23

679 67 4
                                    

CERITA YANG SELANJUTNYA SILAKAN VOTE, COMENT DAN SHARE YA CERITA INI

⛔TYPO BERTEBARAN⛔

ขอบคุณสำหรับการประเมินเรื่องราวของผู้เขียนอ่านแล้วมีความสุข😊
.
.
.
.
.
.
.

>> Keesokan Paginya <<

Off melihat Gun yang sudah terlihat sangat rapih, pasalnya tak seperti biasanya Gun sudah berdandan rapi di pagi-pagi gini terlihat sekarang pukul 05.00 apa ada syuting???  Off rasa Gun akan terlalu malas jika harus syuting jam-jam seperti ini.

"Gun mau kemana kamu???rapi-rapi sekali"

"Papi Gun mau kerumah sakit" Gun bersiap-siap

"Oh iya sarapannya uda Gun buatkan papi tolong bangunkan Win" Ucap Gun, sambil merapihkan tatanan rambutnya

"Gun, ada sesuatu yang harus aku bicarakan sebelum kamu berangkat" Ucap Off beranjak dari kasurnya.

"Hm?" Tanya Gun yang masih berada didepan kaca memperbaiki tatanannya.

"Chimon dilarikan ke rumah sakit luar negeri"

"Aapa??!kenapa papi ga bilang"

"Kapan Chimon dilarikan ke luar negeri pi? Gun akan menyusulnya" Ucap Gun mencari passport di laci,

"Gun... Kumohon berhentilah Chimon belum tentu benar anak kita Gun"

"Aapa?? Maksudnya papi gapercaya sama Gun??" Ucap Gun dengan mata yang kembali mengeluarkan air mata. Semangatnya untuk bertemu Chimon kini gagal lagi. Tangan Gun memegang lengan Off seakan-akan meminta penjelasan lebih.

"Aku tau Gun kau ingin sekali bertemu dengan Chimon lagi, tapi untuk sementara ini biarkan Chimon dan keluarganya keluar negeri untuk perobatan Chimon"

"Papi??kau tak mempercayaiku??? Kenapa gabilang dari awal Pi aku akan mencarinya sendiri aku mencari buktinya sendiri pi!!!!! Kau tak perlu membantuku lagi Terima kasih atas semuanya"

Gun melangkah pergi meninggalkan rumah, entah apa yang merasuki Gun ia bahkan tak pernah membentak suaminya. Perasaannya sekarang sangat sensitif mengenai anaknya dulu Gun masih belum menerima kenyataan saja itu yang sering dianggap orang-orang. Namun entah mana yang benar antara perasaan seorang ibu atau dengan kenyataan bahwa anaknya sudah meninggal tujuh belas tahun yang lalu.

Sebenarnya Win sudah terbangun sedari tadi mendengar teriakan orang tuanya. Ketakutannya selama ini mulai menjadi-jadi kedua orang tuanya akan terus beradu pendapat sedangkan dirinya tak tau harus memilih siapa diantara keduanya. Win menginginkan keadaan seperti dulu dimana hanya Win, mami dan papinya saja.

Sebenarnya siapa Chimon?? Kenapa mami selalu menyebutkan namanya apa benar aku mempunyai adek laki-laki??? Win bertanya-tanya pada dirinya sendiri ia bahkan tak tau jika dirinya memiliki seorang adek. Pertanyaan itu seakan-akan menjadi pertanyaan retoris yang hanya bisa dijawab oleh waktu.

Aku akan menanyakannya pada Chimon nanti, batin Win.

>> Sekolah <<

Win menunggu orang yang ia cari didepan kelas untungnya kelasnya bersebelahan dengan kelas Chimon hingga ia bisa menunggu kehadiran Chimon dengan berada didepan kelasnya saja.

"Heh denger ga siswa populer disini Chimon sama Ohm pindah sekolah keluar negeri loh" Bisik-bisik cewe yang ada disebelah Win

Walaupun itu hanya bisik-bisik Win masih bisa mendengar dengan jelas.

Chimon WachirawitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang