dua satu ; sorai

999 185 18
                                    

[this is yeojong]

hari ini adalah hari dimana yeosang akan menyatakan perasaannya kepada jongho. “gimana woo penampilan gue? cakep kan?” tanya yeosang. wooyoung hanya mengangguk.

“kalo diterima, jangan sakitin dia lagi atau anumu aku potong,”.

yeosang bergidik ngeri mendengar perkataan wooyoung. “kak hwa dimana?” yeosang tak melihatnya dari pagi, sedangkan ini sudah mau menjelang sore. “nemenin kak joong. kak joong sakit,”.

yeosang hanya bersyukur, dia dapat mengutarakan perasaannya pada jongho. kali ini dengan cara yang tepat. ia langsung mengambil kunci mobilnya dan segera menuju cafe.

“yeosang! good luck!” kata wooyoung.

sedangkan yeosang hanya tersenyum dan keluar dari apartemen.

sedangkan yeosang hanya tersenyum dan keluar dari apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

disisi lain, jongho sudah sampai di cafe. ia memilih meja di dalam ruangan sehingga yeosang bisa bebas dalam berbicara. pukul lima lewat delapan, akhirnya yang ditunggu pun muncul.

“hai ho?”.

jongho tersenyum. “kak ochang duduk dulu. mau pesen apa? biar hoho yang traktir,”.

yeosang duduk lalu mengusap surai lembut jongho. “red ocean sama tiramisu frappe aja,”. jongho mengangguk dan memanggil pelayan untuk memesan makanannya.

setelah pelayan itu pergi, jongho menatap yeosang intens. “kak ochang mau ngomong apa?”.

“lo tumben senyumnya sumringah gini? ada apa hm?”.

“ada kabar baik yang mau aku kasih tau ke kak ochang nanti,”.

entah kenapa yeosang mendengar itu menjadi semangat untuk mendapatkan hati jongho kembali. tidak sampai 30 menit, makanan dan minuman yang mereka pesan datang.

mereka mulai memakannya, jongho kelihatan sangat lapar. “ho, sebenarnya gue mau bilang kalo gue suka sama lo,”. jongho yang mendengar itu tersedak.

“maksud kak ochang?”.

“gue suka sama lo choi jongho. would you be my lover?”.

jongho menatap yeosang. masih terdiam dengan pertanyaan yeosang. ia menggenggam erat sendoknya. tangannya terlihat bergetar.

“maaf,”.

jongho menelan ludahnya. “tapi aku gabisa,”.

seketika hati yeosang hancur mendengarnya. ia sudah menanti hari baik ini datang, tapi dia ditolak?. sangat miris.

“kenapa ho? lo tau gue udah berubah! kenapa masih ada ragu dipikiran lo?”.

jongho menggeleng. “intinya aku gabisa,”.

yeosang menatap jongho dengan mata bulatnya, memegang bahu jongho hingga jongho kaget. “tapi gue sayang sama lo ho! kenapa lo gabisa nerima gue? gue mau lo! gue mau kita yang dulu!”.

skenario rumit semesta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang