***
"Tidak ada."
Khun mengembalikan pandangannya pada Baam yang sudah di tambahkan shinsu penahan oleh Novick. "Aku datang kemari bukan untuk bernostalgia jika itu yang kau pikirkan, Tuan Viole. Aku berada disini untuk bekerja. Jika kau memang tidak memiliki sesuatu untuk di beritahukan, maka aku akan undur diri."
Cahaya cemerlang di mata emas itu nampak berubah berganti menjadi lebih hambar saat dia tertawa kecil. "Aku mengerti,... lalu apa yang akan putuskan untuk ku?"
"Itu mudah, kau akan di isolasi di markas Wolhaiksong. Aku yakin orang-orang disana akan menyambutmu dengan tangan terbuka." Khun merapikan pakaiannya yang sedikit kusut saat dia berujar acuh. "[Slayer FUG berdamai dengan Raja Menara, Dia setuju untuk melepaskan semua keluhan dan jabatannya dan memilih untuk bergabung dengan Wolhaiksong untuk mewujudkan kehidupan menara yang lebih baik bersama], bagaimana itu, bukan itu akan menjadi judul berita yang menakjubkan?"
"Tidak buruk, Pihak Zahard akan mengambil kesempatan ini untuk mendorong FUG ketepi, dan FUG sendiri bisa memastikan keberadaan ku lewat berita itu dan kemudian mencari cara untuk mendapatkan ku kembali,..."
Baam terdiam sejenak, melihat Khun berjalan menuju pintu. Baru pada saat itulah dia lanjut berbisik pelan. "Jika mungkin, aku tidak ingin kau berada di sana pada waktu itu."
Langkah Khun terhenti sejenak saat dia melirk Baam dari balik bahunya. Mata kobalt itu jelas berkilau heran dan bingung bercampur rasa terkejut.
"Kau bisa yakin aku menganggapmu sebagai musuh sekarang, Khun. Kau adalah pengkhianat licik yang menjijikkan yang menyebabkan kematian dua guru ku. Aku tidak akan memaafkan mu seumur hidupku." Baam berucap dengan nada lembut yang mana sama sekali tidak cocok dengan kata-kata yang dia lontarkan. "Karena itu jangan biarkan aku melihat mu, oke?"
"... Oke."
Khun menjawab dengan suara yang relatif bernada lembut, tidak seperti nada yang sebelumnya dia gunakan. Pemuda biru itu berbalik menatap Baam, membuka mulut hendak berbicara tapi kemudian mulut itu kembali tertutup dan memilih tidak mengatakan. Dia berbalik pergi di ikuti oleh Novick.
"... dia ternyata masih naif seperti dulu." Desah Khun lelah setelah pintu ruang medis tertutup rapat.
Berjalan melewati koridor sepi yang dilengkapi dengan sistem keamanan yang mumpuni. Novick membantu nya melepas mantel bernoda darah saat berkomentar. "Menurutku dia bodoh karena tidak bisa mengambil keputusan. Antara harus terus mempercayai mu atau berhenti percaya pada mu."
Khun berguman sebagai tanggapan. Dia dengan jelas melihat bagaimana Baam masih memiliki harapan padanya. Namun di sisi lain Baam juga sudah membencinya begitu besar. Dua perasaan itu bertumbukan membuat tindakan sang Irregular tidak menentu.
"Komandan, apa anda akan tetap pergi?" tanya Novick mengingat jadwal pertemuan Khun sore ini.
"Tentu saja, ada banyak pekerjaan dan tidak baik untuk menunda-nunda."
Novick diam-diam melirik gurat kelelahan di wajah pemuda biru itu saat dia memberi saran, "Tapi itu bukan hal yang salah juga kalau kau mengambil waktu untuk istirahat."
"Aku bisa istirahat di kapal, kau urus saja semua yang ada disini."
Novick mengawasi kepergian kapal yang ditumpangi oleh Khun. Dia sebelumnya sudah berulang kali meminta agar Khun membawa beberapa orang sebagai pengawal, namun selalu di tolak. Alasannya sendiri karena Khun tidak akan bisa benar-benar beristirahat jika dia diawasi bahkan walau itu untuk kebaikannya.
Novick berhenti mengajukan saran itu saat Khun memperlihatkan inventari armor miliknya yang sebelumnya dicuri dari gudang milik Khun Eduan namun kemudian di upgrade oleh Edwardu atas perintah Zahard. Tentu Novick tidak perlu khawatir selama ada benda itu bersama Khun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The Lovely Betrayal
FanfictionFanfiction of webtoon Tower of God Cover art by @DELete_breath from Twitter ----------- Pengkhianatan demi pengkhianatan yang sudah menimpanya selama ini membuat Baam berpikir dia sudah kebal akan semua itu. Dia berpikir dia tidak akan merasa begitu...