dua dua ; jangan dulu pergi

1K 205 11
                                    

disini hongjoong dan seonghwa berada, di taman berbunga. dengan seonghwa yang mendorong kursi roda hongjoong dan hongjoong yang terlihat kurus pucat.

seonghwa mendorong kursi roda hongjoong mendekati pohon yang rindang. mereka membuka kotak makannya dan saling menyuapi satu sama lain.

“gimana? enak ga masakanku?”.

hongjoong mengangguk, dia terlalu lemas untuk berbicara. hongjoong mengelus pipi seonghwa, “hwa, makasih,”. seonghwa yang tersenyum menatap hongjoong.

“makasih untuk apa?”.

“makasih untuk semuanya. bahkan kamu ga ninggalin aku walaupun kamu tau, akhir cerita kita kayak gimana,”.

seonghwa terdiam sejenak. “can i confess something?”. seonghwa mengangguk. tidak, seonghwa tidak boleh menangis dihadapan semestanya. “your smile is the prettiest smile i have ever seen,”.

“can i confess something as well?” tanya seonghwa yang dihadiahi anggukan oleh hongjoong. “the smile only exists when im with you,”.

hongjoong mengambil kotak makan ditangan seonghwa dan menaruhnya kembali di tas. mereka berhadapan sekarang. “senyum mu gaboleh pudar. meskipun aku gaada disini,”.

“how? how can i? aku terlalu takut sama realita. aku bahkan gatau sekarang aku mimpi atau ga,”.

semesta benar-benar mengendalikan hidupnya. ia tidak bisa berbuat apa pada takdir semesta. “joong, aku boleh egois ga sih? sekali aja,”.

“aku mau kamu tetep disini, disamping aku. im not okay when you not around,”.

ah, dua anak didikan semesta itu saling menebarkan kebencian pada gurunya. yang satu dengan diam, yang satu dengan tangisan. “but babe, im still here,” kata hongjoong.

seonghwa menghapus air matanya. “kamu pernah mikir ga joong, gimana kondisiku?”. seonghwa tertawa pelan kemudian melanjutkan bicaranya. “aku cuma pengen bahagia sama kamu. kenapa semesta malah ngehancurin ekspetasi itu?”.

“kenapa diantara banyak manusia, semesta lebih milih kita untuk dihancurin?”.

“terlebih lagi lawanku tuhan, gimana caranya aku menang joong?”.

hongjoong mengunci bibir seonghwa dengan kecupan sekilas. setidaknya agar seonghwanya tenang. “kamu bisa minta putus kalo gitu,”.

seonghwa menatap hongjoong lalu menyandarkan kepalanya pada bahu hongjoong. “kenapa harus putus kalo berdua aja masih sanggup,”.

seonghwa menghela nafasnya. “pertemuan tersampis, diiringi suara hening pemakaman nanti.”

“hwa, mau ga kita bahagia bareng di kehidupan selanjutnya?”.

ucapan hongjoong membuat seonghwa membeku, lalu tak sadar air matanya jatuh membasahi pelupuk matanya. “aku mau kita bahagia di kehidupan ini. bukan di kehidupan lain,”.

hongjoong menatap langit cerah. “yunho pasti marah kalo aku cepet-cepet ninggalin kamu,”.

seonghwa menepuk nepuk dadanya. “sakit banget joong. gimana caranya aku tegar kalo nanti aku cuma bisa liat nisanmu?”.

hongjoong menggeleng. “belum waktunya,”.

hongjoong menepuk pundak seonghwa. membiarkan seonghwa menangis sebebasnya. hongjoong tidak akan menangis, ia sudah tahu konsekuensinya.

“pulang yuk?”

seonghwa mengangguk. mulai mengemasi barang-barang dan segera meninggalkan taman. tapi ia sedikit merasa tidak enak pada hatinya. ia merasa sesuatu akan terjadi.

pikiran seonghwa berkecamuk, ia tidak tahu mengapa ia merasa demikian. ia lalu membangunkan hongjoong dan membantunya untuk sampai di kursi roda.

biasanya jika sampai di rumah, hongjoong tidak lagi memakai kursi rodanya. ia akan berjalan sendiri. baru sampai di depan rumah, hongjoong ambruk.

hal itu membuat seonghwa terkejut, hongjoong kelihatan tidak bisa bernafas, ia memegang kepalanya. mama papa hongjoong yang mendengar sesuatu dari kamar tamu segera keluar.

“HONGJOONG! HWA CEPET PANGGIL AMBULANCE!”

seonghwa panik, tidak tau harus mulai darimana. segera, ia mengambil telfon. dengan tangan yang gemetar, memencet satu persatu nomor.

tangisan mama hongjoong sudah tidak bisa dibendung melihat keadaan putranya. “JOONG! JANGAN TUTUP MATA KAMU!”.

tidak menunggu lama ambulance sudah berada di depan rumah hongjoong. hongjoong segera dibopong, dengan seonghwa yang menangis dibelakangnya. seonghwa masuk pada mobil ambulance sedangkan papa mama hongjoong menggunakan mobil pribadi.

hongjoong sekarang sedang dipakaikan nebulizer. seonghwa berusaha untuk tenang tapi ia tidak bisa, ia bahkan tidak tahu air mata keberapa yang ia jatuhkan.

“joong, kamu pasti bertahan. kamu ga boleh bohong sama omonganmu. sekarang-hiks belum waktunya kamu pergi, kan?”.

air mata seonghwa mengenai wajah hongjoong, ia menangis sesenggukan. perawat yang ada di ambulance itu hanya bisa menepuk-nepuk pundaknya.

“setidaknya biarin aku liat kamu ketawa lagi,”.

sampai dirumah sakit, hongjoong langsung dilarikan ke ruangan UGD. “JOONG, AKU YAKIN KAMU BISA. SIRIUS ITU KUAT! LAWAN SEMESTA JOONG, DEMI AKU!”.

para perawat mulai menutup pintu itu. tidak membiarkan seonghwa masuk. seonghwa mengacak-acak rambutnya. serangan paniknya terulang kembali. ia mulai menangis, menepuk nepuk dadanya.

ah, ia lupa membawa obatnya. matanya tidak terarah, kepalanya sangat pusing. ia tidak bisa bernafas, perlahan kesadaran seonghwa hilang. dan ia terbaring di lantai UGD dengan mama hongjoong yang kaget sebagai reaksinya.

 dan ia terbaring di lantai UGD dengan mama hongjoong yang kaget sebagai reaksinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seonghwa membuka matanya. ah, atap rumah sakit. ia langsung bangun ketika mengingat hongjoong. ia mulai melepas infusnya, dan berlari, tapi ia bertemu papa hongjoong.

“PAPA!”.

ekspresi papanya membeku. ia menyuruh seonghwa masuk ke dalam ruangannya. seonghwa tidak boleh lelah.

“PA! BILANG KE AKU KALO HONGJOONG BAIK-BAIK AJA,”.

papanya masih terdiam. bagaimana cara memberi tahu seonghwa tentang keadaan hongjoong?.

“hwa. hongjoong udah sehat,”.

senyum seonghwa membesar. ia tampak sangat antusias. “yes! kan udah aku bilang kalo tuhan itu baik, jadi dia kasih kesempatan buat hongjoong,”.

papa hongjoong tersenyum. memberikan seonghwa minum. “iya kesempatan untuk ada di alam-Nya,”.

apa? apa yang seonghwa dengar barusan?. maksudnya apa?.

“maksud.. papa?”.

“selamatin hongjoong yuk, kan dia sekarang ulang tahun. hongjoong pasti seneng kalo kamu yang nyanyiin dia lagu happy birthday,”.

skenario rumit semesta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang