Terryl is the answer

1.1K 94 49
                                    


Hari itu jam 8 pagi dihari sabtu. Hari yang seharusnya menjadi hati istirahat bagi beberapa orang.

Tapi tidak untuk kali ini.

Kali ini, kepala dari wilayah maju tersebut mengadakan pertemuan guna membicarakan rencana kemajuan kota bersama beberapa pihak sektor tak terkecuali para pebisnis sukses.

Tidak ingin sang kepala dari wilayah tersebut kecewa, maka para pemilik bisnis raksasa dikota itu tampak menghadiri undangan sang kepala wilayah.

*Brak!*

"Silahkan tuan besar". Asisten pribadi tuan medhtanan membukakan pintu mobil untuk tuannya.

Dibelakang mobil tuan medhtanan juga tampak dua mobil mewah mengikuti.

Itu adalah tin medhtanan dan pamannya, nick medhtanan.

Berjalan dengan setelah jas elegan dan mahal yang didominasi warna hitam dan merah, rombongan keluarga medhtanan nampak sangat mencolok diantara para tamu lainnya.

"Aku bukan kelas kalian". Tuan medhtanan tersenyum kecil menyindir para tamu lain yang dirasanya tidak sebanding dengannya.

Bagaimana tidak?.

Kakek buyutnya adalah alpha dominan pertama dikota itu yang berperan besar dalam kemajuan kota, bisnisnya meraja lela, istrinya terkenal sebagai alpha tercantik dari keluarga terpandang, anak anaknya tampan dan cerdas, bahkan harta kekayaannya jauh diatas harta yang dimiliki sang kepala wilayah kota itu.

"Ayah .... maaf aku terlambat.......".

*Deg!*

Lamun sombong tuan medhtanan terpecah ketika dia mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya.

Langkahnya konstan terhenti ketika dia akan menyapa sang kepala wilayah.

Perlahan dia memutar tubuhnya memastikan bahwa apa yang tertangkap oleh telinganya tadi adalah benar.

"Tidak papa tul. Ayah juga terlambat".

Bukan. Itu bukan tuan medhtanan yang menjawab tapi tuan kirakorn yang sedang bicara dengan tul.

Tul yang memakai setelan jas hitam dengan dasi yang serupa dengan milik tuan kirakorn membuatnya tampak seakan dia adalah anak dari keluarga kirakorn.

"Oh lihatlah dasimu. Apa can tidak merapikannya?". Tuan kirakorn merapikan simpulan dasi tul yang miring.

"Hehe.... ini karena aku tadi mengganggu can saat memberi shark susu yah. Can memiting leherku hingga leherku nyaris patah. Untung shark menangis melihat ayahnya dianiaya ibunya, jika tidak mungkin sekarang aku sudah dirumah sakit". Tul malah bercerita dengan sangat senang.

"Hais.... kalian ini". Tuan kirakorn menggeleng heran dengan bagaimana tul dan can menjalin rumah tangga mereka.

Mereka tidak romantis layaknya suami istri lainnya, mereka malah terlihat seperti kakak dan adiknya yang selalu saling menjahili.

"Tsk!".

Menyaksikan bagaimana tul dirangkul oleh tuan kirkaorn membuat dada tuan medhtanan memanas.

Bahkan dia sebagai ayah kandung dari tul nyaris tidak pernah merangkul anaknya untuk menjaga wibawanya. Namun kini, di depan matanya dan didepan semua orang yang mengenal siapa tul, tul malah berlagak seakan tak mengenal rombongan keluarga medhtanan.

Hatinya memanas dan sakit.

"P', jangan salah paham. Tul memang tidak menyadari kita ada disini". Ucap sepupu tuan medhtanan bisa membaca isi pikirannya.

Dear True Soulmate, Tul MedhtananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang