IAHILY • LISA × MINO

610 71 0
                                    

© rougannu, All Right Reserved.

If Anything Happen, I Love You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

If Anything Happen, I Love You

Suasana cukup mencekam, belum sampai titik mengerikan. Beberapa menit lalu tawa serta canda masih menghiasi keduanya. Dua kakak beradik yang sangat menyayangi satu sama lain.

Tetapi dalam sekejap semua telah berubah. Seolah efek jentikan tangan thanos benar adanya. Membuat pikiran keduanya kosong melompong tanpa membiarkan ada sedikit beban pun bersarang di pikiran pada momen krusial tersebut.

Mereka terus saling menggenggam tangan tanpa berniat melepaskan sampai akhirnya. Meja tempat keduanya berlindung mulai memberontak seolah mengusir yang tengah berlindung. Bangunan pun mengikuti jejak meja yang bergoyang ikut beruntuhan.

Suara panik yang sesaat sebelumnya terdengar begitu ricuh, digantikan dengan rapalan permohonan yang ditujukan kepada Yang Kuasa. Suara tangis dan jeritan silih menggantikan pula kepanikan. Semua yang sempat bersitegang kini saling berpegang, mengharapkan keselamatan bersama.

DOR
DOR
DOR

Terdengar suara tembakan menguar di udara tanpa hentinya. Sepertinya hanya senyuman yang dapat diusahakan. Tangis pun tak akan menyelamatkan mereka. Seketika seluruh memori bahagianya berputar seperti kaset rusak yang berputar dengan sendirinya.

Di sana sebuah benda mati yang kerap kali dijadikan candu sejuta umat tergeletak dengan kondisi yang cukup mengenaskan, setidaknya tidak lebih mengenaskan dari para manusia yang tertimpa reruntuhan. Lisa berusaha meraih benda tersebut, namun tangannya tak mampu meraihnya. Ia terus berusaha menggeser sedikit demi sedikit tubuhnya sampai ketika tak sengaja tubuhnya tergores pecahan lampu yang tajamnya melebihi 5 lima senti.

Mino mengeratkan tangan ringkih adiknya, berniat melindungi bagaimanapun caranya. Akhirnya Mino yang berusaha bangkit sedikit, mencoba menggapai apa yang tadi Lisa tuju. Dengan sedikit usaha pria itu berhasil, meraihnya kemudian memberikan kepada Lisa.

"Ini sayang..." suaranya yang biasanya terdengar berpura-pura tak acuh, kini justru berupaya tegar.

Lisa mengambil alih ponsel yang berada pada tangan kakaknya dengan senyuman lebar dipaksakan. "Terima kasih kak." Mino mengangguk mengiyakan.

Dengan gerakan terburu-buru Lisa mengetikan sebuah nama kontak seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Kontaknya ditandai bintang, tandanya termasuk kontak favorit. Ketika menemukan tujuannya gadis itu menekannya pasti.

RING
RING
RING

Dering telefon ternyata lebih dahulu berbunyi sebelum Lisa sempat menghubungi.

"Lisa, tadi ibu sedang memasak makanan kesukaanmu, nasi kari ayam. Tetapi tiba-tiba ibu kepikiran dengan kalian nak, kamu dan Mino. Lalu saat ibu menghubungi Mino nomornya ternyata tidak aktif. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada kalian, sayang?" Jelas perkataan ibunya menyiratkan kekhawatiran, Lisa tahu pasti hal itu.

Kemudian untuk menjawabnya Lisa melihat kakaknya yang juga tengah harap-harap cemas. Ia ingin Mino tahu bahwa apa yang akan dikatakannya juga tertuju kepadanya, kakaknya yang begitu ia sayangi.

Lisa menghela nafasnya sesaat, meyakinkan diri sebelum berkata, "..Tenang saja bu, saat ini kami baik-baik saja.



But if anything happens, I love you.



Jangan lupakan itu ya bu, salam untuk ayah."

Lisa meletakkan ponselnya, tanpa menutup terlebih dahulu sambungan telefon. Ia menitikkan air matanya, cukup menyesal seringkali bersikap kasar pada kakaknya, tidak bersyukur atas segala kasih sayang yang dilimpahkan untuknya. Padahal ia jelas tahu Mino begitu menyayanginya dibalik sikap cuek bebeknya. Belum lagi orang tuanya yang walaupun kadang tidak masuk akal, akan selalu mengusahakan agar Lisa merasa dihujani kasih sayang.

Sekarang, ralat, beberapa waktu ke depan mungkin itu semua hanya akan menjadi kenangan.

DUAR

Bunyi bom yang terdengar begitu eksplosif bersuara begitu kencangnya memenuhi gedung sekolahan mereka. Tempat para siswa yang begitu polos menimba ilmu nyatanya diserang oleh seseorang yang tak bertanggungjawab. Mungkin orang itu kesepian, hingga tak tahu rasanya kehilangan.

Lisa dan Mino yang saling berpegangan tangan tak berpisah hingga akhir. Pergi dengan saling melemparkan senyum indah. Menutup hari dengan senyuman memanglah yang terbaik.

Sementara yang berada di sambungan telefon hanya bisa menangis tak percaya atas apa yang didengarnya.

Tapi ia percaya, kedua anaknya mencintai dan mengingatnya hingga akhir hayatnya.

Because if anything happens, remember that there's someone who love you till the end.

*

*

*

end

✍🏻5th February 2021

much love,

happyaraaa

happyaraaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps. For you who have never been with me.

POIGNANT •|• SERIES OF LISA'S ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang