42

4.7K 228 10
                                    

Ting Tong...

Elina bergegas menuju pintu,ketika mendengar Bel berbunyi.

Ia membukannya, dan terlihat sosok Ian dari balik pintu,dengan rambut yang sedikit acak-acakan.

Elina langsung mengambil alih Jaz yang sedari tadi digenggam Ian.

Ian berjalan mendahuluinya. Terduduk di sofa sambil menghela nafas panjang.
Tanpa satu katapun yang keluar dari mukutnya.

Elina terduduk dilantai bergegas melepaskan sepatu yang Ian kenakan dengan sangat telaten.

Ian hanya menatapnya tanpa kata.

Kemudian Elina lanjut berjalan kerah dapur untuk membuat secangkir kopi dan membawanya kepada Ian.

Karna Elina sudah hafal,jika Ian diam berarti moodnya sedang tidak baik-baik saja.

Elina duduk disebelah Ian, dan mencoba memijat pelan lengan Ian.

Sedangankan Ian sedari tadi hanya diam dan menatap Elina.

Hening ,tidak ada satu kata pun yang terucap dari mulut keduanya.

Hingga tiba-tiba Elina melihat punggung tangan Ian yang sedikit membiru akibat perkelahiannya dengan Lucas dikantor.

"Ian,tanganmu biru.. kenapa ?".

Ian sekilas melirik tangannya dan kembali menatap Elina.

"Tidak apa-apa". Singkatnya.

"Aku akan ambil air hangat,dan handuk kecil. Tunggu disini". Titah Elina.

Elina berlari kecil kearah dapur,mengambil air hangat dan Handuk.

Elina perlahan membasahi handuk kecil itu kedalam air hangat,memerasnya,dan perlahan mengusapkannya ke tangan Ian.

Ian terus saja menatap Elina.

"Rupanya Uang yang kau bayarkan padaku,milik Lucas ?". Ucapnya datar.

Elina yang mendengar itu seketika terbelalak. Mengapa Ian bisa mengetahuinya ?.

" ah..itu.. aku dapatkan sendiri".

Ian tersenyum miring,tatapannya menajam. Walau sudah mengetahui kebenarannya,tetap saja Ia tidak suka jika dibohongi oleh orang yang Ia cinta.

" Oh ya ?, belajar dari mana kau cara berbohong ?".

Pergerakan mengucap tangan terhenti. Elina sudah merasakan hawa kengerian dari tatapan Ian yang seolah memojokkannya.

Ian mencengkram kedua pundak Elina dengan kuat.Lalu mendekatkan wajahnya.

"Kau ingin menjadi pengkhianat ? Sayang ?". Ian memberikan intonasi penekanan disetiap Katanya.

"Mau Ku HAJAR seperti Lucas Sialan itu ?". Lanjutnya.

Nafas Elina memburu,ternyata Ian telah mengetahui semuanya,dan Luka ditangannya adalah hasil dari perkelahian antara Ian dengan Lucas.

Apakah dirinya akan bernasib sama seperti Lucas ?.
Karna Ian tidak akan segan-segan menyakiti siapapun jika suka berkhianat padanya.

Ditambah wajah Ian yang sudah terlihat memerah karna emosi dan amarah. Sudah pasti Elina akan mendapat satu tamparan atau satu tonjokkan malam ini.

Air matanya sudah terlihat membendung dipelupuk matanya. Rasa ketakutan sudah menjalar disetiap sudut tubuhnya. Tatkala Ian kembali menguatkan cengkramannya membuat Elina meringis.

Elina memejamkan mata dengan kuat saat Ian mulai mengangkat tangan kanannya.

Berfikiran akan diberi pukulan,justru Elina merasakan sebuah Elusan lembut di sisi kiri wajahnya. Dan kecupan di kedua pipinya dan terakhir dikeningnya.

Elina membuka matanya terheran.
Kini wajah amarah didepannya berubah menjadi tatapan sayu nan lembut. Apakah dia orang yang sama ?.

"Tolong Jangan lakukan Itu lagi  sayang ". Suaranya melembut selaras dengan tatapan matanya.

Elina menghambur kedalam pelukan Ian, air mata yang sedari ia tahan akhirnya tumpah juga.

.......


Lucas dengan bertelanjang dada,membersihkan Luka dibibirnya perlahan menggunakan saputangan dan air hangat.

"Shhhhh...." ringisnya.

Lucas mencondongkan badannya bertumpu pada sisi washtafle.Ia menatap tajam Pantulan wajahnya dicermin. Wajah tampannya,telah tercemar noda kebiruan disekitar pipi dan ujung bibirnya.

"Bangsat kau Ian". Ucapnya,menahan amarah. Terlihat dari wajahnya yang sedikit bergetar menggoyangkan rambut-rambut basar dipelipisnya.

Kemudian dia menegakkan tubuhnya,sembari menyapu rambutnya kebelakang,dengan tatapan dingin kearah cermin.

Senyumnya terangkat,masih dengan tatapannya yang dingin.

Ia melihat tubuh six packnya sendiri.

"Mengapa aku tiba-tiba memikirkan Elina ?". Ucapnya sambil mengusap pelan tangannya dengan gerakan sensual.

"Calon istri katanya..? Cih.. aku juga ingin merasakan tubuh Elina lagi".
Ucapnya menyeringai memperlihatkan gigi taringnya,membuatnya semakin tampan.

Walau awalnya Lucas hanya ingin memperalat Elina sebagai kelemahan Ian, tapi rasa ingin memiliki timbul dalam diri Lucas.Hanya rasa ingin Memiliki tanpa Cinta.

"Apapun yang Ian miliki, aku pun harus merasakannya juga ". Ucapnya didepan cermin dengan terus tersenyum seperti orang gila.





NEXT=》》》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang