#25

376 32 2
                                    

Sehun mencari cara agar ia bisa menjelaskan semuanya kepada Jk. Mau bagaimanapun Jena adalah istri Jk, Sehun tidak mau dianggap sebagai perusak rumah tangga orang.
Sehun pergi menemui Jk yang sepertinya ada di kantor.

Kakinya melangkah menuju gedung lantai 17. Sorot mata karyawan Jk terfokus pada pria tampan tersebut. Bisikan dari wanita-wanita juga terdengar ditelinga Sehun, Sehun tetap melenggang menuju lift.

"Sehun!" ucap salah satu karyawan

"Loh lo?, kerja disini?" tanya Sehun

"Iya, lo mau kemana?"

"Gue mau ke ruangannya Jk"

"Oh, ya udah sana, gue cabut dulu"

"Yoi"

Sehun sudah berada dilantai 17, kakinya seperti tercekat ketika mendengar kegaduhan didalam kantor CEO.
"Gue cape ren ngurusin Askara sendirian"
"Plis Jung, aku mau ketemu temenku lagi"
"Ngga, urus Askara. Gue mau pergi"
"Jungkook, aku juga mau pergi"
"Lo ibunya, lo lebih berhak ngurus Askara, lagian gue juga ngga pernah nikahin lo, tapi lo berasa jadi istri gue?!"
"Ya udah, aku titipin Askara ke sekretaris kamu aja"
"Dasar jalang, itu anak lo, bukan anak sekretaris gue, dia ngga ada hak buat ngurusin Askara, dia juga udah cape ngurusin perusahaan gue, ngerti ngga sih Lo?!"

Tiba-tiba bocah kecil yang tadinya tertidur di ruangannya mendekati mereka.
"Askara, udah bangun sayang," hati Jk melembut.
"Papah sama eomma kenapa?" tanyanya sambil mengucek-ngucek mata.
"Ngga papa kok sayang, katanya eomma mau bawa kamu pulang, sana sama eomma," suruh Jk

Askara berlari ke arah Irene.
"Ayo eomma, kita pulang," ajaknya.
"Emm... sayang, eomma mau kerja dulu, kamu sama papah ya"
"Ah, Askala ngambek nih kalo eomma sama papah ngga mau sama Askala," sambil memanyunkan bibirnya.
"Bukan gitu sayang, eomma mau kerja dulu, hasilin uang banyak buat Askara, jadi Askara sama papah aja yah," bujuk Irene.

Askara mengangguk, ia berjalan mendekati Jk kembali. Kali ini Jk pasrah. Irene pergi dan Jk masih mematung melihat kakinya sudah dipeluk oleh Askara.

Sehun memberanikan diri masuk kedalam. Ia melihat betapa sulitnya kehidupan Jk yang harus mengurus Askara seorang diri. Sehun tau betul Irene seperti apa, Jena juga sempat bercerita banyak tentang Irene. Sehun merasa kasihan dengannya, ternyata kehidupan Jk lebih memprihatinkan dari pada dirinya. Sehun selalu mengeluh kepada Tuhan kalau ia tidak punya pasangan bertahun-tahun, sekarang Sehun tau bahwa mempunyai pasangan bukanlah hal yang mudah. Susah menjaganya, susah mempertahankan. Kejadian tadi membuat Sehun bersyukur bahwa ia masih hidup dalam keadaan yang tidak begitu sulit. Sehun juga banyak belajar dari keluarga Jk, bahwa pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Mental adalah yang paling utama saat berrumah tangga. Apapun cobaan dalam rumah tangga, seorang kepala keluarga harus tetap bertahan dan tetap kuat.

Jk melengos saat matanya bertatapan dengan Sehun. Pahatan wajah Sehun membuat Jk berpikir bahwa Sehun memanglah tampan, jadi wajar saja banyak pula wanita yang tergila-gila akan parasnya.
"Ngapain lo kesini?" tanya Jk.
Askara yang tengah memeluk kaki Jk pun mendongak ke atas, melihat dua pria yang sedang bercakap.

"Gue mau ngejelasin semuanya ke lo"

"Tentang apa?"

"Gue sama Jena"

"Haha...jelasin apa lagi, emang kenyataannya lo deketin Jena kan?"

"Iya, emang dulu gue deketin Jena. Asal lo tau, tiga tahun terakhir Jena selalu ngeluh kalo lo lebih sering sama Irene ketimbang Jena. Padahal Jena istri lo, dia sedih karena suaminya lebih milih wanita yang bukan siapa-siapanya," santai Sehun.

Sehun hanya berniat untuk baikan dengan Jk, Sehun tidak pernah bermaksud untuk menikahi Jena ataupun mengajak Jena selingkuh. Sehun hanya penyemangat Jena saat itu. Tapi persepsi Jk berbeda. Ia mengira kalau Sehun mengambil posisinya saat ini. Sehun menuturkan segala kalimatnya untuk meluruskan rumah tangga Jk dan Jena. Dari A sampai Z Sehun bertutur. Jk mulai memahami bahwa sebenarnya dialah yang menyebabkan Jena menderita. Saat itu Jk terlalu bersemangat untuk menjadi papah, sampai-sampai ia lupa bahwa ada Jena yang seharusnya ia temani setiap saat. Jk benar-benar menyesal. Mengingat memori hari lalu membuat Jk berfikir, betapa jahatnya dia sudah melukai mental dan fisik Jena. Jk terlalu jahat untuk tidak membolehkan Jena menyentuh Askara, padahal jika difikirkan Jena ibarat ibu tiri bagi Askara.
Disaat itu juga Jk menangis didepan Sehun yang tak bergeming melihat seorang Jk. Sehun tidak mengira bahwa harimau seperti Jk bisa menjadi kelinci saat ia menangis.

Penyesalan selalu datang diakhir. Hari itu juga Jk memutuskan untuk meminta maaf kepada Jena.

Rumah sakit

Jk berlarian seperti orang kesetanan. Ia akan meminta maaf kepada Jena. Sesampainya diruang rawat inap, Jk terkejut. Ruangan itu sudah kosong tidak ada orang. Lantas ia menuju ke resepsionis untuk bertanya dimana Jena berada.

"Sus, ruangan VIP no 13 kok kosong? Orangnya kemana?" tanya Jk terengah-engah.

"Sebentar saya cek dulu pak," sambil mencari nama pasien di ruang VIP no 13.
"Ibu Jena sepertinya baru saja keluar rumah sakit. Dokter bilang penyembuhannya harus dilakukan di Canada," tutur suster tersebut.

"Canada?" Jk panik, bagaimana bisa dia pergi ke Canada?, dengan siapa?.

"Terima kasih sus," Jk pergi dari rumah sakit tersebut.

Ia langsung menghubungi keluarga Jena dan memberitahu Sehun tentang keberadaan Jena. Tidak habis pikir bahwa kejadiannya yang lalu membuat Jena harus melakukan penyembuhan di negara orang lain. Separah apa penyakitnya?.

Tanpa pikir panjang, Jk membeli 2 tiket pesawat untuk dirinya dan Sehun.

Sore itu mereka berangkat. Segala doa ia panjatkan untuk kesembuhan Jena. Sementara itu, Askara ia titipkan kepada Namjoon. Irene mana mau dititipi. Dia selalu beralibi akan berbisnis dengan temannya, akan bertemu temannya. Jk sudah bosan mendengarnya. Mustahil seorang Askara dapat bermain seharian dengan Irene.

21 jam 30 menit, akhirnya mereka sampai di Canada. Mereka segera ke hotel yang sudah dibooking terlebih dahulu. Sebenarnya ia punya rumah juga di Canada tapi sayangnya rumah tersebut jauh dari pusat kota. Itu akan memakan waktu lama.

Sekarang yang dipermasalahkan adalah dirumah sakit mana Jena dirawat. Dari kemarin pihak keluarga Jena tidak ada yang bersedia memberitahu keberadaan Jena. Kalau sudah seperti ini, Jk yakin keluarga sudah tahu semua sikapnya kepada Jena.

Duduk selama 21 jam dikursi pesawat bukanlah hal mudah. Melelahkan sekali. Jk merilekskan tubuhnya dengan mandi air hangat. Sementara Sehun yang berada di ruangan berbeda, tengah menghubungi saudara Jena.

Perjalanan panjang kali ini membuat Jk sadar bahwa ketika kita memiliki seseorang yang kita cintai, jangan pernah buat dia kecewa. Jaga dia dengan baik. Rawat dia. Jangan pernah memikirkan balas budinya. Lakukan semua dengan rasa ikhlas. Ketika sudah seperti itu semua akan baik-baik saja. Percayalah.





Yuk guys,vote comment terus cerita ini kalau ngga mau author unpublish.Maaf up nya lama.Author kebanyakan daring😪.

💚💜

Precious Daddy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang