35

6.3K 308 6
                                    

Votenya dung Guys 🙃



Kelopak lentiknya mulai terbuka,menatap kosong langit-langit kamar dengan wajah pias ,serta kantung mata yang sedikit menghitam dan bibir yang pucat.

Hembusan angin hangat milik pria yang tidur disebelahnya sangat terasa dilehernya.

Ian terbangun,mendapatin Elina yang sudah membuka mata terlebih dahulu.

"El... kamu udah bangun sayang".

Elina sekilas meliriknya lalu kembali menatap Langit-langit kamar.

Ian mengecek suhu tubuhnya menggunkan punggung tanganny,dan sigak mengmbilkan air putih.

"Minum ini El". In memberikn segelas air dan satu kapsul Vitamin. Elina menurut.

Ian meminta maaf atas kejadian semalam,kemudia diangguki oleh Elina.

"Sayang ,aku sungguh cemburu tadi malam. Entah mengapa aku tidak bisa mengontrol Emosiku". Ucap Ian sambil menciumi tangan Elina.

Elina hanya mengangguk lalu tersenyum.

"Bagaimana keadaanmu ??".

"Sudah baikan".

"Tapi kamu masih pucat El"

"Nanti siang pasti seger lagi".

Ian sangat beruntung memiliki Elina. Elina wanita sederhana yang tidak banyak meminta dan penurut.

.......




Ian terpaksa pergi ke kantor,karena sebuah rapat penting yang harus Ia hadiri.

Ian sudah menawarkan Elina untuk didatangkan seorang pembantu, tetapi Elina menolak.

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul 17:20.

Ian tengah berjalan di lorong lantai apartemen. Ian dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba memanggil namanya. Sebelum dirinya benar-benar sampai pintu apartemennya.

"Ian !!!".

"Ngapain Lo disini ??".

"Gue males pulang, gua ngopi di Apartement Lo ya... bentar aja". Mohon Lucas.

"Ck.. iya iya....."

......





Elina yang sedang dududk di sofa kamar sambil membaca sebuah buku,tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka. Mungkin Ian baru saja tiba.

Tapi saat Elina ingin memegang handle pintu kamar,Ia mendengar banyak langkah kaki. Ian tidak sendirian.

"Tidak.. pasti Itu Lucas !!!". Gumamnya panik.

Elina segera melihat keadaan kamar, ternyata sudah rapih.Buru-buru Ian mencari tempat persembunyian.

...

Ian yang baru saja masuk merasa heran,mengapa apartementnya sepu sekali. Dan rapih. Apakah Elina sedang keluar ?.

Ian menengok sana sini,tanpa suara. Ia pergi ke ruang tengah,dapur,kamar mandi dan yang terakhir kamar tidur. Elina tidak ada dimana-mana.

Tapi Ian diam saja berusaha tidak panik,karena ada Lucas disini.

Lucas yang sedari tadi memperhatikan Gerak gerik Ian merasa heran.

"Nyari apa sih Lo Ian ?".

"Bukan apa-apa".

Kemudian mereka berdua mengopi bersama, namun Ian masih saja terlihat gelisah dengan terus mengepalkan tangannya.

"Lo kenapa sih Ian ?".

"Bisa gak Lo cepetan cabut dari sini ?!".

Melihat sepupunya yang sedang Bad Mood Lucas memilih panit,setelah menghabiskan kopinya.

"Ok Gue cabut brother, jangan kangenin Gue". Lucas terkekeh kecil seraya menpuk bahu Ian.

"Najis". Makinya dengan memutar bola matanya jengah.

Saat Lucas sudah benar-benar pergi. Ian kembali panik.

"Dimana kamu Elinaa !!!". Geramnya.

"Aku disini Ian".

Ian terkaget melihat Elina yang baru saja keluar kamar. Tadi sudah Ian cari disana pikirnya.

Ian segera memeluk Elina. Takut kehilangan.

"Kamu dari mana saja ?".

"A-ku dikamar sedari tadi".

"Tadi aku kekamar ,kamu gak ada?".

"Mungkin kebetulan tadi aku kekamar mandi kamar". Alibinya, padahal tadi Elina mengumpat dibawah kasur. Dirinya juga meliat Ian yang mondar-mandir dikamar.

"Hmm begitu yaa.. aku tidak mengecek kamar mandi kamar ".

"Tadi seperti ada yang bertamu, siapa ?".

"Lucas"

"Dia sudah pulang ?".

"Apa kamu tega menanyakan pria lain padaku ?". Wajah Ian mendatar.

"Mmm... t-tidak Ian. "

"Sudah mari kita istirahat".

" Aku akan memasak makan malam".

Ian menarik pinggang Elina dan menggiringnya kekamar untuk istirahat.

" tidak udah,aku sudah makan tadi". Alibinya.

Elina menuruti perkataan Ian untuk beristirahat.


"Untung saja Lucas tidak tahu kalau aku berada disini ". Batin Elina.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

》》》NEXT=》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang