"Sepertinya wajahmu tidak asing bagiku, kau idol yang dikabarkan meninggal itu kan, apa kau memalsukan kematian mu atau semacamnya?" Tanya Jimin.
Sekarang Jungkook, Taehyung dan Jimin sedang duduk di satu ruangan yang sama dengan pikiran yang berbeda. Jungkook dengan kecurigaannya, Taehyung dengan rasa bingungnya dan Jimin dengan rencana kecilnya.
Jungkook memaksa kekasihnya duduk di atas pangkuannya, karna tidak mau Jimin menyentuh apalagi menyakiti orang yang ia cintai. Dia mendesis pelan saat Taehyung terlalu banyak bergerak, pantat tebalnya itu terus bergerak di atas benda menonjol berbalut celana miliknya.
"Jangan terlalu banyak bergerak jika tidak ingin mengambil cuti lebih panjang, atasan mu mungkin akan tertawa kalau tahu alasan kau libur hari ini." Pipinya memerah saat Jungkook berbisik dan menggigit kecil telinganya. Mendengar itu tubuhnya langsung tak bergerak sedikitpun.
Jungkook tertawa kecil melihat respon kekasihnya. Lalu mengalihkan perhatian nya pada Jimin dan menjawab pertanyaan nya. "Aku tidak melakukan apapun, ini hanya sebuah takdir sekaligus keberuntungan ku."
"Keberuntungan ya, aku tidak yakin." Kata Jimin.
"Jadi, Jimin-ssi kapan kau akan pulang?" Tanya Jungkook menatap tanpa emosi kearah teman kekasihnya.
"Hwah, kau mengusirku?" Jimin tertawa kecil lalu berdiri dari duduknya, menatap Jungkook dengan pandangan tak terbaca. "Tenang saja aku sudah akan pergi Jungkook-ssi."
Jimin mengalihkan pandangannya pada teman dekatnya, "Taehyung bisakah aku membawa pulang kimbap yang kau buat untukku?"
"Tentu, aku akan--" saat Taehyung sudah berdiri dan hampir berjalan menuju dapur, Jungkook menarik pinggangnya sampai dia kembali duduk. Dia memeluk erat pinggang Taehyung.
"Tidak, semuanya milikku." Jungkook menyambar dengan cepat sebelum kekasihnya menyelesaikan ucapannya.
Taehyung menatap bingung kekasihnya, "aku membuat banyak tadi.. tidak masalah kalau kita membungkus dua atau tiga untuk Jimin." Dia melepas pelukan kekasihnya dengan gerakan lembut.
Jungkook melepaskan pelukannya dengan tak rela, memandangi siluet punggung kekasihnya yang mulai menjauh.
"Apa tujuan aslimu datang kemari Park Jimin?" Jungkook mulai mengeluarkan aura gelapnya, setiap kata yang ia ucapkan penuh penekanan.
"Kau pikir apa? Aku sedang mengunjugi teman dekatku," Jimin memasang senyum tipis.
"Rubah licik seperti mu datang kesini hanya dengan tujuan itu?" Jungkook tertawa meremehkan.
"Jika aku seekor rubah licik lalu kau itu apa? Setidaknya aku tidak pernah menculik seorang gadis yang tak mampu melakukan perlawanan apapun." Jimin menatap tajam Jungkook dengan wajah tanpa ekspresi.
"Gadis mana yang kau maksud?"
"Jangan berpura-pura bodoh Jeon, keberuntungan mu tidak akan berfungsi lagi jika kau benar-benar membawanya pergi bersama mu. Dia ada padamu kan?!" Jimin mulai terbawa emosi. Tangannya terkepal erat.
"Park Jimin siapapun gadis yang kau maksud, satu hal yang perlu kau tahu.. aku tidak tertarik pada wanita. Jadi untuk apa aku menculiknya." Jungkook menaikkan nada bicaranya.
"Jadi itu alasan mu melakukan permainan bodoh denganku dan mengirim anak buah mu untuk mengintai ku?" Jungkook tertawa meremehkan. "Dasar payah," ucapnya di sela giginya dengan rahang mengeras. Dia masih kesal mengingat musuh incarannya lepas karna pria ini ditambah lagi alasan dia mengintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Dari Poster [Kv]
FanfictionMenunjuk takut-takut ke arah pria itu dan poster yang masih menempel di dinding kamarnya bergantian, "J-Jeon Jungkook? B-bukannya kau sudah meninggal? K-kenapa kau keluar dari poster itu" Taehyung bertanya dengan nada tergagap karna merasa takut, ce...