4

1K 93 3
                                    

TYPO BERTEBARAN⛔

Selamat Membaca 🤗










"Em boleh aku gabung sama kalian??" Pluem.

Ohm dan Chimon menatap Pluem, Ohm memberikan kode untuk duduk disamping adeknya Chimon, seakan paham dengan kode Ohm, Pluem segera duduk disamping pujaan hatinya. Namun semua seakan terhenti ketika...

Chimon POV

Mengerti gerakan pluem yang hendak duduk disampingnya Chimon, menatap pluem dengan tajam, memberi kode juga untuk tidak duduk disampingnya.

"Dek!" Seru Ohm,

"Apa!" Mon,

"Biarkan Pluem duduk disampingmu" Ohm,

"Apaan sih, gak!!" Tolak mentah-mentah Mon,

"Sudah-sudah aku duduk disebelah Ohm saja" Mengalah Pluem,

"Bagus kalau begitu" Mon,

"Chimon Wachirawit!!!sejak kapan kamu gak sopan sama orang lain!!!cepat minta maaf!!!" Marah Ohm,

Ohm itu orangnya penyabar tapi, namun ketika dia menyebutkan namanya dengan lengkap, ini tidaklah main-main.

Ohm yang tak bisa mengendalikan emosinya, seakan muak dengan segala perilaku adeknya ini. Sikap Chimon dari kemarin membuat Ohm sekarang naik pitam.

Chimon yang terkejut dengan Ohm yang tiba-tiba marah padanya membuat Chimon kesal dan segera meninggalkan tempat. Abangnya tak pernah memarahinya didepan umum kini mempermalukannya. Menyebalkan.

Ini memalukan,

Apa salahku??? hey ini bukan yang pertama kali aku bersikap dingin seperti ini. Lalu kenapa baru kali ini abangnya memarahinya di depan umum, batin Chimon.

Pluem merasa sangat bersalah, karena dirinyalah hubungan saudara antara abang dengan adeknya menjadi rentan.

"Ohm, maaf" Sesal Pluem,

"Hey, kau gak salah Pluem, Chimon saja yang masih saja belum belajar dengan traumanya" Balas Ohm,

"Trauma??trauma apa,Ohm?" Binggung Pluem,

"Iya, sudah jangan dibahas aku malas mengungkitnya" Jawab Ohm cuek, melihat Pluem yang sangat penasaran...

"Jika kau penasaran tanyakan sendiri ke Chimon" Tambah Ohm yang melihat Pluem menjadi penuh penasaran sekarang. Pluem pasrah dan sadar diri kalau dia memang bukan siapa-siapanya Chimon dan dia tidak berhak mengetahui privasi Chimon apalagi tanpa seizin dari pujaan hatinya sendiri. Terlebih karena dirinya juga hubungan dengan abangnya menjadi rentan. Pluem pasti tau jika Chimon sekarang marah padanya. Hufffffttt....

Belakang Sekolah

Di belakang sekolah, Chimon menangis tersendu-sendu. Chimon itu rapuh, sangat rapuh. Seberapapun ia sembunyikan dengan sifatnya yang dingin maupun angkuh tetap saja ia tak mampu menyembunyikan kerapuannya. Sekarang dinding yang ia bangun dengan kokoh dan sulit dihancurkan menjadi hancur lebur karena perdebatannya dengan abangnya.

Cih..lemah, batin Chimon.

Dengan secepatnya Mon menghapus air mata itu dan bergegas pergi, Mon tak ingin seseorang melihatnya menangis. Namun tanpa disadari seseorang melihatnya menangis tersendu-sendu namun ia bersikap tak peduli dengan Chimon, yah walaupun sebenarnya tidak.

Itu bukannya Chimon ya?

Ahh,, mungkin perasaanku saja, tapi suara itu milik Chimon, batin cowo itu dengan penuh penasaran cowo itu memastikan siapa yang sudah mengganggu waktu tidurnya.

Chimon WachirawitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang