[14]

1.8K 205 29
                                    

***

Cahaya matahari pagi buatan administrator menerobos masuk melalui gorden jendela yang tidak tertutup rapat. Perlahan cahayanya jatuh menyinari dua sosok yang berbaring di atas ranjang besar.

Salah satu dari mereka berada paling dekat dengan jendela sehingga dia dengan cepat terganggu dengan cahaya yang menyinarinya. Bulu mata biru keperakan itu bergetar, erangan malas terdengar saat perlahan mata itu terbuka. Mata kobaltnya menyipit membenci cahaya yang menganggu tidurnya.

Setelah sekian lama akhirnya aku bisa tidur dengan baik, lalu kemudian gangguan ini datang! Menyebalkan!

Kesadaran Khun masih belum terkumpul sepenuhnya. Adalah suatu fakta kalau dia masih dalam keadaan linglung dan belum bisa berpikir dengan baik saat baru bangun tidur, dia perlu mengisi dirinya dengan secangkir kopi terlebih dahulu agar otaknya bisa berfungsi lancar.

Laki-laki biru itu baru saja hendak bangun untuk mencari kopi untuk dirinya sendiri, tubuhnya membeku diam saat dia menyadari dia ditahan. Melihat kebawah, sebuah lengan kuat tampak melilit pinggangnya. Otak Khun yang masih belum diberi kopi kosong saat dia menoleh, mendapati Baam yang masih tertidur di belakangnya.

Apa yang semakin membuat otak Khun tidak bisa bekerja adalah fakta bahwa baik dirinya maupun Baam sama sekali tidak memakai sehelai kain pun yang membalut tubuh mereka –selain selimut.

Siapa aku? Dimana Aku? Situasi apa ini?

Irregular itu mungkin merasakan pergerakan Khun, sehingga dia mengeratkan lilitan tangannya di pinggang Khun. Menarik laki-laki biru itu lebih dekat dengannya. Khun membuat suara tercekat karena terkejut, yang dengan sukses berhasil membangunkan Baam kali ini.

Kelopak mata sang Irregular itu sedikit bergetar sebelum terbuka, memamerkan manik emas berkilau yang tampak mewah. Baam mengukir senyum kecil saat dia melihat Khun. "Selamat pagi, Khun."

"...ah pagi?"

Baam tertawa kecil, tahu bahwa kesadaran mantan sahabatnya ini masih belum terkumpul sempurna. Pertama jelas karena faktor Khun yang belum meminum kopi, kedua karena efek racun yang Khun miliki kemarin malam membuat dia cukup kacau. "Aku akan menyiapkan kopi, kau bisa beristirahat lebih lama."

Khun bengong. Dia terdiam saat melihat Baam dengan santai turun dari kasur dan mengambil pakaiannya yang tersebar di lantai. Baam melempar mereka ke dalam keranjang di sudut ruangan, sebelum kemudian mengeluarkan jubah hitam longgar untuk menutupi dirinya sendiri.

Sama sekali tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Baam untuk membuat kopi favorit Khun. Dia cepat kembali dan menawarkan secangkir kopi kepada Khun yang masih tengah mencoba menguraikan situasi mereka. Sang Irregular juga meletakkan bubur ringan sebagai sarapan di atas nakas samping. Aromanya ringan namun mengugah selera. Sangat cocok untuk menghangatkan perut.

Khun sedari awal diam, menjauh dari menatap sang Irregular. Dia menyesap kopinya perlahan saat dia perlahan menyusun apa saja yang terjadi semalam. Dan seketika otaknya bekerja normal, Khun merasa dia baru saja jatuh dari puncak menara.

Racun yang di berikan oleh bajingan yang sudah menjadi mayat kemarin malam itu berulah. Sebelumnya Khun berhasil membuat racun itu reda untuk sementara tidak lebih karena Khun sendiri memang memiliki ketahanan terhadap racun –terima kasih pada Rachel dan siksaannya sebelumnya, Khun mengembangkan tubuh yang lebih tahan terhadap racun setelahnya.

Namun walau begitu tidak berarti Khun tidak memerlukan penawar. Dia hanya bisa menekan efek racun itu, tidak memusnahkannya. Sehingga sejak awal Khun benar-benar hanya berniat mengambil belatinya dari Baam dan kembali bersama Ran dan Novick untuk mendapat penawar. Dia sama sekali tidak memperhitungkan untuk tinggal lebih lama dan berakhir dengan racun itu kembali bangkit menyerangnya.

Sebenarnya itu tidak bisa dikatakan sebagai racun secara keseluruhan juga. Itu lebih seperti obat afrodisiak kuat yang akan membuat korbannya menjadi menyerah dengan nafsu mereka hingga tidak bisa melawan. Dan semalam Khun dalam keadaan penuh nafsu segera setelah racun itu bekerja.

Khun menundukkan kepalanya dalam, mengingat jelas bagaimana dia yang terliput nafsu menggoda Baam. Melakukan hal-hal kotor, mencoba menarik perhatian Baam untuk ikut tenggelam bersamanya.

Mengingat bagaimana tangannya sendiri menjelajah nakal keseluruh bagian tubuh sang Slayer. Mengingat bagaimana dia mencium sang Slayer penuh nafsu saat dia terus menggesekkan tubuh mereka bersama.

Khun merasa dirinya benar-benar pantas disebut Putra Eduan sekarang. Ya ampun, aku bajingan!

"Khun," panggilan Baam menyentak roda pikiran Khun. "Aku sudah membuatkan bubur, ayo dimakan sebelum dingin."

Mata kobalt itu menatap Baam waspada. Tentu Khun ingat jelas, walaupun dia semalam sangat rentan dan lemah. Baam benar-benar menepati janjinya untuk tidak melakukan hal-hal yang melewati batas. Baam bertindak pasif semalam, membiarkan Khun menikmati tubuh kuat sang Slayer.

Mereka pada dasarnya tidak melakukan sampai penyatuan, hanya saling menggesek untuk memuaskan diri. Dan Khun benar-benar merasa malu saat mengingat bagaimana dia datang berkali-kali hanya dengan cara begitu saja. Memalukan!

Khun menatap lantai dengan pandangan kosong, membiarkan air shower menguyur tubuhnya. Dia benar-benar tidak percaya dengan semua apa yang terjadi semalam. Dirinya diam-diam bersyukur karena Baam tidak mengungkit hal-hal apapun tentang kondisinya itu, dan juga sang Irregular masih bersikap normal.

Khun sebelumnya sempat khawatir Baam akan memakai kejadian semalam sebagai alasan bahwa Khun memberi sang Irregular kesempatan untuk mendekat lebih banyak. Syukurlah Baam sepertinya masih mengerti kalau Khun tidak sedang berada dalam kondisi berpikir jernih semalam.

Pemuda biru itu memeriksa dimana sebenarnya dia berada dengan bantuan lighthouse nya. Mengetahui bahwa Baam telah membawanya ke sebuah bunker pribadi yang pada dasarnya hanya bisa dibeli dan dipunyai oleh seorang regular. Seorang ranker pada dasarnya tidak mungkin mengambil tempat disana sehingga itu memang sangat cocok untuk mereka untuk menghindar.

Selain itu, tempat bunker itu berada cukup terpencil dan juga merupakan bunker elit dengan harga mahal yang akan membuat seorang regular biasa akan langsung bangkrut kehabisan point.

Saat Baam menyelesaikan mandinya. Lelaki Irregular itu sama sekali tidak terkejut saat tidak menemukan Khun di kamar tempat mereka berbagi sebelumnya. Walau ada bagian terkecil dari dirinya yang ingin agar Khun tinggal lebih lama. Baam mengerti Khun tidak ingin berhubungan dengan Baam untuk sementara waktu.

___

Dia baru saja kembali dan hendak pergi kekamarnya saat HwaRyun mencegat. Pemandu dari ras Penyihir Merah itu menatap Baam serius.

"Viole, kau harus berhenti segera selagi masih bisa."

Alis Baam bertaut, dia sadar apa yang dimaksud oleh HwaRyun untuk dihentikan, dan dia jelas tidak senang. "Aku pikir kau akan membiarkan aku memilih jalan ku sendiri, nona Hwaryun."

"Ya itu benar!" HwaRyun mengiyakan. "Tapi sebagai pemandumu aku juga memiliki kewajiban untuk memperingatkanmu!"

"Viole, jalan yang kau pilih sekarang ini bukanlah jalan yang baik. Kau akan membawa kehancuran bagi dirimu sendiri dan orang lain!"

Baam menghela nafas pendek saat dia mengangguk, mengungkapkan pengertiannya saat dia melewati HwaRyun untuk memasuki kamarnya sendiri.

HwaRyun menatap pintu yang tertutup dengan pandangan intens. Sadar betul bahwa Dewa-nya sama sekali tidak menganggap serius apa yang baru saja HwaRyun peringatkan.

Tidak! Dewa-nya hanya berhenti bersikap peduli pada kesejahteraan orang lain dan lebih fokus pada keinginan pribadi. Berbeda di masa lalu, Dewa-nya yang sekarang lebih egois.

.

.

.

.

.

Tbc~

Niatnya sih pen aku up ketika udah ganti cover dulu, tapi ya aku mager bikin covernya😅

05 Sebtember 2020

[BL] The Lovely BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang