Curious Grandpa

946 90 41
                                    

*2 minggu kemudian*

"Bagaimana dokter?. Apa ada kelainan dengan mata shark?". Tanya tul menatap sang dokter dengan khawatir setelah sang dokter memeriksa kedua mata biru baby shark yang indah.

"Tidak tuan tul. Semua normal tanpa gangguan. Anda tidak perlu khawatir tuan". Sang dokter senior tersenyum memberi tul keyakinan. "Anak anda hanya terlahir dengan warna mata spesial. Dan mengapa anak anda memiliki mata biru meskipun anda dan istri anda bermata hitam?. Hal ini bisa saja karena antara anda atau istri anda ada yang membawa genetik bermata biru. Apa kerabat anda atau kerabat istri anda ada yang bermata biru?". Tanya sang dokter pada tul.

Tul dan semua yang ada diruangan itu diam saling melirik.

Diruangan itu ada tul, tuan kirakorn, nyonya kirakorn.

*klik!*

Pintu ruangan sang dokter anak dibuka dari luar.

"Selamat siang semuanya". Sapa seorang wanita setengah baya berseragam dokter.

Beliau adalah teman dekat ibu tul sekaligus dokter yang selama ini menangani kehamilan can.

Sayang perkiraan kelahiran baby shark meleset hingga sang dokter yang sedang ada diluar kota tidak bisa membantu proses saat can melahirkan.

"Bibi?. Akhirnya ......".

"Maaf aku sangat terlambat".

Tul berdiri dari duduknya memeluk dokter senior tersebut.

Kedatangan sang dokter senior seakan memberi angin segar bagi tul dan keluarga kirakorn.

Jujur saja, mereka tidak ingin banyak dokter atau orang yang tau mengenai keistimewaan can.

Sejauh ini, meskipun beberapa orang mulai merasa curiga dengan lahirnya bayi alpha dari seorang omega, tapi mereka tidak berani mencari tau lebih lanjut karena campur tangan nyonya kirakorn.

Nyonya kirakorn sengaja menyebar isu dirumah sakit itu bahwa bayi yang mereka lihat bukanlah baby shark melainkan bayi lain. Dan baby shark sendiri bukanlah alpha dominan namun hanya alpha biasa.

************

"Aku sudah memeriksa laporan pemeriksaan fisik dan tes darah dari anakmu tul. Semua seperti yang kita duga. Dia bayi alpha dominan yang sangat kuat". Sang dokter tersenyum senang.

"Syukurlah. Jika bibi yang bicara, aku tidak perlu ragu lagi". Tul membalas senyuman sang dokter senior.

"Dan untuk matanya, kurasa tidak ada yang perlu kau takutkan tul. Matanya normal dan tidak ada masalah. Lagipula jelas bahwa anakmu menuruni gen ini dari keluargamu bukan?. Kau lupa kakek buyutmu yang merupakan alpha dominan juga bermata biru?". Sang dokter memberi tul tatapan yang menenangkan.

"Well jujur saja bi, aku mengira selama ini beliau hanya karakter mitos yang dibuat buat oleh keluargaku aku tidak mengira beliau benar benar kakek buyutku".

"Hahaha..... ada ada saja kau ini tul...". Sang dokter tertawa melihat ekspresi tul. "Intinya, berterima kasihlah pada istrimu karena setelah semua yang kalian lalui, dia masih bisa melahirkan bayi sehat dan aku tidak ragu jika mengatakan bayimu mewarisi seratus persen gen terbaik dan nampaknya......". Sang dokter tersenyum lagi. "Bayimu benar benar mewarisi kebanyakan gen terbaik itu dari keluarga medhtanannya. Ayahmu pasti akan sangat bangga".

"Ah entahlah bi, bagiku yang terpenting kesehatannya saja". Balas tul nampak tidak terlalu ambil pusing apakah baby akan membanggakan ayahnya atau tidak.

Sang dokter senior diam menatap tul dengan tatapan sedih.

"Tul, kau tidak akan membawa anakmu bertemu dengan kakek dan neneknya?"

Dear True Soulmate, Tul MedhtananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang