DHSHB • LISA × LAY

665 77 2
                                    

© rougannu, All Right Reserved.

© rougannu, All Right Reserved

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua Hari Sebelum Hari Bahagia

27, sebuah angka yang tercetak pada jersey bola lusuh yang menggantung di dinding putih seolah begitu berharga. Sama seperti angka yang tertera pada jersey tersebut, hari ini juga tanggal dua puluh tujuh. Hari berbahagia bagi beberapa orang. Hari kelahiran yang pernah dengan susah payahnya diperjuangkan seorang ibu. Hari lahir seorang gadis bernama Lalisa.

Di dalam ruangan yang sama tempat jersey itu berada, beberapa balon juga ikut terpasang untuk memeriahkan. Ruang keluarga yang begitu besar telah penuh, namun tak ricuh. Benda-benda keperluan pesta ulang tahun yang akan dirayakan nanti malam juga sudah siap sedia sedari tadi.

Ya, semuanya terlanjur siap.

🦅🦅🦅

"Sayang . . kamu gak kedinginan hanya pakai sweater rajut begitu? Nih, pakai jaketku aja ya." tanya seorang pemuda bernama Lay pada kekasihnya yang sedang menghangatkan diri di depan api unggun.

"Huh . . kamu lupa siapa pacarmu? Aku ini Lalisa, bahkan jika harus berhadapan dengan singa sekalipun aku tak mungkin gentar. Apa lagi hanya karena tidak memakai jaket di pegunungan, sayangku,"

Penjelasan Lisa mengundang senyuman bagi Lay, ia benar-benar bersyukur memiliki kekasih seperti Lisa yang bisa menghidupkan suasana. Karena menurutnya, dirinya sendiri adalah orang yang datar, susah untuk membangkitkan suasana. Dan untungnya lagi, ia memutuskan mendaki gunung bersama kekasih tercintanya ini.

Dengan hati-hati Lay mengusak rambut Lisa penuh sayang. Lisa menyambutnya dengan senyuman paling berbahagia.

"Iya, benar juga, kamu memang yang terbaik sayang!" puji Lay pada Lisa.

Gunung yang tadinya begitu dingin, dirasa menghangat jika melihat kemesraan keduanya. Mereka memang sudah berpacaran selama kurang lebih tiga tahun, saling kenal saat bergabung dengan mapala. Lisa bukan pribadi yang suka dengan alam, ia hanya ikut-ikutan temannya. Tapi bertemu Lay adalah sebuah motivasi tersendiri yang membuatnya mencintai alam, dengan Lay di sisinya tentunya.

"Sayang, gak sampai seminggu kamu ulang tahun. Kamu mau aku kado apa? Aku belum sempet siapin, karena kamu selalu nyuruh aku buat siapin perjalanan kita mendaki aja sebulan belakangan." Lay kembali mengelus-elus puncak kepala Lisa, kepalang gemas melihat wajahnya yang memerah karena kedinginan.

"Hmm . . apa ya, aku bingung Lay. Kayaknya udah ada semuanya, dan yang aku mau juga udah aku beli sendiri," 

Lay memberengut, "Kok gitu manggilnya?"

"Huh? Manggil gimana?" tanya Lisa yang mengerutkan dahi karena tidak mengerti perkataan Lay.

"Kamu, tadi kamu panggil pakai nama," jelas Lay.

POIGNANT •|• SERIES OF LISA'S ONESHOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang