All in

306 17 5
                                    

( it's back to your imagination guys..  enjoyed..)
.
.
Dowoon mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan dengan cahaya mentari yang sudah menyapanya. Ia akan merenggangkan kedua tangannya ketika merasakan badannya dikungkung oleh tangan yang lebih besar darinya.  Ditolehkan kepalanya dan dilihatnya salah satu kakaknya masih tenggelam dalam mimpinya.  Senyum manis terukir begitu saja di wajah Dowoon.

" kau pasti lelah ya hyung?  Pulang jam berapa kau semalam? " monolog Dowoon sambil tetap memperhatikan wajah damai kakaknya itu.  Dengan perlahan ia melepaskan diri dari pelukan yang seperti gurita itu dan mulai menjauh dari badan yang tampak kehilangan sumber kehangatannya.

" kau lanjutkan saja tidurmu hyung..  Aku mau bangun dulu.  Kau pasti kelelahan bekerja hingga pagi terus" bisiknya yang diakhiri kecupan ringan pada kening yang lebih tua.  Setelah itu ia menaikkan selimut sang kakak dan perlahan beranjak menuju pintu.

Sambil merenggangkan badan dan sesekali menguap, Dowoon menuju dapur dan segera mengambil cangkir favoritnya. Sambil sesekali bersenandung, ia meracik kopi untuk dirinya sendiri. Tanpa ia sadari, dari belakangnya datang seseorang yang langsung melingkarkan tangan di perut ratanya dan sukses membuatnya terkejut.

" Selamat pagi Dowoon-ah" sapa orang itu sambil mencium leher belakang Dowoon dan membuat Dowoon kegelian.

" yak Wonpil hyung..  Kau membuatku kaget saja" gerutu Dowoon sambil memukuli lengan yang masih setia membelit perutnya itu.  Wonpil terkekeh dibuatnya.

" mian mian..  Kau sedang buat apa? "

" kopi..  Hyung mau? "

" buatkan aku teh dengan madu saja Dowoon-ah"

" ne..  Tapi lepaskan dulu..  Aku tidak bisa bergerak jika kau tetap seperti ini hyung" keluh Dowoon sambil berusaha melepas pelukan Wonpil namun tetap tidak berhasil.

" shirooo..  Aku masih ingin memelukmu.  Jatah memelukmu di malam hari sudah di hak milik oleh Younghyun hyung.. Jadi jatah memelukmu di pagi hari adalah milikku" ucap Wonpil sambil mengeratkan pelukkannya.

" siapa bilang? " sebuah suara terdengar dari sisi lain ruangan hingga membuat keduanya menoleh.  Tampak pemimpin mereka berjalan mendekat dengan tampilan khas bangun tidur.  Baju putih polos kebesaran dan celana pendek yang memperlihatkan paha putih nan kencang. Setelah sampai tepat didekat mereka,  Sungjin langsung melepas pelukan Wonpil.

" jangan mengganggunya ketika melakukan sesuatu,  bisa bahaya" ucap Sungjin sambil beralih mengambil cangkirnya sendiri. Wonpil hanya mencebikkan bibirnya kemudian duduk di salah satu kursi di meja makan.

" mau aku buatkan sekalian hyung? " tawar Dowoon yang akan menuangkan air panas dicangkirnya. Sungjin mendekatinya lagi dan menganggukkan kepala.

" susu hangat dengan madu ya..  Aku entah kenapa ingin yang manis-manis" jawab Sungjin sambil menyenderkan badannya di pintu kulkas.

" aku kan juga manis hyung, kau tidak menginginkanku? " goda Dowoon sambil tetap sibuk meracik minuman pesanan kedua kakaknya.

" hampir 7/24 aku menginginkanmu.. Tapi aku harus berbagi juga dengan mereka..  Huft" Sungjin menghela nafasnya dengan wajah yang ditekuk. Dowoon tertawa melihatnya. Dihentikannya aktivitasnya tadi kemudian ia menghadap pada kakaknya yang sedang merajuk itu.

" aigooo...  Uri leader sedang merajuk? " goda Dowoon sambil menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi Sungjin. Jika dulu Sungjin akan dengan tegas memarahi Dowoon, kini ia malah semakin menyamankan diri pada kehangatan yang tersalurkan dari tangan mungil itu.

" anniyaa...  Aku hanya mengucapkan fakta" elak Sungjin yang entah sejak kapan sudah meletakkan tangannya di pinggang Dowoon.

" kau lucu sekali hyung..  Hari ini aku janji akan menghabiskan waktu berdua denganmu.  Kita mau nonton film?  Drama?  Atau konser kita? " tawar Dowoon yang sukses membuat Sungjin tersenyum lebar.

just a random storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang