***
"Kura-kura Biru! Kenapa kau hanya diam berdiri disana?! cepat datang!!"
Khun mematung berdiri di pintu masuk kamar pribadi. Mata kobaltnya tampak menatap horror siapa-siapa saja yang ada di dalam ruangan luas tersebut.
Atas desakan Rak yang terus menerus menagih janji Khun akan segunung pisang lebih dan traktiran makan besar yang di paksakan oleh sang Buaya agar Khun lakukan. Khun harus dengan terpaska menyetujui agar mereka bertemu di sebuah resto ternama yang memiliki cukup banyak cabang di tiap lantai Menara. Restoran yang terkenal dengan makanan enak dan harga selangitnya dan juga fasilitas di mana tersedianya ruang pribadi untuk para tamu VVIP yang sudah mereservasi lebih dahulu..
Ruang VVIP itu luas dan besar, cukup untuk menampung sekelompok kecil prajurit. Dan di dalam sana, selain Rak yang tampak jengkel menunggu Kura-kura biru nya terlalu lama. Ada beberapa wajah akrab lainnya yang membuat Khun menyesal tidak membawa Ran ataupun Novick bersamanya.
Shibisu tampak mengukir senyum bodoh khasnya saat melambai ke arah Khun, disampingnya Hatz tampak mendengus marah saat mata ravennya menolak untuk menatap Khun. Endorsi dan Anaak secara mengejutkan sangat kompak tampak diam menatap Khun tajam, mereka seakan siap untuk bertarung kapan pun waktu membutuhkan. Lauroe seperti biasa tertidur. Ehwa tampak canggung memeluk Miseng duduk di samping Goseng dan Horyang.
Lalu kemudian, kehadiran lain yang membuat Khun merasa seakan dia baru saja memasuki mimpi buruk.
Wangnan yang mengukir senyum kikuk menyapa nya. Yura yang tampak menahan Rachel dari maju menusuk Khun dengan pisau di tangannya. Dan kemudian, Baam yang tampak mengukir senyum tampan di wajahnya sementara HwaRyun berdiri di belakang Baam seperti bayangan. Menatap Khun dengan sinyal memperingatkan.
Hei! Ini bukan keinginan ku juga untuk bertemu dengan Dewa-mu itu!
"Hei Khun, lama tidak jumpa!" sapa Shibisu saat Khun mengambil duduk diantara dirinya dan Wangnan, "Kau tampak sehat, ah, tapi apakah itu foundation di wajahmu? Kau pasti bekerja terlalu keras sampai kurang tidur huh?"
Khun tanpa sadar menyentuh kantung mata nya, "......"
Endorsi mendengus, "Huh! Itu bagus, terus lah bekerja sampai kau mati di meja kerja mu!"
Rachel mengangguk setuju yang kemudian menerima delikan tajam dari Endorsi. Walau memang mereka semua sudah tahu kalau semua perbuatan buruk dan pengkhianatan Rachel di masa lalu bertujuan baik untuk Baam, Endorsi masih saja membenci gadis berbintik tersebut. Alasannya tentu saja karena Baam yang makin jauh dari kejaran Endorsi.
Mata kobalt itu beralih menatap Rak tajam, tampak marah dan menyalahkan.
Rak di sisi lain tampak acuh saat kemudian memesan makanan, Ehwa yang mencoba keluar dari situasi canggung juga mengikuti jejak Rak.
Helaan nafas pelan dia keluarkan saat mencoba mengabaikan beberapa tatapan tak mengenakkan di meja tersebut. Memilih untuk ikut melihat menu yang ada, mata kobaltnya berkilat jengkel melihat hal-hal yang dipesan oleh Rak benar-benar makanan yang tak bermanfaat dengan harga selangit. "Oi Buaya! Untuk apa kau memesan makanan jenis itu? Kau bahkan tidak akan menyukai nya!"
"Hah! apa maksudmu Kura-kura Biru? Aku memesan tentu saja karena aku menyukainya! Dan apa kau tidak lihat disana!" cakar Rak menunjuk gambar makanan yang tersedia di daftar menu, "Itu pisang!"
"......" Khun membuka dan menutup mulutnya beberapa kali, tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kalau rupa makanan tersebut tidak seperti yang mungkin di bayangkan oleh Rak rasanya. Melihat kembali kepada nilai harga makanan yang bisa dipastikan tidak akan di makan oleh Rak, Khun merasa dia baru saja membuang uang secara sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Lovely Betrayal
FanfictionFanfiction of webtoon Tower of God Cover art by @DELete_breath from Twitter ----------- Pengkhianatan demi pengkhianatan yang sudah menimpanya selama ini membuat Baam berpikir dia sudah kebal akan semua itu. Dia berpikir dia tidak akan merasa begitu...