My baby?

691 82 26
                                    

*brak!*

Suara bantingan dimeja memenuhi satu ruang rapat digedung perusahaan keluarga medhtanan.

"Buruk".

Mengabaikan kehadiran sang kepala keluarga, tin memperlihatkan betapa kecewa dia dengan kinerja bawahannya.

"Ini kinerja orang yang sudah berpengalaman dibidangnya selama 5 tahun?. Aku tak tau kata apa lagi yang bisa ku gunakan untuk menggambarkan buruknya kinerja kalian".

Tin memijat dahinya seakan dia nyaris meledak lagi.

"Hmph.....untung saja dia anakku. Jika aku terlahir sebagai anak tin kurasa aku akan mati berdiri punya ayah sekeras ini". Dengan wajahnya yang tetap datar tuan medhtanan mencibir anaknya sendiri.

"Mungkin aku harus mencoba mengganti formasi tim huh?". Ucap tin menatap kepala tim proyek.

Suasana seketika menjadi menegang dan suram.

Tak satupun berani beropini atas ketidakpuasaan seorang tin medhtanan.

*creak*

Ketika Tin akan membuka mulutnya untuk melemparkan kata kata beracun selanjutnya, tiba tiba saja pintu ruang rapat itu terbuka.

"Tsk!". Tin mendelik kesal karena perkara pintu yang tiba tiba terbuka tanpa sebab.

"Haiss....". Dengan cepat pegawai terdekat dengan pintu itu berdiri dan mengecek bilamana ada yang membuka pintu itu.

Namun tidak.

Tidak ada seorang pun disana.

*klik*

Kini pintu itu ditutup dengan erat tak ingin memancing kemarahan sang alpha dominan.

"Baiklah. Mari kita lanj......".

"Tin ...".

"Eh?". Ketika tin akan membuka mulutnya dia mendengar suara memanggil namanya.

"Tin Eyanan!". (Tin medhtanan)

Sekali lagi suara asing terdengar menggema diruang rapat itu.

"Suara apa itu?". Pikir mereka yang ada disana.

"Suara itu....". Berbeda dengan mereka, tin nampaknya mengenali suara itu. Dengan cepat dia menolehkan tatapannya ke sisi bawah dibagian kirinya.

"Tin!".

Sesosok bayi tampan chubby sudah merangkak menyentuh kaki tin.

"Terryl?". Wajah kusut tin seketika lenyap digantikan ekspresi bahagia bagai dia baru saja melihat malaikat turun dari surga.

"Hah?. Terryl?". Tuan medhtanan segera berdiri dari duduknya untuk mengkonfirmasi hal tersebut. "Oh?. Terryl disini?. Tapi bagaimana bisa?".

Dan memang benar.

Sosok dengan suara menggemaskan itu memang cucu pertama dikeluarga medhtanan.

Terryl shark medhtanan disana!.

"Tin?. Oh?. Dada?". Terryl yang sudah dipelukan tin menunjuk wajah tin mengira sosok itu adalah ayahnya, tul.

"Hmn?. Kau menjemput ayah?". Tin tersenyum sangat lebar hingga membuat semua orang disana terpesona dengan wajahnya.

"Wah... tuan tin bisa tersenyum selebar itu?".

"Aku bahkan tak pernah melihatnya tersenyum".

"Tunggu!. Ku kira dia belum punya anak. Siapa anak itu?".

"Aw tampan sekali..., lihat mata birunya begitu indah".

Dear True Soulmate, Tul MedhtananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang