Hurt

232 13 8
                                    

.

.

Briwoon / Busanbros/ Jaewoon/ Dopil

.

.

Dowoon berjalan dengan langkah kaki yang ringan menuju dormnya. Hari ini ia terlalu sibuk di ruang latihan sehingga ketika mendapati sudah waktunya pulang ia menjadi sangat bahagia. Apalagi hari ini ia mendengar keempat kakaknya sedang berkumpul bersama. Sudah terbayang beberapa rencana jahilnya untuk keempat kakaknya. Ia merindukan waktu bersama mereka, sehingga ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Langkahnya berhenti didepan pintu kokoh dorm mereka. Dengan segera ia membuka tutup kunci pengaman mereka. Namun gerakannya terhenti ketika ia mendengar suara dari balik pintu.

" jangan lupa kita akan bermain game bersama. Kalian sudah janji padaku" suara yang tertua dapat Dowoon kenali dengan baik.

" tentu hyung.. gampang kalau itu mah. Tapi hanya kita berempat ni? Dowoon tidak kau ajak?" suara kakak yang paling dekat dengannya terdengar.

" buat apa? Tidak perlu, kita berempat saja"

" kalau fans tanya gimana?"

" akan kujawab aku belum bisa bertemu dengannya, atau akan kujelaskan game ini tidak bisa dimainkan berlima. Gampang kan?" kemudian tawa bahagia terdengar dari mereka. Dowoon mengeratkan kepalan tangannya. Entah kenapa rasa sakit terasa didadanya. Dengan segera ia membalikkan badan dan menjauh dari tempat tinggal keduanya itu. Matanya memanas, namun ia berusaha menahan cairan bening yang sewaktu waktu dapat keluar dari sudut matanya. Tanpa ia sadari ia sudah berjalan keluar dari gedung dormnya dan kini berdiri di tengah taman yang ada didekat situ seorang diri. Kepalanya ia tengadahkan sehingga bisa menatap hamparan bintang nan jauh diatasnya. Udara dingin membelai kulitnya yang tidak terlindungi, membuatnya sedikit gemetaran. Namun suasana sunyi ini mampu membuatnya lebih tenang.

" Dowoon-ah? Kau benar Dowoon kan?" sebuah suara membawanya kembali ke dunia nyata dan membuatnya langsung membalikkan badan. Matanya sedikit melebar melihat sosok yang ada didepannya. Sosok yang ia hormati sebagai seniornya di agensi yang sama. Tangan orang itu tampak penuh dengan berbagai barang bawaan, membuat Dowoon langsung bergerak mendekatinya dan mengulurkan tangan untuk membantunya. Tentu dengan senang hati orang itu menyerahkan sebagian barang bawaannya.

" Nichkhun sunbaenim, kenapa keluar dimalam hari begini?" tanya Dowoon dengan polos. Nickhyun hanya tertawa. Tangannya yang kini sudah kosong diulurannya untuk mengusak rambut tebal Dowoon. Dimatanya juniornya ini sangatlah menggemaskan.

" kau tak melihat barang bawaanku? Aku baru selesai belanja, tapi karena terlalu asik bermain jadi terlambat pulang. harusnya aku yang bertanya begitu padamu. Apa yang kau lakukan ditengah malam begini? Sendirian, ditengah taman, kau tak takut diculik eoh?"

" aish... buat apa mereka menculikku, seperti tidak ada kerjaan saja. Aku baru saja pulang dari latihan hyung, makanya aku mampir disini sebentar"

" jam segini baru pulang latihan?" Nichkhun berucap tak percaya sambil menengok jam tangannya. Dowoon menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar.

" kau memang luar biasa Dowoon-ah. Lalu kenapa tidak langsung pulang saja ke dorm?" tanya Nichkhun lagi. Dowoon menggelengkan kepalanya.

" hanya ingin disini sebentar hyung" jawab Dowoon singkat. Nichkhun tampak memandangi Dowoon dengan tatapan menyelidik, namun itu tidak lama sebelum akhirnya pria itu membuka mulutnya lagi.

" daripada kau disini sendirian dan kedinginan, lebih baik ikut denganku saja. Nanti akan kumasakkan daging yang enak. Bagaimana?" tawarnya yang langsung diangguki oleh Dowoon.

just a random storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang