36

6.1K 281 3
                                    

Elina menemani Ian diruang kantornya. Kini semua pegawai mengetahui jika Elina telah menjadi "Asisten"  pribadi Ian.

Didepan para pegawai mereka berdua terlihat selayaknya Asisten dan Bos. Tapi ,jika sudah berdua tidak usah ditanya. Ian akan menerkam Elina kapanpun.

Memang tidak masuk diakal mengenai Elina yang hanya tamatan SMA bisa menjadi Assisten Pribadi Ian Howard Salvator Direktur Besar perusahaan XX.

Namun tetap saja banyak yang berfikiran miring terhadapnya,walau kenyataannya memang seperti itu. Banyak sekali pagawai yang menatap tak suka kepada Elina. Mantan OG kini menjadi Asisten Pribadi Direktur.

Ian baru selesai berkutik dengan banyaknya lembaran dokumen dan layar laptop nya.

Ian meregangkan badannya sebentar,lalu melirik sosok mungil yang sudah tertidur disofa. Dengan posisi terduduk,memeluk bantal Sofa.

Ian menghampirinya. Dan berjongkok didepannya. Menatap dengan rasa sayang. Karna kehadirannya lah Ian dapat tersenyum kembali.

Ian menyingkirkan anak-anak rambut yang menutupi wajah cantik Elina.

Cup...

Satu kecupan Ian berikan di kening Elina.

Melihat posisi tidur Elina yang kurang baik,Ian segera membenarkan posisi tidurnya.

Karna Ian juga mengantuk,Ian ikut berbaring disebelah Elina ambil memeluk tubuh mungil itu.

1 jam terlewat. Mereka berdua bergumul dalam alam bawah sadar masing-masing.

Tok..tok..

Terdengar ketukan dipintu.

"Pak direktur.."

Tak ada jawaban.

"Saya masuk ya pak ?".

Sekretarisnya masuk tanpa seizin Ian ,karna ada beberapa Dokumen penting yang memang harus disampaikan.

Ceklek !

Seketika Sekretaris itu terkejut melihat Ian dan Elina yang sedang tidur bersama disofa dengan posisi saling berpelukan.

Sekretaris itu tak dapat bersuara. Namun tangannya bergerak mengambil ponsel disaku roknya.

Cekrek !

"Pak Lucas pasti senang ". Gumamnya lalu keluar dari ruangan.

......

Kini Ian dan Elina telah sampai di apartementnya.

"El...kamu istirahat duluan. Aku mau keluar sebentar". Ian mengusap pipinya.

Elina tersenyum mengangguk.

Cup..

Ian mengecup sekilas bibir Elina,lalu pergi.

....

Elina tersenyum menatap pintu.

Apakah perasaannya kini terhadap Ian sudah jelas. Rasa takut dan benci itu serasa hilang dari dirinya terhadap Ian.

Elina pergi kearah kamar ,menghampiri keranjang baju kotor milik Ian. Elina meraih kemeja yang baru saja dipakai Ian siang tadi dan menghirup kuat-kuat aroma tubuh Ian.

"I...aa..n"

.......

Sebelum tidur Elina merasa lapar, Ia membuat seporsi makanan untuk dirinya. Jam dinding menunjukan jam 21:15.

Agar tidak sunyi,Elina memakan makananya sambil menonton TV. Menayangkan film Fast and Forious.

Sebetulnya Elina tidak terlalu suka dengan film itu,hanya karna tidak ada pilihan lain.

Saat Film sedang berjalan, tiba-tiba layar tv memperlihatkan berita sekilas info dimana mengabarkan Bahwa telah terjadi perampokan disuatu bank.

Dan seketika Elina tersedak saat melihat berita selanjutnya dimana terpampang jelas foto dirinya bersama Ian sedang tidur di Sofa tadi siang. Berita mengabarkan sekandal Direktur Perusahaan XX dengan seorang "Asisten Pribadinya" yang dimana wajah mereka tidak diracak sama sekali.

"S-siapa yang m-membuat berita ini ?". Suara Elina bergetar. Ia takut reputasi Ian hancur karna berita Ini.

Elina segera menelfon Ian. Namun tak kunjung diangkat.

Elina memberantai pesan kepada Ian.

Ting tong !

Bel pintu berbunyi...

Elina berfikir itu mungkin saja Ian,dan ingin memberitahukan berita sama yang baru saja mereka lihat.

Ceklek !

Baru saja kuncinya dibuka,pintu langsung didorong kuat dari luar.

Hingga Elina terpundur kebelakang. Ternyata perkiraannya salah,dia bukan Ian tapi Lucas.

Dengan wajah penuh Emosinya dia menghampiri Elina.

Satu tangannya meraih leher Elina.

"Lo udah janji sama gua... buat ngejauh dari Hidup Ian.... KENAPA LO NGELANGGAR BANGSAT ??!!!!".

Elina hanya terdiam menahan cengkraman di lehernya.

"Tau Lo begini... udah gue PERKOSA Lo sampe MAMPUS !!!!!". Teriak Lucas di hadapan Elina.

"K-kenapa k-kamu membenci I-an ?"

"Iya Gua benci dia,Dia udah ngerebut semua yang gua mau !!!". Lucas terlihat sangat murka kepada Elina. Lalu menyeret Elina,dan melemparkannya ke lantai, lalu menindihnya disana.

"Uhuk...uhuk.... To..Loong !!"

"Percuma hah..." Ucap Lucas seraya hendak melepaskan ikat pinggangnya.

Tiba-tiba Ponsel Lucas berdering.Lucas berdehem terlebih dahulu.

"Ehem..... Halo".

.....

"Gua Lagi di Luar".

....

"Ok Gua kesana sekarang Ian".

Ucapnya tersenyum miring sambil melirik Elina yang ketakutan dibawahnya.

Tut.

Sambungan terputus.

Lucas mencengkram erat dagu Elina,

"Awas Ya Lo !".

Kemudian Lucas melumat bibir Elina sebentar tanpa ada balasan dari Elina.

Lucas beranjak dari tubuh Elina,sambil membenarkan ikat pinggang yang baru saja terlepas.

Sebelum keluar Lucas menatap Elina dengan tatapan hinanya.

"Cih.. Jalang !".

Bughh...!

Lucas membanting pintunya.

Elina hanya menangis meringkuk dilantai.






》》》NEXT=》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang