Hari itu, siang hari dijam 2 siang seorang bayi kecil dengan kemampuan komunikasi yang sangat baik melebihi usianya terbangun dari tidur siangnya.
Dia melirik ke kanan dan ke kiri memastikan dimana saat itu dia telah terbangun.
"Umah?". ( Rumah?). Pikirnya. "Ni amar eyil". (Ini kamar terryl). Terry menepuk dadanya pelan saat mengatakan hal itu.
Benar. Terryl memang sangat ekspresif dalam berkomunikasi.
Bukan hanya mulai jelas dalam pengucapan kosa katanya, tapi juga selalu menggunakan gerakan tangan untuk memperjelas maksudnya.
Tau mengapa?.
Terryl khawatir orang dewasa tak bisa memahami ucapannya. 😱
"Mommy?". Terryl mendudukkan dirinya dikasur dan mencoba memanggil can.
"Mommy?". Lagi terryl memanggilnya karena tak ada jawaban. "Hmn". Terry menyentuh dagunya sembari berpikir. "Mommy ati i apur. Ukin idak enal uala eyil". (Mommy pasti sedang di dapur. Mungkin tidak dengar suara terryl).
Terryl kemudian turun beranjak dari kasurnya dan berjalan keluar kamarnya yang tak tertutup untuk mencari ibunya.
"Oh iya!. Eyil upa!". (Oh iya!. Terryl lupa!). Terryl kembali ke kasurnya dan mengambil boneka hiu kesayangannya.
Setelah mendapatkan bonekanya, terryl kembali pada niatnya mencari sang ibu.
"Mommy?". Terryl berkeliling rumah sederhana mereka sembari mencari keberadaan can dengan jumpsuit stitch yang baru dibelikan tul untuknya.
Terryl selalu tidur dengan jumpsuit jumpsuit menggemaskan koleksi miliknya yang rutin dibelikan oleh tul.
Terryl punya nyaris satu lemari jumpsuit dari berbagai model dan warna.
Disisi lain, diruang tamu mereka yang tak terlalu besar, terryl mendapati ibunya tak sendirian.
"Begitu can. Apa kau bersedia?".
"Hmn. Ini .... aku tak bisa memutuskan hal sepenting ini sepihak". Jawab can menjawab pertanyaan alpha perempuan di depannya.
"Oh?!. Amu?". (Oh?!. Tamu?). Suara seseorang yang cukup familiar tertangkap telinga kecil terryl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear True Soulmate, Tul Medhtanan
Fanfictionone shot. Tul × can 🤭 just simple story about omegaverse