lima ; jiwa yang rumpang

1.2K 287 11
                                    

jodoh masa depan
|em, joong.
|nanti bisa anter ke pameran ga?
|gue pengen gulali yang ada warnanya :<

hongjoong yang notabene masih boker itu mengulas senyum lebar ketika seonghwa mengiriminya pesan. sudah lama tidak bertemu sejak pertemuan di minimarket itu. ya walaupun sering chatan, sih.

ayo|
gua nanti ke apt jam 6, sharelock|

setelah ia selesai, hongjoong langsung menelfon san untuk meminta tolong ambilkan bukunya yang ketinggalan di kursi taman.

“tolongin dong, itu buku kesayangan gue. ntar gue traktir siomay, deh.”

kalo gaada gimane, bahlul? lagian udah tau buku kesayangan sok banget dibawa kuliah. hilang kan!”.

“ya cariin lah pokoknya, lagian lo kan bakal lama di kampus,”.

“kalo ga ketemu jangan salahin jasa go-book gue, ya?”.

“bacot,”.

hongjoong mengalihkan pandangannya pada buku dihadapannya. cosmos, begitulah judul dari buku itu. ia pun lanjut membaca bukunya hingga lupa makan siang.

 ia pun lanjut membaca bukunya hingga lupa makan siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“sialan banget lo, joong. gue kudu nyari dimana coba?”.

san memijat dahinya berharap buku hongjoong akan ketemu. tapi nyatanya setelah ia cek taman kampus, kursi itu kosong. tidak ada buku satupun.

sekarang ia berdiri di hadapan lab praktikum depan taman kampus. matanya menyipit, kenapa ramai sekali?. san mencoba untuk mendekati kerumunan itu.

“misi mau nanya, ini kenapa ya?” tanyanya pada salah satu mahasiswi. yang ditanya pun menggeleng tidak tahu. terpaksa, san melawan masuk ke kerumunan itu.

san melihat seorang mahasiswa seumurannya dengan luka lebam di wajah dan tangan. tongkat miliknya dibuat mainan dan dipukul ke arah mahasiswa itu.

“STOP BANGSAT! LO NGAPAIN HAH?!”.

teriakan san membuat kerumunan itu diam. salah satu anak yang memainkan tongkat mahasiswa itu dipukulnya berkali-kali hingga mengeluarkan darah.

“lo bahkan lebih buruk dari sampah, dude.”

setelah menyelesaikan aksinya, san langsung membopong tubuh mahasiswa tadi dan membawanya ke ruang kesehatan. sementara mahasiswa itu sudah tidak sadarkan diri.

 sementara mahasiswa itu sudah tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

wooyoung mengerjapkan matanya. ia dimana?. badannya terasa sakit sekali. ia ingin pulang bertemu yeosang. tapi ketika ia berdiri, badannya menolak.

“lo udah sadar?”.

wooyoung membulatkan matanya, ia mimpi apa semalam hingga orang yang disukainya ini membantunya. demi apa seorang choi san mau menolongnya?.

wooyoung berusaha bersikap normal, padahal jantungnya sedang berdetak kencang. “udah. makasih ya,”.

“lo bukannya orang yang sering di taman sambil baca buku?”.

mampus. sekarang san malah mengenalnya?.

“dapet liat buku judulnya astrofisika untuk orang sibuk ga?”.

san duduk dihadapan wooyoung sambil menatap matanya. yang ditatap malah melihat-lihat ke arah lain. “kamu temannya kak hongjoong?” san terkejut.

“lah, lo kenal hongjoong?”.

wooyoung mengangguk. hongjoong adalah kakak tingkatnya yang senang sekali membaca buku berkaitan dengan astronomi. makanya wooyoung sangat hapal dengan nama itu.

“bukunya ga sengaja aku bawa, sekarang ada di apartemen. bilang aja ke kak joong kalo bukunya ada di wooyoung dan nanti dikembaliin,”.

san menaikkan senyumannya, mulai menjabat tangan wooyoung. “gue choi san, salam kenal ya?”.

mereka mulai menatap netra satu sama lain, bahkan tautan tangan mereka belum dilepaskan. tanpa sadar, seorang perempuan mengamati mereka dan hendak menghampiri mereka.

“CHOI SAN, BAJINGAN YA LO!”.

PLAK!

baik san maupun wooyoung sama terkejutnya ketika sejeong melayangkan tamparannya pada pipi san. sejeong terlihat marah saat ini.

“bisa-bisanya gue pacaran sama bajingan kayak lo,”.

sejeong terlihat ingin menampar san, lagi. tapi tangan san menahannya. “salah siapa yang mau sama gue? padahal udah banyak berita kalo gue bajingan. lo pikir, dengan lo pacaran sama gue bisa ngubah image bajingan gue?”.

“choi san lo keterlaluan. kalo lo bosen sama gue, bilang! kenapa lo ga angkat telfon gue hah?!”. kini tangan sejeong memukul-mukul dada san sambil menangis.

“iya. gue bosen sama lo, puas? sekarang pergi,”.

sejeong menghentikan pukulannya. menatap san tak percaya. ”gue gapernah cinta sama lo, sejeong. never,”.

“trus kenapa lo nembak gue?”.

“buat nambah kesan bajingan, maybe? lo cuma figuran di hidup gue,”.

sejeong memutar bola matanya. menarik kerah kemeja san. “gue gatau itu alasan asli apa palsu. but i warn you, if you can't be intelligent, be a good person,”. sejeong sedikit menekankan kata-kata terakhirnya dan meninggalkan san.

san berbalik badan melihat wooyoung yang masih melongo melihat kejadian tadi. “woo, gue boleh pinjem pelukan sebentar?”.

wooyoung mengangguk, mengisyaratkan san untuk berbaring disampingnya. “gue dicap brengsek, gaada salahnya kan ngebuktiin hal itu walaupun sebenarnya gue jauh dari kata brengsek?”.

wooyoung mengelus-elus surai hitam milik san. “aku gatau kamu punya masalah apa, tapi kalo itu berkaitan dengan perempuan yang menangis, kamu salah san.”

“life is a choice, and we must dare to choose,” kata wooyoung.

“life is a choice, and we must dare to choose,” kata wooyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

btw kalo kalian mau tau bukunya hongjoong, nih aku kasi liat

btw kalo kalian mau tau bukunya hongjoong, nih aku kasi liat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

see you on the next chapter!~

skenario rumit semesta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang