" happy birthday hyung.. Aku kadomu~"
.
.
Dengan kesulitan Sungjin membuka pintu kamarnya karena ia tengah menggendong Dowoon yang tidak bisa dibilang kecil. Sedangkan Dowoon yang ada di tangannya hanya terkikik melihat kakaknya itu kesulitan.
" Kau bisa membantuku membuka pintu kan Dowoon-ah?" tanya Sungjin yang mulai jengkel karena tangannya tak juga bisa membuka kenop pintunya. Dowoon langsung melepas salah satu pegangannya dan meraih gagang pintu, kemudian membukanya. Dengan segera Sungjin membawa keduanya masuk ke kamar berukuran sedang itu dan langsung membaringkan Dowoon di atas tempat tidurnya. setelahnya ia menuju pintu dan menguncinya dari dalam, meminimalisir terjadinya gangguan nantinya. Dowoon terkekeh melihat tingkah leadernya yang terkesan sedikit terburu. Setelahnya, Sungjin langsung menuju Dowoon dan menubruknya. Sungjin memeluk tubuh Dowoon erat, seolah tak mau melepaskan hingga kapanpun. Dengan tangan yang bebas, Dowoon mengelus punggung Sungjin.
" gwenchana?" tanya Dowoon setelah mereka berdua sama-sama terdiam beberapa saat. Sungjin menggelengkan kepalanya.
" aku tak yakin apakah aku baik-baik saja.. aku tak yakin apakah aku tidak baik-baik saja... perasaanku abu-abu saat ini Dowoon-ah" jawab Sungjin sambil mengangkat kepalanya sehingga pandangan mereka bertemu. Dowoon meraih pipi Sungjin dan mengelusnya lembut.
" tenanglah hyung.. kau sudah melakukan yang terbaik. Aku bangga padamu hyung" Dowoon berucap dengan lembut. Sungjin semakin menyamankan diri dengan kehangatan yang menguar dari telapak tangan Dowoon. perlahan kedamaian merasuki hatinya dan membuatnya nyaman.
" Jadi, apa sebenarnya yang kau inginkan untuk hari ulang tahunmu ini hyung?" tanya Dowoon memecah keheningan. Sungjin langsung membuka matanya dan tersenyum.
" kamu" jawabnya singkat.
" aku serius hyung.. jangan menggodaku seperti itu" Dowoon mengerucutkan bibirnya tanda menyeruakan protesnya. Sungjin mengangkat badannya yang sebelumnya menindih badan Dowoon, kemudian memposisikannya sehingga duduk bersandar pada sandaran ranjang. Dowoon menyamankan posisinya sehingga ia kini menaruh kepalanya di paha Sungjin. jika tadi Dowoon yang memberikan kenyamanan pada Sungjin, kini posisi terbalik. dia yang mendapat kenyamanan dari Sungjin. Tangan Sungjin membelai surai hitam itu lembut dan membuatnya terbuai.
" aku serius Dowoon-ah. yang kuinginkan untuk ulang tahunku kali ini hanyalah kamu " Sungjin menekankan tiap katanya, dan Dowoon tahu bahwa sang kakak benar serius dengan kata-katanya.
" aku menginginkanmu untuk melengkapi hidupku. selama ini kau sudah menjadi pilar penyanggaku, kekuatanku tanpa kusadari, sumber bahagiaku. oleh sebab itu aku ingin kau seutuhnya menjadi milikku" Sungjin meraih sebuah kotak kecil berwarna merah dari atas meja nakasnya, yang entah kenapa luput dari penglihatan Dowoon. diserahkannya kotak itu pada Dowoon yang tentu diterima Dowoon dengan senang hati walau ada tanda tanya besar di kepalanya.
" ini apa hyung? perasaan kau yang berulang tahun, kenapa aku yang mendapat hadiah?" tanya Dowoon sambil menimang-nimang kotak itu, sekalian menebak apa isinya.
" bukalah.. setelah ini kau akan tahu apa isinya". Dowoon lalu membuka kotak itu perlahan dan melihat apa yang ada didalamnya. dengan dahi berkerut, Dowoon kembali menatap Sungjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
just a random story
Short Storyyeah.. just a random story~ Short description : Sebuah wadah untukku menuangkan ide yang mampir sekilas dan berlalu begitu saja tanpa ada akhir yang jelas . Mampir boleh, engga juga ga apa-apa . Terimakasih jika tidak melakukan plagiat serta meningg...