28

7.9K 297 5
                                    

Ian bangun dari tidurnya, saat mendengar Handphonenya berdering dan tertera nama Lucas disana.

" Halo".

"Lu dimana Ian ?".

" aku sedang diluar, kenapa".

"Lu baru bangun atau gimana ?".

" Gak usah banyak tanya Cas. Ada apa ?". Ian terlihat kesal.

"Buruan ke kantor, Rapat kerja sama dengan perusahaan ABC bentar lagi mulai !!".

"Iya...iya..." ucap Ian dengan malas.

Tut...

Ian mematikan Telfonnya. Kemudian beralih menatap Elina yang damai tertidur disampingnya dengan tubuhnya yang hanya tertutup selimut.

Sungguh hari yang Indah dalam benaknya. Elina tidak menolak ajakannya. Ia yakin bahwa Elina kini telah luluh kembali kepadanya.

"Gak buruk juga bergelut diruangan sempit ini". Gumamnya dalam hati sambil menatap sekeliling bangunan sempit yang disebut Kosan.

"Nngghh...". Elina terbangun matanya perlahan terbuka.

"Hai sayang". Sapa Ian kemudian mencium bahu polos Elina.

Elina tersenyum.

"Elina. Aku harus kekantor sekarang. Kamu istirahat yang cukup. Besok aku jemput kamu". Ujar Ian sembari mengusap wajah Elina.

Elina hanya mengangguk.

Ian beranjak dari kasur. Menuju kamar mandi,kemudian memakai pakaiannya kembali. Maklum pakaiannya kini agak sedikit kusut, dikarenakan Ian yang melemparnya kesembarang arah.

" aku berangkat El. Bye".

Cup.

Satu kecupan mendarat di bibir Elina.

Elina hanya tersenyum. Kemudian Ian benar-benar pergi dari kosannya. Dan seketika itu juga senyumannya pudar.

........

Keesokannya.

Jam 8 pagi. Ian berniat menjemput Elina untuk kembali tinggal diapartemennya.

Dengan perasaan gembira Ian menghampiri kamar Yang Elina tempati. Sekaligus saksi bisu mereka bercinta panas kemarin.

Tok..tok..

Tidak ada jawaban.

Tok..tok... masih tidak ada jawaban.

Saat ingin mengetuk pintu untuk yang ketiga kalinya. Tiba-tiba seorang wanita berusia sekita 45 tahunan menghampiri Ian.

"Pak...kamar itu tidak berpenghuni ". Ujar sang Ibu.

Ian terkejut.

" bukannya gadis bernama Elina tinggal disini bu ?".

"Iya, tapi tadi malam dia keluar dari kamar ini".

Muka Ian kembali frustasi.

"Lalu,dia tinggal dimana bu sekarang ?".

" maaf..saya gak tahu dia dimana sekarang".

"Makasih".

Ian memasuki mobilnya.

Bug..

Ian luapkan kefrustasiannya kepada setir mobil yang tidak berdosa.

"Kemana Lagi kamu Elina ?!!!!!".

Ian mengacak-ngacak rambutnya.

"Rupanya kamu menipuku Elina...! ,Awas kamu El. Gak akan aku lepaskan kalau sampai nanti ku dapatkan kamu !! Aaarrggghh..!!  Awas kamuu !!!!!" . Ancamnya bersungguh-sunguh.

.....

5 Bulan berlalu.

Elina berada di sebuah Rumah makan yang cukup berkelas di Bali. Disana Ia terlihat sedang mengelap meja makan.

Terlihat wajahnya yang pucat,serta keringat yang mengucur dari pelipisnya. Padahal hari ini tidak sepanas kemarin. Ia terlihat sedang tidak enak badan,dengan bibirnya yang sedikit pucat dan kantung matanya yang sedikit menghitam.

"Elina...apa kau sedang tidak enak badan ?". Tanya seorang atasannya.

"Tidak pak.saya tidak apa-apa". Ucapnya berusaha menguatkan dirinya.

"Tidak,kerjamu cukup sampai sini. Pulang lah, istirahat tubuhmu." Titahnya.

"Baik Pak ,terimakasih ". Ucapnya berlalu pulang.

...

Elina kini telah tinggal di bali seorang diri.tanpa saudara maupun orang tua.dan ini membuatnya nyaman tanpa adanya gangguan ,baik dari tuntutan kedua orang tuanya dan Ian.

Entah bagaimana kabar kedua orang tuanya sekarang. Sudah pasti Ia rindu. Namun percuma,bila dirinya tidak dibutuhkan.

Disinilah dirinya sekarang. Hidup sendirian di sebuah kontrakan kecil.

Sepulang dari kerja Elina memilih membaringkan badannya dikasur.berbaring sejenak melepas penat.

Nyuut...

Elina menyentuh kepalanya.

Tiba² kepalanya merasakan sakit. Disusul dengan mual. Keadaannya ini sudah terjadi sejak 3 bulan lalu.

Dan rasa sakit itu muncul,persis di bagian kepalanya yang pernah Ian benturkan saat dikosan dulu.

Elina bergeas mengambil obat,dan meminumnya.

Lalu kembali membaringkan tubuhnya.
Dengan menghela nafas panjang.


》》NEXT=》

Need U (~END~)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang