14

12.3K 498 5
                                    

"Balas !".Ian tidak suka bersolo karir.

"Aku sudah mengajarimu".lanjutnya. sambil mengusap perut serta pinggang Elina.

Elina mencoba mengikuti alur ciumannya.Ian membawa tangannya kepundaknya.

Elina seketika menghentikan ciumannya dan mendorong dada bidang Ian.

"Iya saya mengerti, mari kita lanjutkan pijatnya !".Elina tersenyum canggung.

Ian hanya terdiam menatap Elina. Sedangkan Elina beringsut mundur.dengan tiba-tiba Ian menarik pergelangan kaki Elina untuk mensejajarkan posisi mereka seperti semula.

"Aku berubah fikiran,aku ingin kau memijat Ini..." ucap Ian sambil memainkan Lidahnya di area bibir sexi nya.

Ian mengambil jari-jemari Elina dan membawanya ke arah mulutnya.

Elina terkaget saat Ian mulai melumat jari telunjuknya.dan tatapannya yang terlihat tajam menggoda.

"I-ian". Elina merasakan gelayaran aneh.

"Hmm ?". Ian mengangkat satu alis matanya.sembari terus mengulum jari Elina.

Dimainkannya jari Elina oleh lidah nakalnya.Elina merasa jarinya dibelai lembut oleh benda lentur nan menggoda itu.

Kemudian Ian hisap kuat-kuat jari lentik itu untuk sentuhan terakhir.

"Sshhh.."tanpa sadar lolos dari mulut Elina.Ian tersenyum melihatnya.

Ian kemudian beralih melumat leher putih Elina yang menggoda.

Tangan kanannya tak tinggal diam merayap ke area sensitif Elina. Sampai ketika Ian memberhentikan aktivitasnya secara tiba-tiba dan menatap mata Elina. Elina bingung.

"Huuufftttt...".Ian mendengus kesal. Dirinya Lupa kalau Elina sedang datang bulan. Dan baru saja dia menyentuh pembalutnya.

"Sudah... aku ingin tidur".Ian membaringkan tubuhnya disebelah Elina. Sebutlah dirinya sedikit mengambek.

Mereka berduapun terlelap.

....

Sorenya.

" mmm..I-Ian".

" hmm".sautnya sambil mengotak atik laptop.

" aku izin ingin pulang". Elina berbicara dengan ragu.

"Hah ?, ngapain pulang?". Ian terkejut dengan ucapan Elina.

"S-saya ingin bertemu orang tua saya".

" kapan ?".

"Kalau boleh...S-sekarang".

"Tidak boleh". Ucap Ian singkat.

"Ooh..baik".Elina terkejut dengan tanggapan Ian.dan sedikit kecewa.

"Pffftt...aku bercanda Elina. Kau boleh pulang.Tapi malam harus sudah pulang !".Ian terkekeh.lalu mengusap Rambut Elina.

"Baik saya akan pulang malam !" Jawabnya antusias.

"Hati-hati".

" baik ,terimakasih Ian". Elina bersiap-siap dan segera pulang ke rumahnya.

...

Elina mengunjungi toko baju serta membeli beberapa makanan untuk ayah dan ibunya terlebih dahulu.

20 menit perjalanan menggunakan Taxi.

"Aku pulang !".

" Hey...siapa ini yang datang !" Sambut sang ibundanya.

"Hey nak ,akhirnya putriku pulang". Sambut sang ayah.

"Iya ayah ibu. Oh iya ini untuk kalian". Elina memberikan bungkusan yang ia bawa

"Woow...sekarang duit mu banyak juga yaa".ucap sang ayah.

" Gaya sekali kamu membelikan kami ini semua, dapat uang dari mana ?, melacur ?".ucapan ibunya yang sukses membuat hatinya teriris.namun semua itu sudah biasa untuknya.

"Ayah ibu, apapun pekerjaanku itu tidak penting.yang penting aku bisa dapet uang untuk kehidupan kita".

"Sudah kuduga". Ibunya masih saja menjawab sambil merokok.

"Gimana El, mana uangmu..sini kasih ke ayah".

"Kan sudah aku bayarkan utang ayah dan ibu".

"Halaaah..! Apaan kamu ini, utang kita juga kamu yang makan !,jadi gak usah sombong sudah melunasinya !". Bentak Seto. Membuat Elina meneteskan air mata.sungguh mereka ini sudah bukan orang tuanya lagi.

Kedua orang tuanya dulu adalah orang yang terpandang dan disegani banyak orang.bukan sampah masyarakat seperti sekarang.

"Ya sudah ayah ibu, aku balik ke asrama. Ini aku hanya punya segini untuk kalian". Bungkusan coklat itu direbut seto dengan kasar. Dan melirik isi didalamnya.

"Lumayan,makasih ya".

"Hey....aku juga mau !!". Sembur istrinya.

"Iya iya.. bawel".

Merasa tidak dibutuhkan lagi. Elina pamit kembali ke "asrama"nya.

...

Ting tong..!

Ian membukakan pintu.

"Cepat buat kan makan aku lap-.....ar".Ian menghentikan ucapannya saat melihat Elina yang terlihat menahan tangis.

"Hey..kamu kenapa ?,apa semua baik-baik ajah ?". Ian memegang pipi Elina yang basah akibat air matanya.

Elina mengangguk pelan.dengan air mata yang menetes kesekian kali.Elina menghambur kedalam pelukan Ian. Sedangkan Ian terkaget dengan hal itu.

"Shhh..menangislah sepuasmu" .Ian mengusap pelan rambut Elina dan menggiringnya masuk kedalam.untuk menenangkannya.

.....

30 menit berlalu. Elina kini sudah sedikit mendingan.

"Nih....gimana sudah mendingan ?". Ian memberikan Segelas susu hangat.

"Hmm..makasih Ian". Elina mengangguk sambil tersenyum.

"Mengapa aku sangat peduli dengannya ?". Batin Ian.

"Kalau kamu ingin cerita,aku siap dengarkan". Ucapnya sambil menatap Elina.

"Hmmm.." Elina hanya tersenyum.

Ian mengangguk.ia mengerti suasana hati Elina saat ini.tapi siapa yang telah membuatnya menangis ?.


》》》NEXT=》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang