32 -2

6.5K 298 1
                                    

Elina telah sampai dijakarta pukul 13:15 . Segera dirinya menuju rumah kedua orangtuanya. Saat dilerjalanan menuju rumah. Ponselnya terus saja bergetar karena panggilan yang masuk dari nomor yang tidak Ia kenal.

Jantungnya berdetak kencang,mengingat kedua orang tuanya yang kini sedang terancam.

Elina tiba dengan dandanan yang sedikit berantakan,akibat perjalanannya yang tergesa-gesa.

Ada sedikitnya 3 mobil berwarna hitam terparkir di depan halaman rumahnya.

Elina berlari menggapai pintu utama.

"Ibu..! Ayah !! ". Teriak Elina saat melihat kedua orang tuanya yang terlihat tertekan dikungkung para pria berbadan tinggi dan besar.

"Elina tolong kami !!!". Ibunya berteriak.

"Ada apa ini ?, memangnya berapa hutang orang tuaku...sampai-sampai kalian mengintimidasi orang tuaku seperti ini ?!!!".

"BANYAK SEKALI !!!".

Tiba² suara itu menggema menjawab pertanyaan Elina dari arah kamarnya.

"Kamu ?".

"Apa kabar Elina". Ian tersenyum,namun terkesan tidak ramah.

"Ayah dan ibu berhutang padanya ?!"

"Iya Elina, kami mohon tolong kami !".Mohon Seto.

Elina sangat tidak habis pikir. Dunia semakin terasa sempit.

Elina menghela nafas panjang.lalu menghadap Ian.

"Berapa hutang orang tuaku ?".

Ian tersenyum menatap mata Elina.

"Kalau tuan ingin. Sitalah rumah kami beserta isinya !!". Ujar Seto.

Ian menggeleng.

"Nooo... harga rumah ini tidak sampai seperempat dari hutangmu Seto".

"Kami bersedia bekerja tanpa digaji tuan!!". Ucap Seto,yang kemudian dipelototi oleh istrinya.

"Ckck...aku tidak suka mempekerjakan barang lapuk seperti kalian...."  Ian melirik Elina. Lalu berjalan kearah belakang Elina berdiri. Kemudian Ia mengalungkan tangannya pada area leher Elina dari belakang. (Kebayangkan gimana posisinya).

"Kalian tidak perlu repot-repot membayarnya. Jika kalian bersedia melepas putri cantik kalian untukku".
Ian tersenyum dengan tatapan tajamnya.

Elina hanya terdiam kaget mendengar penuturan Ian,menunggu jawaban dari kedua orang tuanya.

"Iya... silahkan bawa dia Tuan !!
Kami tidak memerlukannya !!".
Ujar sang Ibu dengan teganya.

Elina meneteskan air matanya,tak mampu berkata-kata. Padahal dirinya telah rela pulang dari tempat yang jauh hanya untuk kedua orang tuanya. Namun nyatanya Ia dibuang bahkan dijadikan pelunas hutang.

"Apakah aku semurah itu bu, hingga ibu dan ayah rela melepasku demi hutang kalian ??. Aku buah hati kalian !!". Ucap Elina dengan suara bergetar.

"Iya kami sudah tidak membutuhkanmu lagi !!". Ujar sang ibu. Yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Ian memberikan sebuat kertas, pemindahan hak atas Elina Deolinda.

Seto langsung menandatanganinya.

Ian meminta sejumlah Uang kepada anak buahnya.

Ian memberikan amplop coklat besar. Berisikan uang yang cukup banyak didalamnya. Membuat Seto dan istrinya terkaget kegirangan.

"Ini bonus untuk kalian, terimakasih kerja samanya ".

Elina hanya bisa pasrah saat Ian menggiringnya keluar rumah.

....

Di dalam mobil menuju Apartement.

Ian terus saja menatap wajah Elina dengan senyum yang terus mengembang dengan satu tangan menahan dagunya.

Sedangkan yang ditatapnya hanya terdiam dengan mata yang sembab,dan menatap kosong kedepan.

Perlahan,Ian menggerakkan tangan kanannya mengusap wajah Elina dengan jari-jarinya.

Kemudian jari-jarinya bergerak turun menyusuri rahang,leher,pundak dan berakhir di telapak tangan Elina yang terlihat pasrah.

Ian membawa telapak tangan itu menuju kearahnya. Ia kecup punggung tangannya,Ia usap hingga Ia remas.

Sungguh rindu Ian rasakan, terlihat kepuasan diwajahnya. Saat tau Elina kini menjadi miliknya.

Ian masih mengerti,saat ini Elina masih terguncang oleh keadaan. Ia membiarkan Elina seperti ini untuk sementara waktu.

Karena posisi supir dan penumpang belakang tersekat oleh sebuah layar penutup.

Ian bebas berbuat apapun kepada Elina tanpa anak buahnya tau.

Perlahan Ian mendekat kearah Elina. Mengecup pipi Elina pelan dan lembut.
Namun tidak ada respon dari Elina sama sekali.

Selama perjalanan,Ian memberikan banyak kecupan di pipi,pelipis,leher,dan pundak. Yang sama sekali tidak ada tanggapan dari Elina. Tapi Ian tidak perduli.

Ian merasa dirinya sedang mencium boneka manequin. Mengingat itu, Ian terkekeh pelan.

"Kamu milikku seutuhnya sayang ". Bisiknya dilanjut mengecup daun telinga Elina. Dengan posisi memeluk tubuh Elina erat dari samping.

Elina hanya kembali meneteskan air matanya. Tidak masalah jika akhirnya Ian akan menikahinya,bukan menjadikannya sebagai boneka pemuas nafsu semata. Mimpi,orang seperti Ian menikahi perempuan semacamnya.

Tak menyangka kini hidupnya berada digenggaman seorang Pria seperti Ian.

Mengapa hidupnya tak seindah yang diharapkan ?.




》》》NEXT=》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang