***
Baam menatap kosong pemandangan di luar kapal. Kota-kota metropolitan di bawah sana nampak berkilau dengan cahaya lampu yang gemilang, membuat bias cahaya di langit malam buatan administrator lantai.
Beberapa alat transportasi nampak melintas di atas kota. Membawa garis cahaya seiring cepatnya mereka bergerak.
"Kita sudah sampai, ayo." Hwaryun bangkit berdiri. Dengan langkah anggun menuruni kapal saat dia melipat kedua lengannya di depan dada. Matanya menelusuri tempat pendaratan mereka dengan pandangan acuh sebelum kemudian mengambil jalan.
Baam mengikuti dalam diam. Dia tidak pernah mempertanyakan jalan yang dipilihkan oleh Hwaryun padanya. Baam percaya pada Hwaryun. Setidaknya Baam mencoba untuk terus percaya.
Hwaryun tahu Baam sudah mulai menutup diri. Baam mulai tidak mempercayai seseorang dengan mudah. Sejak pengkhianatan Khun di Sarang, Baam mulai meragukan semua orang. Bahkan walau Baam tidak mengatakan itu dengan keras, Shibisu dan yang lain merasakan kewaspadaan Baam terhadap mereka. Mereka tentu tidak suka, tapi mereka juga tidak bisa menyalahkan Baam.
Pertama kali dia dikhianati oleh wanita yang dia anggap sebagai saudara nya sendiri, dan pengkhianatan itu bahkan tidak sekali dua kali. Lalu setelah banyak pengkhianatan terjadi, saat semua orang berpikir Baam tidak akan mengalami pengkhianatan lagi karena Baam sudah tidak terpaku pada Rachel lagi. Sebuah kejutan datang bukan hanya mengejutkan Baam. Shibisu dan Endorsi juga terkejut.
Khun mengkhianati Baam. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Bahkan itu adalah sesuatu yang mustahil untuk terjadi saat mengingat bagaimana Khun sangat mempedulikan Baam. Tapi itulah yang terjadi. Khun mengkhianati Baam, sejak awal hingga akhir itu adalah kebohongan.
"Yo Baam, lama tidak jumpa." Shibisu melambaikan tangannya, menyapa Baam. Disamping nya ada Hatz yang hanya mengangguk acuh sebagai sapaan.
"Halo Tuan Shibisu, Tuan Hatz." Balas Baam menyapa seadanya.
"Kita sudah tidak bertemu lebih beberapa tahun. Kau benar-benar tampak berbeda seakarang." Shibisu menatap Baam mengukur, melihat bagaimana tubuh tegap sang Irregular di balut setelan jas berwarna hitam dengan dasi merah tampak begitu tampan. "Hm, kau menjadi semakin tampan seiring waktu berlalu."
Baam tersenyum kecil, "Kau juga Tuan Shibisu, setelan itu cocok untuk mu."
Mengibaskan tangannya acuh, wajah Shibisu meringis saat mendengar pujian dari Baam. "Penilaian dari Endorsi dan Hatz sudah menyadarkan ku, kau tak perlu berbohong untuk itu Baam."
Baam, "Aku jujur, walau memang kau lebih cocok memakai jersey"
"Ugh, sudah ku duga." Shibisu mengepalkan telapak tangannya di dekat dada, bertindak seakan dia telah sakit di tempat yang tak terduga, begitu dramatis. Hatz memukul kepala Shibisu saat dia menegur, "Sudahlah, acaranya akan segera dimulai. Ayo masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Lovely Betrayal
FanfictionFanfiction of webtoon Tower of God Cover art by @DELete_breath from Twitter ----------- Pengkhianatan demi pengkhianatan yang sudah menimpanya selama ini membuat Baam berpikir dia sudah kebal akan semua itu. Dia berpikir dia tidak akan merasa begitu...