.
.
Detik jam terdengar mengisi ruangan yang diisi seorang manusia yang tengah duduk termenung diatas sofa warna mocca yang nyaman. Matanya menatap depannya dengan pandangan kosong, dengan ponsel yang sesekali menyala di tangannya menampilkan pemberitahuan akan adanya pesan masuk atau panggilan masuk kedalamnya. Namun orang itu tidak bergeming sama sekali. Pikirannya menerawang jauh, hingga akhirnya sebuah nada dering terdengar cukup lama. Dengan segera ia menekan tombol berwarna hijau dan mendekatkan benda kecil itu ke telinganya.
" halo?"
" kau dimana hyung?"
" di dorm"
" belum berangkat juga?"
" aku tidak mau datang Wonpil-ah"
" why? Kau masih tidak bisa menerimanya?"
" anniya.. aku hanya.."
" kau hanya belum bisa melepaskannya?"
" Wonpil-ah.."
" Younghyun-hyung dengarkan aku. Semua sudah berlalu cukup lama dan sudah waktunya kau untuk memulai lembaran baru. Kenapa kau tidak bisa merelakannya dan mendukungnya?"
" aku sudah merelakannya Wonpil-ah"
" kalau begitu datanglah. Datanglah ke hari bahagianya ini. Mumpung acara belum selesai. Cepat kemari" ucap final sang penelefon sebelum panggilan berakhir. Younghyun_pemuda yang sedari tadi melamun itu_ hanya dapat menghela nafas lelah sembari mengingat pembicaraannya dengan adik dalam grupnya itu.
" apa aku memang perlu datang ya?" tanyanya pada diri sendiri, sebelum akhirnya ia beranjak dari tempatnya.
.
Younghyun melangkahkan kakinya memasuki sebuah ruangan yang sudah dihias sedemikian rupa dengan bunga-bunga yang cantik untuk merayakan sebuah hari yang bahagia bagi sepasang insan manusia. Matanya sibuk mencari orang yang ia kenal ditengah banyaknya orang yang datang, hingga ia merasakan tepukan ringan di pundaknya.
" akhirnya kau datang juga. Wonpil kali ini berhasil memaksamu?" seorang pemuda dengan paut usia yang tak terlalu jauh darinya datang menyapa. Younghyun tersenyum simpul sambil mengangguk.
" Wonpil selalu mempunyai cara untuk membujuk orang disekitarnya hyung. Dan kau tahu, aku tidak pernah bisa membantahnya. Pada akhirnya, disinilah aku" aku Younghyun yang dibalas anggukan kepala orang tadi.
" and I'm glad I can seeing you in this state.. kau tampak baik meski dengan kantung mata tebal dibawah matamu. Still crying for what you do in the past?"
" nope... aku baik-baik saja dan sudah meninggalkan kebiasaan menangis dan minumku. Hanya saja sekarang mataku sulit terpejam dan badanku selalu mengemis untuk asupan kafein, jadi yah... kau tahulah hyung" jawab Younghyun yang kini mendapat gelengan kepala dari orang tadi. Tak ada percakapan lagi diantara mereka, hingga objek lain dari percakapan mereka datang dengan senyum yang mengembang lebar.
" aku senang kau akhirnya datang hyung" ucap orang itu sambil mendekati kedua orang yang masih berdiri di tengah ruangan. Tangan pendatang itu langsung menggenggam tangan lawan bicara Younghyun tadi dan menggelayut manja padanya. Younghyun memutar matanya malas.
" kau sudah senang kan melihatku disini Wonpil-ah? Sekarang izinkan aku pulang" ucap Younghyun yang akan beranjak pergi namun berhasil ditahan Wonpil.
" sudah bertemu Dowoon?" tanya yang lebih muda dan dijawab dengan gelengan kepala Younghyun.
" kalau begitu segera temui dia. Perlu ku hantar?" tawar Wonpil yang kembali di jawab dengan gelengan kepala Younghyun.
" tidak perlu. Kau termasuk orang sibuk disini dan aku tidak mau menganggumu. Aku akan menemuinya sendiri" jawab Younghyun sebelum akhirnya beranjak pergi. Terdengar teriakan penyemangat Wonpil dari belakangnya dan Younghyun hanya dapat tersenyum kecil mendengarnya. Langkah kaki Younghyun terasa semakin berat ketika ia mendekati ruangan tempat orang yang berusaha ia lupakan berada. Setelah menghembuskan nafas dengan kasar, Younghyun membuka pintu besar dihadapannya itu dan langsung mendapat pemandangan yang selalu dapat menghangatkan hatinya. Senyum lebar dari pemilik hatinya yang kini sudah tidak ia miliki.
Tanpa sadar Younghyun ikut tersenyum melihatnya. Walau kemudian sebuah kenyataan pahit menghantamnya, bahwa senyum manis itu bukanlah miliknya lagi. Dengan berat ia mendekati orang itu dan memberanikan diri menyapanya.
" hai Dowoon-ah" ucapnya yang langsung mendapat respon berupa pandangan tak percaya dari pemuda manis itu. Senyum lebar yang tadi terukir kini menghilang, berganti dengan pandangan tidak percaya dan terluka.
" kau datang hyung" ucap Dowoon lirih. Younghyun menganggukkan kepalanya pelan.
" setidaknya aku harus datang untuk melihatmu kembali tersenyum Dowoon-ah" Younghyun berucap dengan suaranya yang bergetar. Dowoon tersenyum miris.
" ah.. ponsel baru?" tanya Younghyun sekedar untuk memecahkan kecanggungan.
" bukan.. ini milik Sungjin-hyung. Dia minta aku berfoto dengan ponselnya supaya tidak perlu mengirimkannya" jelas Dowoon yang langsung membuat Younghyun terdiam. Keduanya kembali saling diam dengan canggungnya.
" selamat untuk pernikahanmu Dowoon-ah... aku senang kau sudah menemukan bahagiamu" Younghyun akhirnya membuka mulutnya. Dowoon menatapnya lama kemudian menghela nafas pelan.
" terimakasih hyung. Aku berharap kau segera menemukan bahagiamu juga, supaya ada yang bisa merawatmu. Lihatlah kantung mata ini, kenapa semakin lama semakin tebal saja?" tanpa Dowoon sadari tangannya terulur dan mengusap pipi yang dulunya berisi itu. Younghyun memejamkan mata merasakan kehangatan yang dahulu ia sia-siakan. Namun ia tersadar bahwa Dowoon bukanlah miliknya. Dengan segera ia membuka matanya dan memundurkan badannya agar belaian lembut Dowoon terlepas dari pipinya. Dowoon yang diperlakukan seperti itu menatapnya terluka.
" maafkan aku yang dulu menyakitimu Dowoon-ah. Aku tidak berhak kembali merasakan kehangatan tanganmu" ucap Younghyun sambil menunduk. Tanpa sadar air mata jatuh membasahi pipinya.
" aku dengan tulus mengharapkan kebahagianmu Dowoon-ah. Sekali lagi selamat atas pernikahanmu dengan Sungjin hyung. Aku tahu dia akan menjagamu dan membahagiakanmu lebih dari siapapun. Dia pantas mendapatkanmu Dowoon-ah. Aku pamit" Younghyun langsung membalikkan badannya dan berjalan menjauh tanpa menunggu jawaban Dowoon. Sedangkan Dowoon yang ditinggalkannya, hanya mampu meremas buket bunga ditangannya sambil menatap kepergian pria yang menjadi pemiliknya selama lebih dari 3 tahun itu.
" terimakasih atas kedatanganmu hyung. Ku harap kau akan segera menemukan bahagiamu juga"
.
.
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
just a random story
Short Storyyeah.. just a random story~ Short description : Sebuah wadah untukku menuangkan ide yang mampir sekilas dan berlalu begitu saja tanpa ada akhir yang jelas . Mampir boleh, engga juga ga apa-apa . Terimakasih jika tidak melakukan plagiat serta meningg...