dowoon-ah"
" Wonpil-hyung membelikan kopi kesukaanku tadi sore, sebelum perutku sakit. Sangat sayang jika tidak dihabiskan. Tapi ternyata malah perutku semakin menjadi"
Mendengar jawaban Dowoon membuat Younghyun menggelengkan kepala kesal. Ia ingin marah tapi tak ada gunanya juga.
" mau ke rumah sakit? Akan kuantarkan" tawar Younghyun yang lagi-lagi hanya dijawab gelengan kepala.
" tidak perlu, kurasa sebentar lagi akan membaik. Aku akan mengusapkan minyak diperutku dan kemudian tidur dalam pelukanmu hyung"
" memangnya aku mau tidur sambil memelukmu?" goda Younghyun yang mendapat respon wajah tak percaya dari Dowoon.
" ahh.. hyunggg.." rajuk Dowoon sambil menggoyang-goyangkan tangan Younghyun. Younghyun terkekeh melihatnya. Diusaknya rambut hitam itu kemudian dikecupnya kening Dowoon lembut.
" baiklah.. aku akan memelukmu sampai kau merasa bosan tidur dalam pelukanku. Tapi sekarang biarkan aku membersihkan diri dulu. Okay?"
" ne hyung.. gumawooo..." ucap Dowoon dengan manisnya. Younghyun tersenyum senang melihatnya. Well, setidaknya di malam yang dingin ini dia tidak akan kedinginan karena bisa memeluk seseorang dalam tidurnya.-End.
KAMU SEDANG MEMBACA
just a random story
Short Storyyeah.. just a random story~ Short description : Sebuah wadah untukku menuangkan ide yang mampir sekilas dan berlalu begitu saja tanpa ada akhir yang jelas . Mampir boleh, engga juga ga apa-apa . Terimakasih jika tidak melakukan plagiat serta meningg...