Special Omega and Alpha Baby

1.2K 111 57
                                    

"Basket?". Ucap can menjedah acara menyantap cemilannya.

"Iya. Kau tidak tau?".

"Aku tidak tau ada kompetisi persahabatan antar tetangga diwilayah ini".

"Ow?. Kau sudah tinggal lama disini kan?. Dasar". Tul menggeleng gelengkan kepalanya heran.

"Memangnya p' bisa main basket?".

"Well..., berhubung ini cuma pertandingan persahabatan antara para suami, p' rasa tidak perlu skill bagus untuk turut serta".

"Oh...". Can mengangguk paham.

"Ya semoga saja tuan muda medhtanan ini tidak pingsan ditengah permainan. Dia belum tau saja rakyat jelata jika bermain sangat bar bar".

*plak!*

"Ouch!". Can meringis ketika tul menjitak kepalanya. "Apa apaan sih p' ?".

"Kau pasti sedang mengejek p' di dalam pikiranmu kan?".

"W...what?". Can terdiam kaget ketika tul berhasil membaca isi pikirannya. "T...tidak kok". Can segera mengalihkan tatapannya ke arah lain.

"Cute". Pikir tul dengan senyuman gemas dibibirnya.

"Jadi, kapan pertandingannya?". Tanya can mengalihkan topik.

"Besok. Kau mau ikut nonton kan?".

"Tentu saja p'!. Aku pasti ikut nonton!". Ucap can bersemangat. "Dan aku akan memfoto p'tul saat pingsan!. Hehehe.....". Dan yah, itu adalah niatan awal can.

"Oh ya can".

"Hmn?".

"P' baru saja tersadar".

"Tentang?". Can menatap tul penasaran.

"Hmn........., P' sudah hampir setahun tinggal disini dan p' tidak pernah menemukan satu jejas pun milik tin. Apa kau membuangnya?".

Sesungguhnya tul tidak ingin bertanya mengenai hal sensitif itu. Tapi tul bertekad, tidak akan ada rahasia dipernikahan mereka.

"Oh. Tin tidak pernah kesini". Jelas can singkat.

"Hah?". Tul mengkerutkan dahinya merasa heran. "Tin apa?".

"Tin tidak pernah kesini p'. Dia hanya pernah mengantarku sampai depan gerbang perumahan saja".

Sejenak tul terdiam merasakan perasaan yang campur aduk.

"Setelah aku pikir pikir, kenapa sebelumnya aku tidak pernah bertanya kenapa dia tidak penah ingin melihat bagaimana tempat aku tinggal ya?". Can memasang wajah berfikir keras. "Well, kurasa tanpa sadar aku tau bahwa dia memang tidak pernah benar benar perduli padaku".

Seketika suasana menjadi canggung.

Tul sungguh tidak mengira bahwa meskipun can dan tin adalah soulmate dan cukup lama menjalin hubungan, tin tidak pernah sekalipun datang ke rumah can.

"Baguslah!". Ucap tul berdiri tegak dengan bertolak pinggang. "Tul adalah alpha pertama dan terkahir yang akan tinggal dan tidur bersamamu dirumah ini!!". Teriak tul sangat lantang membuat can malu dan wajahnya merona merah.

"P'tul!. Malu!".

"Malu itu jika berbuat salah can. P' berteriak dirumah istri p' na?. P' tidak perduli omongan tetangga!".

*kiss*

Tul mencuri ciuman dipipi can dan segera melesat ke luar untuk mengganggu nong cat.

"Pft.....". Can tertawa kecil. "P'tul sangat menggemaskan na?". Ucap can mengintip keluar dan mendapati tul sedang menggelitiki perut nong cat hingga nong cat kesal dan membalasnya dengan gigitan dijarinya.

Dear True Soulmate, Tul MedhtananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang