satu ; kisah klasik awal temu

3.6K 433 50
                                    

“bangsat,”.

hongjoong menghentikan mobilnya saat melihat seorang pria seumurannya hendak lompat dari jembatan. Anak itu kelihatan lebih tinggi darinya. ck, menyebalkan.

“lo! turun! kalo ada masalah jangan mikir cetek gini!” kata hongjoong yang tidak dihiraukan oleh pria itu. hongjoong menghembuskan nafasnya, memutar bola matanya singkat lalu perlahan mencoba untuk mendekati pria itu.

“berhenti,”.

Ia semakin menangis kala hongjoong mencoba mendekatinya. “i know we're strangers, tapi gue bisa jadi pendengar lo sebentar. turun, ya?” hongjoong mencoba menenangkannya, tapi anak itu malah menggeleng.

“lo gausah peduliin gue, gue mau mati aja,”.

“what if i dont want you to die?”.

“just fuck off!”.

hongjoong menggeleng. pikiran pria itu sedang lengah, tanpa memperpanjang waktu, hongjoong menarik tangannya lalu memeluknya. yang dipeluk tentu saja kaget, tapi ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya pada dada hongjoong.

isak tangisnya semakin menjadi-jadi membuat hongjoong bingung.

“sssh, jangan nangis. let's talk what happened to you in my car, okay?”.

hongjoong dan pria itu berdiri. tapi hongjoong merasa kaki manusia disampingnya ini bergetar hebat. tanpa ba-bi-bu, hongjoong menggendongnya ala bridal agar cepat sampai ke mobilnya.

ia meletakkan pria itu di kursi belakang, disusul dengannya. lalu segera menutup pintu mobil. persetan dengan mobilnya yang parkir disembarang tempat. pria ini harus ia tenangkan dulu.

“gue gaada air, kopi mau?”.

hongjoong bodoh.

pria itu menggeleng, sambil terus menangis. hongjoong sangat bingung apa yang harus ia lakukan.

“tumpahin tangis lo sepuasnya, masalah jadi pendengar bisa dipending,”.

hongjoong masih menatapnya, matanya melihat wajah pria yang cantik itu, lalu beralih ke lehernya. tunggu, ada apa dengan lehernya?

“sorry kalo lancang, leher lo gapapa?”.

“hiks—gapapa”.

gemas. itu yang hongjoong rasakan. rasanya ia ingin sekali mentoel-toel pipi pria dihadapannya ini. selepas pria itu selesai menangis, hongjoong tersenyum.

“so, ada apa?” hongjoong memulai pembicaraan diantara mereka. terlihat, orang asingnya itu terlihat ragu untuk bercerita.

“gue bukan bajingan, jadi lo bebas cerita.”

“gue cape, gue juga ga minta dilahirin ke dunia. tapi kenapa gue malah lahir? dasar, anak haram,”.

hongjoong berusaha menelaah kata-katanya. anak haram?

“semesta sayang sama lo,”.

pria dihadapannya malah tersenyum miris. memegang lehernya yang tadi sempat hongjoong bicarakan. “kalo semesta sayang, mungkin gue bisa bahagia tanpa dibully, dicaci, disumpah serapahin.”

“leher ini, sebelum gue kesini, gue sempet sayat pake silet.”

hongjoong menatap tak percaya pria dihadapannya. apa apaan pernyataan itu? tidak masuk akal sampai harus melukai dirinya sendiri. apa masalahnya seberat masalah yang ditanggung hongjoong?.

“look at me, semesta sayang sama lo. semesta ngirim gue kesana buat gagalin upaya bunuh diri lo. sampe sana, paham?”.

“terlalu banyak masalah gue, sampe lupa rasanya bahagia. miris ya?”.

cukup. ini sudah berlebihan. hongjoong saja yang akan mati, tidak menyerah untuk hidup. laki-laki dihadapannya ini malah cari mati.

hongjoong memeluknya sekali lagi. “gapapa, kuat terus kan cape. istirahat dulu. besok lo boleh kuat lagi,”.

“btw, hongjoong, lo?”.

“park seonghwa, panggil aja seonghwa,”.

nama yang cantik. sama seperti orangnya. mata hongjoong terus menelusuri wajah seonghwa. menatapnya intens, membuat empunya tak nyaman.

“joong, makasih ya tumpangan dada lo. gua balik du—”.

“gue anterin,”.

seperti yang hongjoong katakan tadi, ia benar benar mengantarkan seonghwa pulang ke apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seperti yang hongjoong katakan tadi, ia benar benar mengantarkan seonghwa pulang ke apartemennya. ia dan seonghwa tidak banyak bicara dimobil. hanya jokes singkat ala hongjoong yang diiringi kekehan tawa dari seonghwa.

setelah sampai di depan apartemen seonghwa, ia melepaskan sabuk pengaman milik temannya. jantung seonghwa berdetak cepat. ia harus segera keluar dari mobil hongjoong.

sebelum hendak membuka pintu mobil, hongjoong menarik tangan seonghwa hingga wajah mereka berjarak sangat dekat. wajah seonghwa memanas. hongjoong memilih untuk menyatukan dahi mereka.

lalu, ia mencoba untuk mendekati telinga seonghwa. membuat seonghwa bergidik ngeri akan deruan napas hangat milik hongjoong. seonghwa dalam sekejap langsung menutup matanya, menggigit bibir singkat. hongjoong berusaha membisikkan sesuatu ke telinga seonghwa,



















“honestly, i've been in love with you, just now. can i be your true light, seonghwa?”.

 can i be your true light, seonghwa?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halo, ini book pertama aku. maaf ya, kalo jelek. amatiran soalnya. see you in another chapter!

skenario rumit semesta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang