#18

439 40 2
                                    

Hari semakin larut, Jk masih enggan beranjak dari tempat tidurnya yang cukup lama ia tidak tempati bersama. Jena tengah sibuk mengerjakan beberapa tugas. Jk sampai lupa kalau dia sudah memiliki anak dari Irene.
"Jk, kamu pulang ke rumah Irene lagi?"

"Ya gimana lagi," sambil bermain game onlinenya.

"Bayinya cewek apa cowok?"

"Cowok"

"Namanya?"

"Jeon Askara Birene panggil aja Askara," ucapnya santai.

Jena mendekati Jk dan langsung memeluk Jk, meletakan kepalanya ke bahu Jk, sementara Jk masih bermain gamenya.
"Maafin aku, belum bisa ngasih kamu bayi," manjanya pada Jk sambil mengelus-elus dada bidang.

"Loh? apaan sih. Kamu masih sekolah, masa aku mau hancurin masa depan kamu," Jk sontak menghentikan gamenya.

"Kamu ngga mau sekolah lagi?" tanya Jena

"Males lah, ngga cocok sama aku"

"Ngga cocok gimana maksudnya?"

Toktoktok
Suara ketukan pintu menghentikan percakapan mereka.
Ceklek
"Abanggg," Jena langsung memeluk Jin.

"Huh anak curut, gue kangen tau," Jin tanpa izin menjitak kepala Jena membuat si empunya kesakitan.

"Terus aja jitak yang keras, terus! sakit bego," suaranya meninggi.

"Bodoamat," Jin mengabaikan kemarahan Jena, ia justru semakin erat memeluknya sambil menggoyangkan badan ke kanan kiri.

Sementara itu Jk tiba-tiba saja meminta izin untuk pulang kerumah Irene. Katanya banyak firasat kotor.
Jena membolehkannya, toh Jk sekarang sudah menjadi ayah bagi anaknya. Jin pun sama dengan Jena, membolehkannya.

"Jen, lo ngga ngerasa sikap Jk ke lo beda gitu?" ucapnya sambil mengambil makanan ringan di kulkas.

"Apanya ih?"

"Ya lo liat kan, baru juga kangen-kangenan sama lo, eh mau pulang aja"

"Dia kan udah punya anak, ya tanggung jawab lah"

"Lah emang lo siapanya? lo juga perlu ditanggung jawabin sebagai istri"

"Tenang aja bang, uang tiap bulan ngalir kok," senyumnya tanpa ragu, meskipun hatinya ragu.

"Dasar matre lo"

"Hehe, udah lah bang gue ke kamar dulu," Jena menghindari pertanyaan-pertanyaan yang membuat hatinya ragu akan sosok Jk.

Seringkali hawa dingin tanpa pelukan seorang Jeon Jungkook, Jena rasakan. Setelah berbulan-bulan yang lalu sibuk mengurusi kekasihnya, hari ini cukup menenangkan hati bahwa Jk masih mau kepelukan Jena kembali. Ya, meskipun hanya beberapa jam, setelah itu ia kembali mengurusi anaknya yang masih bayi.

Dimana rasa ragu menyelimutinya, tanpa permisi membuat hatinya sedikit teriris. Bayangkan saja, Jena mau menunggu lama untuk bertemu, sekali bertemu justru Jk lari lagi kepada kekasihnya. Apa nasibnya sebagai pelajar berstatus istri Jeon Jungkook ini tidak dianggap lagi?.

Ingin rasanya Jena menangis untuk melepaskan rasa ragu dalam hatinya. Namun air matanya tak berhasil lolos setelah bunyi telepon menghantuinya.
"Kenapa?"

"Lo mau ikut ngga?"

"Kemana?"

"Jalan-jalan aja, mumpung Jk belum pulang kan?"

"Jalan-jalan kemana?"

"Sekitar rumah lo aja"

"Yaudah gue tunggu," jawabnya pasrah, kebetulan sekali Jena membutuhkan seseorang untuk menjadi tempat curhatnya dan itu orangnya, Oh Sehun.

Precious Daddy✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang