sebelas ; campur tangan semesta

1K 214 32
                                    

“woo,”.

san memanggil nama kekasihnya agar segera bangun dan sarapan. akhirnya ia bangun, san membantunya untuk sampai ke kursi roda dan membawanya ke ruang makan. akhir-akhir ini mood wooyoung sedikit labil. ia menjadi lebih overthinking.

san yang menyadari pacarnya itu sedikit muram langsung menoel pipi wooyoung. “kenapa, hm? mau cerita ga?”.

ia menyiapkan omelette yang ia buat walaupun rasanya tidak seenak masakan ibunya ke piring wooyoung. “dimakan dulu omelettenya. aku ngabisin waktu 2 jam buat bikin ini,”.

“hehe iya,”.

jawaban singkat yang membuat san berfikir, pacarnya ini kenapa?. haruskah ia bertanya?.

“kalo kamu ada pikiran, cerita sini ke aku. jangan dipendem,”.

wooyoung berhenti menyantap omelettenya. “kenapa kamu mau pacaran sama orang cacat kaya aku?”.

san menatap bingung laki-laki di depannya. memangnya ada alasan untuk memacari seorang wooyoung?.

“memangnya butuh jawaban ‘karena’?”.

“sangat butuh,”.

suasana di meja makan yang harusnya hangat kini menjadi hening. wooyoung dengan segala hal di otaknya dan san yang masih mencerna pertanyaan wooyoung.

“kalo kamu pacarin aku karena kasihan, mending sekarang kita putus aja deh san, aku gabutuh belas kasihan kamu,”.

“maksud kamu apa?”.

“aku udah bilang dengan jelas tadi,”.

“jadi kamu mau kita putus? kamu dapet berita darimana kalo aku kasihan sama kamu?”.

wooyoung mencengkram bajunya. dia tidak tahan untuk tidak menangis. sedangkan san masih bersama apronnya menatap wooyoung kecewa.

“jadi aku masih bajingan dimatamu ya, woo?”

wooyoung tidak tahu harus menjawab apa.

“harusnya kamu ga terima tawaran aku waktu nembak kamu kalo kamu masih belum sepenuhnya percaya aku,”.

wooyoung menggeleng. dia tau dia sudah mengecewakan san saat ini. “ada orang yang bilang kalo aku gapantes dapetin kamu, aku cacat. aku cuma bisa nyusahin kamu,”.

san yang semulanya duduk di kursi makan, sekarang berjongkok di depan wooyoung sambil memegang tangannya. “kata siapa kamu nyusahin, hm?”.

“aku tau aku cacat, san. tapi aku cuma mau dilihat sebagai manusia. aku bukan gembel ataupun dedemit cuma karena gapunya kaki yang lengkap,”.

tangisnya pecah kala itu. wooyoung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. tidak ingin san melihat wajahnya yang menangis.

“hei, liat aku. kalo aku kasihan sama kamu, udah dari dulu ada rasa bosen disini,” kata san sambil mengambil tangan kanan wooyoung dan meletakkannya di dadanya.

“aku macarin kamu karena aku sayang, ga peduli fisik kamu gimana. aku cuma pengen kamu,”.

“tapi mereka bilang—”.

“jung wooyoung, kamu percaya aku atau mereka?”.

wooyoung terdiam. san memanggilnya dengan nama lengkap. artinya, saat ini san sedang serius. ia jarang memanggil nama lengkap wooyoung.

“aku percaya kamu, tapi san omongan mereka buat aku—” lagi-lagi omongan wooyoung terpotong karena san mencium bibirnya.

“berhenti khawatir sama perkataan orang, memangnya kamu dibayar sama mereka buat overthinking?”.

skenario rumit semesta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang